The Time I Loved You

Part 2

Chanyeol's POV

"N-Ne?"

Gadis itu terkejut mendengar ucapanku. Ya, tentu saja ia akan terkejut. Semua gadis juga akan memberikan reaksi yang sama saat suaminya tiba-tiba saja berkata kalau ia tidak bisa menerima pernikahan mereka.

"Maafkan aku." Ujarku tenang tanpa ekspresi. Bahkan rasa bersalah pun tak sempat terlintas diotakku.

Gadis itu bungkam. Ia menunduk dan raut mukanya terlihat sedih. Bagus, sebentar lagi dia pasti akan menanggis dan menamparku lalu menelpon kedua orang tuanya dan kami akan bercerai.

Kemudian selesai!

Aku menyeringai dalam hati dan menunggu respon darinya. Bahkan pipiku sudah bersiap menerima cakarannya. Oh, ayolah. Para wanita jalang diluar sana selalu bertindak liar saat aku memutuskan mereka secara sepihak. Apalagi gadis ini? Ia baru saja bahagia atas pernikahannya tapi belum 24 jam pernikahan ini berjalan, si lelaki secara terang-terangan ingin bercerai. Ah, malang sekali.

Kulihat gadis itu berdiri. Sepertinya ia sudah tidak sabar untuk menghabisiku.

.
.
.

"C-Cheosonghamnida...."

.
.
.

Mwo?!

.
.
.

"A-Aku ingin kembali kekamar."

.
.
.

What the--

.
.
.

Aku menghela nafas tak percaya.

Kenapa reaksinya hanya seperti itu?

Kenapa dia tidak melakukan apa-apa?
Bukankah seharusnya dia marah?

Atau setidaknya dia menanggis didepanku!

Tapi... kenapa dia malah meminta maaf dan pergi begitu saja?

Sial.

Gadis itu benar-benar membuatku bingung.

.
.
.

Keesokan harinya.

Aku terbangun dari tidurku. Ah, ternyata aku tertidur diruang kerja. Bagus, sekarang jam berapa? Mataku melirik jam weakerku yang berada diatas nakas.

06.30?

Aish, aku terlambat.

.
.
.

Aku langsung terburu-buru keluar kamar. Aku sibuk mencari dasi. Sial, dimana benda itu?!

"C-Chan Yeol-ssi... apa yang sedang kau cari?" Tiba-tiba saja gadis itu muncul dari arah dapur dengan celemek yang sudah terpasang ditubuhnya.

"Aku sedang mencari dasi." Aku lalu masuk kedalam kamarnya mengingat koperku ada disana.

"U-Uhm... Bukannya hari ini hari minggu?"

.
.
.

Apa katanya tadi?

.
.
.

Minggu?

.
.
.

Sial.

.
.
.

Setelah selesai mengganti pakaian, aku segera keluar kamar dan menuju dapur untuk sarapan. Kulihat gadis itu sudah ada disana. Ia duduk dengan tenang tanpa menyentuh makanan itu sedikit pun.