Meet

440 33 2
                                    

           Hari Kamis, hari yang membosankan bagi teman-teman Yuri, karena terdapat mata pelajaran sejarah. Apabila masuk pada materi baru, siswa disuruh untuk mencari bahan materi yang akan dipelajari, dan itu akan menyita tenaga karena harus mencarinya di perpustakaan dan setelah itu menulisnya di buku catatan masing-masing. *Ck.., yaelah Shi.., ya jelas lah di buku catatan masing-masing, kalo nulis di punyanya orang lain kasian yang dapet tulisan jelek, kan sulit bacanya Shi.... Ah Sushi ini gimana sihh...  :D

"Anak-anak, hari ini kita mempelajari tentang perang dunia ke II. Saya akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang perkelompoknya. Dan saya akan memberi tugas yang berbeda dari masing-masing kelompok. Apa kalian mengerti?" ucap songsaenim.

"Ne..." balas siswanya dengan serentak dan malas.

"Kau, kau, kau, kau, dan dirimu satu kelompok, bagian blablabla..." ujar songsaenim panjang lebar, dan hanya dijawab dengan anggukan oleh siswanya tanda mengerti.

"Kalau begitu, silahkan kalian menuju perpustakaan untuk mengerjakannya." lanjut songsaenim.

"Siap saem.." jawab siswanya, sambal bangkit meninggalkan tempat duduknya.
Dari tugas ini,  yang akan dinilai adalah catatan yang ditulis dengan lengkap. Mensharing dengan kelompok lain itu cara agar catatannya lengkap, dengan begitu mereka akan mendapat nilai yang tinggi. Dari sini siswa diajak untuk gemar membaca, dan untuk menumbuhkan rasa ingin terus mengunjungi perpustakaan guna membaca buku.  Dengan begini wawasan mereka akan luas dan mereka bisa membagi ilmu yang dimiliki kepada orang lain.

Yuri POV

"Hhmm... Kita mendapat tugas yang cukup menantang eoh." ujarku pada teman satu kelompokku.

"Yeah.. Tapi aku malas mengerjakan." balas Tiffany sambil duduk dan menyangga dagunya dengan kedua tangannya.

"Aisshh... Ni anak. Ayo semangat, semangat biar kita cepat selesai. Lebih cepat lebih baikkan? Fighting eoh.." ucapku menyemangatti mereka.

" Hhm.. Okelah kalau be.be.begitu..." balas teman kelompokku sambil mengacungkan ibu jari mereka.

Yuri POV End

        Yuri dan kelompoknya segera berpencar mencari buku yang bersangkutan dengan tugas mereka. Ketika sibuk mencari, tak sengaja Yuri melihat seorang namja yang membuat hatinya sedikit luluh. Namja yang dilihatnya saat ini sedang mengikuti pelajaran olahraga lari cepat. Ketika namja itu berlari, terlihat bahwa Yuri terpesona dibuatnya. Tapi tak disangka, namja yang sedang diperhatikan Yuri dari  jendela perpus yang berada di lantai 2 kini berbalik menatap Yuri, namun dengan tatapan yang menggoda.(?). Hal ini membuat Yuri kaget melihat wajah namja itu.  "Ah.., aku jadi ingin...ingin... Huss...sudah sudah, pikiran apa ini. Hentikan. Pergilah." pikir Yuri sambil memukul-mukul kepalanya pelan. Dan saat itu juga Yuri langsung beranjak menjauhi jendela, lalu kembali bergabung dengan kelompoknya.

          Setelah lama mengerjakan, akhirmya tugas kelompok Yuri sudah selesai, dan mereka pun sudah melengkapi catatan mereka. Kelompok Yuri adalah kelompok pertama yang sudah melengkapi catatannya. Hal ini bisa terjadi lantaran dikelompok Yuri ada 3 orang yang suka dengan mata pelajaran sejarah, salah satunya adalah Yuri sendiri. Sekarang mereka bisa istirahat lebih awal, ini sangat menguntungkan bagi mereka, waktu istirahat yang lebih lama dari biasanya.

         Saat ini Yuri dan teman-temannya sedang berjalan menuju kantin untuk memberi makan cacing-cacing yang ada di perut mereka. Akan tetapi, ditengah perjalanan Yuri ingin ke toilet.
Dan akhirnya ia menyuruh teman-temannya untuk ke kantin, sedangkan ia nanti akan menyusul jika sudah selesai.

"Cepatlah menyusul kami eoh.." celetuk Tiffany sambil mengibaskan rambut Yuri yang terurai. Yuri pun hanya membalasnya dengan senyum dan juga anggukan kepala.

        Selang beberapa waktu, Yuri pun keluar dari toilet. Ia pun segera menyusul teman-temannya itu. Namun ketika berjalan di belokkan dekat kantin, ia tak sengaja menginjak tali sepatunya yang terlepas, ini membuatnya jadi tak seimbang, hingga akhirnya ia terjatuh. Akan tetapi, ia tak merasakan pantatnya membentur lantai, justru yang terasa ada tangan yang melingkar di pinggangnya hingga membuatnya tak jadi jatuh.

"Kenapa aku tak jadi jatuh? Bagaimana bisa? Lalu, ini apa?  Ta.tangan? Tangan siapa ini? Berotot, pasti namja.  Eotteoke?" gumam Yuri.

"Hati-hati eoh!" ucap namja itu dingin, sambil melepas tangannya. Menyadarkan yeoja itu dari lamunannya.

"Ka-ka-kau." ujar Yuri dengan terbata-bata, karena tak menyangka apa yang barusan terjadi.

"Hm..Ne waeyo?" balas namja itu datar, sambil berjalan menjauh dari yeoja itu.

"Ah itu..a-anu..Go-gommawo Luhan-ssi." teriak Yuri. Namun tak ada balasan dari namja itu.

       Karena tak dibalas, Yuri pasrah, dia tak mau mempermasalahkan hal ini, sebab apa yang terjadi tadi, kini membuatnya terasa terbang di angkasa dengan burung-burung yang menakjubkan.(?)

"Hwaaaaa...... Apa yang barusan terjadi? Apakah ini nyata?  Ditolong oleh pangeran tampan. Aahhh... Beruntungnya aku hari ini. Sungguh mengejutkan. Aku tak menyangka hal ini akan terjadi. Yak... Dasar namja itu, benar-benar sudah membuat hatiku luluh... Aish... Tapi kenapa dia tetap saja dingin padaku?  Yach... Tak apalah, yang penting aku hari ini sudah dibuatnya melayang jauh tinggi ke langit. Apo yang akan terjadi? Aku penasaran. Sungguh aku penasaran. Namja kyeopta..."

==========TBC==========

Ffiiiuuuhhhh.... Akhirnya ni chapter selesai juga.
Maaf banyak typo..

Semoga kalian suka.

*Jangan lupa Vote ya....

..:::::Kamsha Hamnida:::::..

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang