Short Message Service

277 24 0
                                    

            Beberapa hari yang lalu Yuri melihat kejadian yang membuatnya terkejut. Akan tetapi, berita tentang kedua orang itu berpacaran, tidak ada, bahkan tidak ada yang tau. Jadi Yuri lebih memilih melupakan apa yang pernah dilihatnya. Kini ia benar-benar sudah tidak bisa menahan perasaannya, Yuri ingin segera mengungkapkanya pada Luhan. Ia berusaha untuk mendapatkan nomor telephone Luhan, dengan kerja kerasnya, akhirnya ia mendapatkannya. *sesulit itukah ???

          Setelah mendapatkannya, Yuri pun segera mengirimmi pesan pada Luhan. Dan tak perlu menunggu lama, balasan pun datang.

"Nuguya?"

"Aku Yuri, Luhan."

"Oh.. Kau. Ada apa?"

"Aku hanya ingin bertannya, kau sedang apa?"

"Ck,, Main game. Waeyo?"

"Ah, tidak apa-apa. Mianne udah mengganggumu."

"Hm.., katakan yang sejujurnya, apa yang ingin kau katakan padaku?"

"Ah,, tidak ada kok."

"Cepat katakan, atau aku akan membencimu."

"Mmm... Aku hanya ingin lebih dekat denganmu."

"Oh.., begitu. Oke"

"Hwaaa.... Gomawo.  :)"

",,,,"

        Setelah 1 bulan ini Yuri berhubungan dengan Luhan melalui ponsel, Yuri merasa bahwa perasaanya pada Luhan semakin bertambah, dan ia berfikir kalau Luhan itu juga memiliki perasaan padannya. Dilihat dari pesan-pesan yang dikirimkan Luhan, ia nampak sangat perhatian pada Yuri. Maka dari itu ia yakin pada pikirannya.

KRING...

"Annyeong."

"Annyeong. Luhan, boleh aku mengatakan sesuatu padamu?."

"Boleh. Apa?"

"Luhan, sebenarnya aku.. Aku.."

"Aku apa?"

"Sebenarnya aku menyukaimu Luhan."

"Apa?"

"I-iya Lu-Luhan, aku mencintaimu."

"Maksudnya?"

"Aku mempunyai perasaan padamu."

"Mian, tapi aku sudah memiliki gadis yang aku cintai. Tolong janhan katakan kalau kau mencintaiku. Karena mungkin aku tak bisa membalas cintamu. Agar hubunganku tak terganggu, bolehkah aku dan kau tidak usah berhubungan lagi mulai dari sekarang. Ini untuk kebahagiaanmu sendiri. Mianne."

"Tap.tapi. tapi-"

PIP

        Yuri terduduk lemas di sofa. Arah pandangannya kosong. Sungguh tak disangka akhirnya akan begini. Hancur sudah harapan cintanya. Cairan bening keluar dari pelupuk matanya, mengalir membasahi pipi mulusnya. Menangis dan terus menangis. Ia menyesal karena sudah mengungkapkannya. Tapi sebenarnya ia merasa lega sudah jujur pada Luhan, tapi yang membuatnya sakit adalah ia tak bisa menjadi teman dekat Luhan lagi.

"Pabbo..Pabbo.. Pabbo.. Dasar Yuri Pabbo..!" kesal Yuri sambil memukul-mukul bantal sofa.

"Apa yang barusan kau lakukan, pabbo?" tanyanya pada diri sendiri.

"Kau menghancurkan cintamu sendiri. Kau juga tak bisa mendekati Luhan lagi, Yuri. Menjauh dari Luhan itulah yang terpenting. Aku tak boleh memaksakan cintaku pada orang lain. Karena itu akan menyakitiku sendiri.  Tapi kalau sekedar menyapa masih bolehlah. Ok. Fighting Yuri. Masih ada cinta diluar sana yang menantimu Fighting."

==========TBC==========

Maaf udah buat kalian nunggu..
Sushi masih banyak tugas, jadi telat deh...
Mianne..🙏

*Jangan lupa Votementnya ya..

...:::::::::::::Kamsha Hamnida:::::::::::::...

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang