Bagian 2

121 10 1
                                    

Agata POV

Entah mimpi apa aku semalam sampai-sampai aku harus bisa berada diruang siaran sekolah pagi-pagi begini.

Jika kalian ingin tau,tadi pagi saat aku sedang berjalan ke kelasku tiba-tiba aku ditarik oleh Reza dan Lisa si ketua OSIS dan wakilnya untuk menggantikan penyiar mereka yang kemarin pindah dari sekolah ini.Oh sungguh,menjadi penyiar sekolah tidak pernah ada dalam list kegiatanku.Aku tidak mau terlalu mencolok di sekolah ini,aku tidak mau terlalu menjadi perhatian para siswa yang lain cukup prestasiku di mata pelajaran saja yang mereka ketahui.

Aku keluarkan jurus 1001 alasanku untuk menolak permintaan mereka,tapi tetap saja mereka bersikeras agar aku mau menggantikan penyiar mereka yang lama.

"Ayolah Ta,please.Gantiin buat sementara aja kok,nanti kalau kami sudah ketemu sama orang yang pas kamu gak perlu siaran lagi kok"

Tidak tega juga melihat mereka memohon seperti itu,asal kalian tau aku ini bukan tipe orang yang tega melihat kesulitan orang lain.

"Ya sudah lah,aku akan menggantikan Clara jadi berhentilah memasang tampang memelas seperti itu." Dasar mereka itu,tau saja nagaimana memanfaatkan kelemahan orang lain.Pantas saja mereka bisa terpilih menjadi anggota OSIS.

"Wah makasih yah Ta,gak salah deh kami pilih kamu. Kamu itu udah cantik,pintar,baik lagi." 'Huh dasar,sudah ada maunya baru memuji' batinku.

"Tapi tugas aku apa?" Maklum saja ini pertama kalinya aku masuk keruangan ini dan untuk pertama kalinya juga aku melihat benda-benda aneh ini.

"Tenang saja,tugas kamu gampang kok.Kamu cukuo datang kesini waktu pagi sebelum masuk dan saat istirahat"ucap Reza sang ketua OSIS.

"Yups,yang kamu lakuin juga gampang.Kamu tinggal menekan tombol berwarna hijau ini buat ngomong,kamu juga bisa membaca tulisan yang dikirim siswa yang lain atau kata-kata mutiara yang memberi semangat buat para siswa,pokoknya terserah kamu deh." Sambung Lisa panjang lebar membuat kepala aku pusing.

"Maafkan dia,dia memang suka kalap kalau menyangkut masalah menjelaskan." Ucap Reza yang sepertinya tau kalau aku mulai sedikit pusing.

"Jangan dengarkan dia,dia itu tidak penting.Baiklah kita lanjutkan,tekan tombol warna kuning ini jika kau ingin memutar musik.Kamu tinggal pilih lagu apa saja yang kau suka di laptop ini,tapi sebelum itu kamu harus menekan tombol merah ini dulu untuk mengaktifkan semua tombol yang ada.Kamu mengertikan?" Meskipun masih sedikit membingungkan tapi sepertinya aku bisa melakukannya.

"Baiklah aku mengerti,tapi aku mungkin tidak bisa berlama-lama di ruangan ini."

"Kamu tenang saja,semua alat ini akan mati dengan sendirinya jika lagu yang kamu putar sudaj selesai kecuali jika kau berbicara maka kau harus mematikannya sendiri.Baiklah kalau begitu,kami pergi dulu.Selamat bekerja." Kedua orang itu langsung pergi setelah meyelesaikan penjelasan mereka.

Hahh,waktuku tinggal 15 menit lagi sebelum bel masuk.

"Selamat pagi teman-teman,hari ini saya akan menggatikan Clara penyiar kita yang lama karena kemarin Clara baru saja pindah dari sekolah kita.Baiklah,untuk mengawali pagi yang cerah ini saya akan memutarkan sebuah lagu yang berjudup Burn dari Ellie Goulding.Selamat menikmati."

Huhh gugup juga rasanya,aku harus ke kelasku sekarang sebelum terlambat.Segera saja kuambil tasku dan berjalan ke kelasku.Baru saja melewati 1 kelas tiba-tiba hatiku merasakan sesuatu yang aneh,sesuatu yang membuatku ingin kembali keruang siaran tapi langkahku terhenti karena suara bel.'Ah sudahlah,nanti juga aku keruang siaran lagi'.

*

Sudah hampir 2 jam aku dikelas,tapi tidak ada sedikitpun materi pelajaran yang mampir di otakku.Entahlah,hatiku terus saja memikirkan ruang siaran.Aku merasa ada sesuatu yang membuat hati dan fikiranku tidak mau bekerja sama.

"Hei Agata Loui Leonardo!" Terdengar suara bisikan yang cukup keras ditelingaku.Tanpa melihat pun aku tau siapa yang memanggilku,hanya saja aku malas harus menghadapinya sekarang.

"Kau ini!dengar tidak sih aku panggil?" Omelnya padaku yang tidak menghiraukan panggilannya.Aku masih tetap ingin fokus dengan pikiranku dan tidak sabar menunggu jam pelajaran berakhir.

"Iya Agneta,aku mendengarmu" ucapku pelan,takut suaraku terdengar oleh guru kami.

"Hahh kau ini,kenapa kau melamun terus?tidak biasanya kau seperti ini.Apa yang sedang kau pikirkan?" Aneka pertanyaan keluar dari mulutnya yang cerewet itu sambil menatapku penuh selidik seolah-olah ingin membaca pikiranku.

"Hei,tidak bisakah kau bertanya satu persatu?jangan beruntun seperti itu.Nanti saja saat jam istirahat aku ceritakan padamu."

"Ya sudah kalau begitu,ayo kita kekantin.Aku sudah sangat lapar sekaligus tidak sabar mendengar ceritamu." Ucapnya sambil berdiri dari tempat duduknya.

Segera kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru kelas,takut kalau guru kami akan memarahi kami karena tindakan konyol temanku ini.Sepi,ternyata aku sudah tenggelam terlalu dalam dengan pikiranku sampai-sampai aku tidak menyadari kalau jam pelajaran sudah berakhir.

"Jangan bilang kalau kau tidak mendengar suara bel?" Lanjutnya sambil berkacak pinggang kearahku,sedangkan aku hanya tersenyum bodoh mendengar ucapannya.

"Baiklah sepertinya kau memang harus segera disadarkan." Lanjutnya sambil menarik tanganku keluar kelas.

'Tu..tunggu sebentar.Sebelum kekantin kita keruang siaran dulu." Segera aku berbalik arah menuju ruang siaran karena memang ruang siaran dan kantin berbeda arah.

Tidak ada kiriman dari para siswa hari ini,pengumuman untuk para murid juga tidak ada.Aku hanya memilih beberapa lagu yang sedikit berirama beat,sesuai untuk kalangan anak muda seperti kami ini.

"Jadi tadi pagi itu benar-benar suara kamu?Wow,aku kira aku salah dengar."

"Sebenarnya aku tidak mau terlibat dalam urusan seperti ini,tapi Reza dan Lisa yang memintaku.Katanya hanya untuk sementara sampai mereka menemukan penggati penyiar yang lama.Sudahlah,ayo kita kekantin.Kau bilang tadi kau lapar." Aku berjalan mendahului Agneta sebelum dia bertanya lebih banyak lagi.

Entah kenapa aku jadi lebih bersemangat,padahal aku tadi tidak berminat ke kantin.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang