Katanya mencinta,
mengapa berdusta?
Katanya menaklukan,
mengapa tak bertuan?Katanya merindu,
mengapa tak memburu?
Katanya membelai,
mengapa membuai?Katanya menarik,
mengapa mencekik?
Katanya sayang,
mengapa mengerang?Tak ada habis-habisnya jika aku menulis bait demi bait kata yang tertuju hanya untukmu seorang.
Adu? Adukan saja pada Tuhan! Aku pasti menang! Kau akan kalah, sayang.
Menjerit? Jeritlah saja, sayang sepuas hatimu! Tetap saja aku yang akan menang!Modalmu hanya dusta. Sementara, modalku berjuta rasa. Aku ingin bercongkak sejenak rasanya jika aku mengingat kembali yang lalu.
Mana janji-janji manismu, sayang?
Kau kutunggu, yang ditunggu meragu.
Kau kunanti, yang dinanti tak berhati.
Lembaran kertasku sudah terlanjur usang dimakan waktu. Siapa yang tega? Waktu,
atau justru kamu sendiri?
Tanyakan saja pada angin yang berhembus,
Bintang yang bersinar,
Bulan yang benderang,
Sinar matahari yang menyilau,
Tanyakan saja pada semua! Akhir kata, kau juga yang akan kalah.
- Yang pernah diberi janji dicinta olehmu.
*
Tertulis : 24 Maret 2016
Saat janjinya kembali teringat dikala heningnya jiwa dan pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Words - (Ongoing)
PoesiaIni bukan cerita seperti biasanya. Ini hanya rangkaian kata yang tak sengaja dibuat dalam waktu luang untuk menghilangkan kejenuhan sang penulis. Bisa disebut puisi, atau hanya sekedar curahan hati? Dan disini bebas. Tidak terikat oleh apapun. Gue b...