UNTIL MY NOTE BOOK END

137 12 4
                                    

12 juni 2015...

Hari terakhir diriku melihatmu, hampir saja air mata menghujani sisi pipiku. Namun diriku menahannya karena aku tak mau terlihat lemah di depan teman-temanku.

Maafkan diriku. Aku hanya bisa menahan, memendam, dan merahasiakan rasa ini pada dirimu.

Diriku tak mau..
Jika aku mengungkapkan yang sesungguhnya padamu, aku takut, aku takut kita tak bisa seperti saat ini. Biarkan diriku melukiskan sikapmu, dirimu, kepribadianmu, dalam berbagai kata yang terangkai rapih di dalam buku catatanku..

Walau pada akhirnya, kau pun mengetahuinya.

Seandainya...
Nanti, aku, kamu, kita berpisah. Dan berada dalam sekolah yang berbeda.
Aku harap dirimu akan bisa mengingatku yang pernah menjadi pemuja rahasiamu.

Aku tahu sesal takkan pernah berarti karena semua t’lah terjadi. Tapi aku pun takkan pernah tahu, apa yang akan terjadi jika dahulu aku mengatakan yang sesungguhnya padamu.
Apakah nanti kita akan menjalin suatu hubungan? Atau apakah kita akan bermusuhan?

Flashback...

Teringat semua kejailanmu terhadap teman-temanmu. Mulai dari yang biasa hingga tak biasa.

Biasanya diriku hanya bisa memandangimu dan menertawakan kejailanmu itu.

Rasanya aku ingin kembali ke masa itu dan menetap disana untuk beberapa saat yang lama.

Rasa yang begitu dalam, membuatku lupa akan siapa diriku yang sebenarnya. Akan siapa dirimu yang sebenarnya.

Senyum anehmu, gigi kelincimu, rambut hitam-mu, postur tinggi dan berisi.
Semua itu akan selalu terngiang di dalam pikiranku.
Berlalu lalang sesuka hatinya.

Mengingatkanku akan waktu yang menyenangkan dan membuatku tertawa, sampai waktu yang tak menyenangkan hingga membuatku menangis tersedu-sedu tak karuan.

Mimpi yang datang dan pergi, membuat rasa semakin kacau tak karuan. Mimpi yang begitu dalam artinya.
Jika semua ini nyata mungkin aku dan dirimu telah duduk dibawah pohon bersama, engkau menaruh kepalamu di pundakku, dan memulai bercerita tentang hal menarik.

Buku catatan, yang kubeli sebelum memasuki semester II ini. Adalah salah satu bentuk, betapa aku mengagumimu. Kata pertama yang kutuliskan dalam kertas putih bergaris warna navy ini, yaitu.

“seandainya”

Kata yang mewakili seluruh perasaanku.
Bukan hanya perasaanku padamu, namun semua, seluruh rasa yang tersimpan dalam rak rapih didalam hatiku.

Hari demi hari, ku lukiskan dirimu bagaikan ksatria diriku.
Kata demi kata, kalimat demi kalimat, tersusun berbagai cerita mengenaimu, banyak paragraf yang kutulis dalam bukuku, yang berisi berbagai macam rasa perasaan.

Suatu waktu aku tersadar. Apa yang ku lakukan ini takkan pernah mengubah apapun, apalagi perasaanmu kepadaku. Aku selalu merasa aku ini bodoh. Tak mempunyai pola pikir yang jernih.

Terlalu dalam aku menginginkanmu, tapi sayang dirimu tak pernah menginginkanku.
Terlalu dalam diriku berharap terhadap garis takdir yang telah ditentukan oleh sang tuhan.
Terlalu dalam aku berangan sampai akhirnya terlalu jauh melayang.
Terlalu jauh aku melayang dan seketika aku tersadar dan terjatuh menghantam kenyataan yang begitu pedih rasanya.

Tak apa, aku rela jatuh dan bangkit.
Itu semua aku rela lakukan karena aku berusaha, berusaha untuk membuatmu mengerti apa yang kurasa.
Kau alasanku untuk dewasa, dan aku tak ingin kau terluka. Segenap jiwa akan kujaga keindahanmu. 

Aku selalu bisa memahami sikapmu, yang begitu dingin padaku. Hal yang selalu bisa ku lakukan terhadap dikapmu adalah menerima semua itu walaupun, aku tak pernah menginginkan hal ini terjadi di hidupku. Aku selalu menuliskan sebuah puisi untukmu. Tapi... Ahh.. Sudahlah. Itu takkan pernah berpengaruh terhadap sikapmu padaku.

Sampai suatu hari aku tersadar bahwa aku menuliskan kata terakhir, dengan tinta terakhir yang ku punya, di baris terakhir yang tersisa, di kertas terakhir, dan di halaman terakhir yang kupunya di buku catatanku. Kata itu ialah...

“sia-sia”

“semua takkan pernah berubah, semua takkan pernah menjauh ataupun mendekat. Jika semua itu memang akan terjadi. Itu hanya akan terjadi bila kita usahakan.”

-asih handayani-

ImaginasitsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang