Berusaha untuk selalu setia itu melelahkan. Namun, aku hanya bisa berdiam diri tanpa melakukan apapun. Karena aku sadar, meskipun ku lakukan segala cara untuk menyadarkanmu akan kehadiranku. Itu akan sia-sia.
Detik, menit, jam, hari, berlalu begitu saja dengan cerita yang sama.
Sampai, suatu hari, dirinya datang, yang membuatku merasakan hal aneh yang ada di perasaanku. Entah itu apa, ku usahakan untuk melupakannya.
Namun, rasa itu justru makin membuatku merasakan kejanggalan akan hidup keseharianku.Tapi, rasa itu hanya ada ketika aku didekatnya. Iya, dirinya. Dirinya yang sekarang mengalihkan perhatianku sedikit demi sedikit dari dirimu yang telah menggantungkan aku. Apamungkin aku menyukainya?.
Tidak, aku takkan pernah bisa menyukainya. Dia orang yang disukai oleh temanku. Aku tak bisa menaruh hati padanya.Hari demi hari, ku lalui dengan usaha untuk melupakan rasa ini terhadapnya. Oh god!. Aku tak bisa melupakannya. Maafkan aku, melanggar janjiku.
- suatu hari -
Ku dengar dirinya tak masuk hari ini. Yasudahlah, mungkin dirinya izin atau sakit. Hal ini bagus untuk membuatku lupa akan dirinya.
Keesokan harinya, apa mungkin dirinya tak masuk lagi?. Biarkanlah, apa perduliku?.
Sesaat sebelum bel berbunyi, dirinya lari tergesa-gesa memasuki kelas. Oh Tuhan, apa yang baru saja ku lihat ini nyata?. Jantungku berdegup keras. Aku hampir kehilangan kesadaran. Siapa dia?. Siapa si tampan itu?. Aku tidak mengenalinya. Tidak, aku mengenalnya. Itu dia!
Bodohnya aku!. Apa yang baru saja ku katakan!. Apa ini? Apakah yang ku duga selama ini benar? Bahwa aku menyukainya?. Idiot.
- hari-hari selanjutnya -
Entah, harus bagaimana ku katakan. Kadang tak percaya, aku menyukainya.
Dirinya membuatku merasa nyaman jika didekatnya, walau dia tak tau yang sebenarnya. Terkadang aku menatap dirinya dengan dalam, tanpa sadar aku telah tertinggal beberapa halaman materi.
Aku selalu berangan untuk bisa dekat dengannya.
Namun, aku bingung. Bagaimana rasa ini bisa ada?. Padahal aku tak pernah sekalipun memikirkan untuk suka padanya.- satu kenangan tentangnya -
Ohiya!, aku mengingatnya. Dulu, disaat akhir ujian tengah semester, disaat hasil dibagikan. Aku mengejeknya, dengan berkata nilainya selalu pas-pasan.
Dan dia sangat jengkel akan apa yang ku katakan. Lalu, aku memberikan tantangan padanya. Dia harus bisa mendapatkan peringkat 10 besar, dan aku berjanji takkan mengejeknya lagi.Aku julurkan tangan kananku, dan ku angkat jari kelingkingku. Dan dia menyambut jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya. Dan dia hanya berkata, dia akan melakukannya.
Hari-hari selanjutnya, ia mulai bekerja keras untuk mendapat nilai yang lebih baik. Setiap hasil ulangan harian dibagikan, dia selalu membandingkan miliknya dengan milikku. Begitu terus hingga akhirnya aku menyadari bahwa hal sekecil itulah yang membuat aku menyukainya.
Mungkin apa yang dikatakan orang-orang diluar sana ada benarnya. “orang yang kau ejek , mungkin orang yang akan menjadi teman hidupmu nanti”
Aku belum siap mengatakan jika aku menyukainya.
- asih handayani -