Semenjak kita berpisah kelas, aku merasakan ada yang kurang di keseharianku tanpa ada bayang dirimu.
Sosok yang selalu membuatku berjingkrak-jingkrak, yang selalu membuatku tak henti tersenyum dan melakukan hal-hal konyol.Aku selalu merasa takut, takut kalau nanti, dirimu berpindah kelain hati. Aku tahu dirimu bukan milikku, tapi apa salahnya jika aku menaruh rasa cemburu, gelisah dan curiga terhadapmu?.
Aku mengerti, bahwa aku ini bukan siapa-siapa bagi dirimu. Temanpun tidak.
Telah lama aku, lama mengenalmu, lama menantimu, dan mengikuti arusmu.
Berhenti sejenak, dan lihatlah aku. Beri kejelasan tentang perasaan.
Maukah kau tahu, didalam hatiku begitu lama menantimu. Sampai kapan? Apakah kau tahu, yang lama ku tahu, adalah begitu lama menantimu. Sampai kapan?
Kau tahu yang kumau. Sampai kapan kau menggantungkan aku?
-2 bulan berlalu-
Aku selalu menunggu waktu istirahat, tuk sejenak melihat dirimu.
Walau terkadang diriku tidak melihat dirimu sama sekali. Sesaat diriku sangat senang ketika melihat dirimu melintas di depan kelasku, walau hanya melihat sepintas dari balik kaca pintu.
Sesaat diriku lemas tak karuan ketika kita bertemu berpapasan saat berjalan, walau berbeda arah jalan.Aku selalu diejek teman-teman ketika melihat diriku melakukan hal-hal konyol karena melihatmu.
Namun terkadang, aku merasa senang karena kehadiranmu yang tak terduga-duga, walaupun aku tak pernah bisa berbicara denganmu layaknya pembicaraan dua orang "teman", saling sapapun tak pernah.
Terkadang aku merenung dan berfikir.
"aku ini sebenarnya siapa? Kenapa aku bisa menyukai dia? Mengapa harus dia? Mengapa harus dirimu?! Dirimu yang tak pernah menganggap diriku ada?! Aku ini memang menyukaimu, tapi bisakah dirimu perlakukan aku seperti temanmu yang lain?! Aku tak pernah sekalipun disapa atau dilihat oleh dirimu! Kenapa dirimu selalu menjauh dariku? Memangnya aku apa? Sesosok monster aneh? Sosok bayangan masalalu? Hey! Aku ini temanmu, anggaplah aku ini temanmu, aku mohon, hanya sebuah hubungan yang terdiri dari 5 huruf, aku mohon, anggap aku sebagai temanmu."
Bayang-bayang itu selalu ada dan selalu menjadi pemikiranku setiap diwaktu senggang.
-saat hujan disekolah-
Akhirnya, sang hujan datang, membawa berjuta-juta butir air hujan yang menetes dari awan yang tertiup angin.
Diriku berdiri di depan kelas, menikmati sang angin yang selalu mengikuti sang hujan. Aku terbawa suasana...
Suasana yang tepat untuk melepas keluh kesahku terhadap sikapmu.
Hujan oh hujan, maafkan aku, yang bukannya bersuka ria menyambut datangnya dirimu, diriku malah merenungkan suatu hal yang selalu menjadi bayangan hitam di pikiranku.
Air hujan bergilir jatuh membasahi atap sekolah, sama halnya dengan air mata diriku yang bergilir jatuh membasahi sisi pipiku. Apa ini yang dinamakan dilema?.
Aku selalu menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan yang ku rasa.
Tapi apa daya diriku hanya bisa mengungkapkannya pada bayang-bayang sosok dirimu.
Entah kebetulan atau bagaimana.
Dirimu keluar dari kelasmu dan seakan memerhatikan hujan dan diriku spontan merasa ditemani oleh dirimu, walau kita ber-seberangan.Rasa yang gundah gulana itu, berubah seketika karena dirimu.
Tak henti ku menatap dirimu, tak henti ku ber-angan, oh tuhan.. Alihkan pandangannya padaku.Tak terasa bel masuk berbunyi, ahh.. Tidak, aku tidak mau kesempatan ini berakhir.
Selamat tinggal, selamat tinggal dirimu yang memiliki sikap begitu dingin padaku, selamat tinggal dirimu yang selalu meghindar dariku, selamat tinggal dirimu yang menganggapku teman atau (tak dianggap) teman.
Semoga saat kita bertemu lagi, dirimu kan berubah, akan memahami isi hatiku.
" cinta memang tak harus saling memiliki, cinta memang harus saling mengerti, namun terkadang cinta tak butuh yang namanya saling mencintai. Cinta bertepuk sebelah tangan, adalah suatu hubungan dimana banyak sekali cerita yang kita alami yang tentunya tak kita dapatkan didalam hubungan cinta yang saling mencintai. "
-asih handayani-