***
Ify POV
"Aku ingin kau bernyanyi, hanya untukku" aku menatapnya dengan memohon.
Dia menatap ku dengan mata hijau tua tajamnya tapi begitu indah bagi ku.
"aku tidak bisa" itulah jawabannya. Apa susahnya sih dia menyanyikan satu lagu tapi hanya untukku saja. Apa itu sulit? Padahalkan dia sering sekali bernyanyi. Walaupun untuk penggemarnya.
"kenapa kau selalu menolak permintaan ku yang satu itu? Apa susahnya? Aku ingin mendengarkannya sekali saja, tapi hanya untukku" ucap ku menatap matanya.
"kenapa kau selalu memaksa ku untuk menuruti permintaan konyol mu itu. Bukankah kau sering mendengar aku bernyanyi? Aku tidak bisa" tolaknya lagi sambil menggelengkan kepalanya. Kali ini dia menghadap ke depan melihat seorang wanita sedang berakting menangis, tapi aku merasa pikirannya sedang kosong menatap kedepan.
Aku hanya mampu diam melihatnya. Aku ingin sekali mendengarnya bernyanyi tapi hanya untukku. Bernyanyi dengan memangku gitarnya lalu menatap ku begitu dalam dengan tatapan cintanya sambil tersenyum manis pada ku, aah aku ingin sekali dia melakukan hal itu kepada ku.
Pikiran ku langsung hilang begitu saja saat sebuah pesan masuk dari telefon ku. Aku mengambil telefon ku lalu membaca sebuah pesan dari Via.
'Dozent Selli datang hari ini Fy. Kau harus datang menemuinya jika kau ingin meminta tanda tangannya'
Mata ku langsung membulat lalu aku tersenyum senang. Bagaimana tidak senang? Aku sudah lama menunggu datangnya dozent Selli untuk menandatangani skripsi ku. Aku pun memperbaiki tas ku lalu siap-siap untuk berdiri.
"aku harus pergi" ucapku lalu aku langsung melangkahkan kaki ku tapi tiba-tiba ada tangan yangmenahan ku.
"Mutter, bangun"
Aku merasakan seseorang mengoyangkan lengan ku. Aku hanya mengerang, lalu aku mengerjapkan mata ku beberapa kali.
Aku melihat Ray duduk di tepi ranjang ku dengan senyum manisnya. Aku pun duduk lalu mengernyitkan dahi ku. Kepala ku sangat pusing.
Apa itu tadi mimpi? Kenapa aku selalu memimpikan seorang pemuda dengan mata hijau tua itu? Dia siapa? Aku sangat penasaran dengan pemuda itu. Mata hijau tuanya, seperti aku mengenalnya, tapi aku lupa siapa pemilik mata hijau tua itu.
"Mutter, antarin aku ke sekolah" aku langsung tersadar, lalu aku melihat jam weker di dekat meja samping tempat tidur ku. Untungnya saja masih jam 6.25 pagi.
Aku pun berdiri lalu bergegas ke kamar mandi. Di kamar mandi pun aku masih melamun memikirkan mimpi ku. Mimpi yang seperti potongan masa lalu yang terbagi-bagi. Tetapi di mimpiku pemuda yang memiliki mata hijau tua itu selalu hadir tanpa absen. Aku ingin sekali melihat wajah pemuda itu dengan jelas walaupun dalam mimpi. Aku langsung menggelengkan kepala ku, agar tersadar ke dunia nyata. Kepalaku pusing mengingat mimpi ku itu.
***
Flower's Ray
Aku memotong kecil-kecil ranting di bunga mawar indah ini sambil berhati-hati agar aku tidak terkena duri yang tajam di batang bunga mawar ini.Tidak ada kerjaan lain lagi yang bisa ku kerjakan selain ini, tadi aku sudah mengantar Ray ke sekolah dan sekarang disinilah aku di toko bunga bersama Via.
"selamat pagi, tuan" aku sedikit membungkuk melihat pelanggan masuk ke toko ku.
Aku langsung tersenyum pada pelanggan toko ku ini yang ternyata adalah Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
{2} My Son (End)
Romance** kalau mau baca cerita ini, terlebih dahulu baca SORRY. Ini season keduanya.** #semogakaliansuka:)