5. Happy Ending (end)

49.4K 1.9K 85
                                    

***

Malam ini adalah malam dimana Rio terakhir kali konser di Indonesia, malam ini juga dia terakhir kali bertemu dengan Ify dan Ray.  Sudah sebulan dia tinggal di Indonesia. Dan malam ini adalah malam terakhirnya di Indonesia, besok pagi dia akan langsung berangkat kembali ke Negara asalnya. Tapi rasanya akan kurang jika dia saja yang kembali, ingin sekali dia mengajak Ify dan Ray tinggal bersamanya. Tapi  mengingat kondisi Ify yang kurang baik dan dia juga belum mengambil hati anaknya itu.

"kau sudah siap?" Tanya Iel yang sudah berdiri dibelakangnya.

Rio membalikkan badanya menatap Iel dengan perasaan gelisah. Melihat itu Iel mengernyitkan dahinya, tidak biasanya Rio akan bersikap gelisah jika akan konser,biasanya  dia akan selalu bersikap santai.

"ada apa?" Tanya Iel.

Rio menarik nafasnya lalu membuangnya dengan kasar, dia memejamkan matanya sebentar lalu membukanya. "aku tidak tau, malam ini aku merasa sangat gelisah sekali" ucap Rio.

"kau membutuhkan sesuatu?"

"tidak. Hanya saja ada yang kurang"

Sekarang Iel mengerti apa maksud Rio, mengingat kalau malam ini malam terkahir mereka di Indonesia.

Iel mendekati Rio lalu memegang pundaknya "dia sudah datang bersama Ray, duduk di bangku paling depan, aku tadi sudah melihatnya. Sekarang waktunya, sebelum konser akan dimulai" ucap Iel.

Rio menatap mata Iel dalam, Iel hanya mengangguk mantap memberi isyarat agar cepat menjumpai Ify. Rio menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan nafasnya, jantungnya berdetak sangat kencang, karena gugup.

"terimakasih" ucap Rio lalu pergi meninggalkan Iel.

***

Rio berjalan dengan mengendap-ngendap sesekali mengintap kearah kursi penonton karena takut penggemarnya yang lain akan melihatnya. Dilihat Ify dan Ray sudah duduk rapi di depan, Rio mengernyitkan dahinya melihat Iel mengajak Ray ntah kemana, lalu Iel melihat Rio dengan mengedipkan matanya sebelah, Rio pun tersenyum mengerti, Iel ternyata bermaksud membantunya mendekati Ify. Rio menarik nafasnya lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia sangat gugup sekali, baru kali ini dia merasakan gugup jika bertemu Ify.

Dia memakai topi di jaketnya lalu berjalan mendekati Ify ,dia duduk di bangku tepat di sebelah Ify. Ify yang merasa ada seseorang yang duduk di sebelahnya, mendongak menatap siapa yang duduk disebelahnya. Awalnya Ify mengernyitkan dahinya tidak tau siapa pemuda ini. Tapi dia seperti ingat dengan pemuda yang selalu memakai jaket hitam lalu memakai topi jaket itu. Pemuda yang pernah tidur dengannya, pemuda yang pernah satu atap dengannya dan pemuda yang selalu mengikutinya. Dia seperti tidak asing dengan pemuda yang disebelahnya sekarang ini.

Ify memejamkan matanya lalu menggelengkan kepalanya pelan karena merasa sedikit pusing. Ify memegang pundak pemuda itu. Rio merasakan jika Ify memegang pundaknya, dia menatap Ify yang di sebelahnya.

"aku seperti mengenal mu. Kau pernah mengikuti ku ya?" Tanya Ify menatap pemuda yang disampingnya.

"kau pernah tidur dengan ku bukan?"

"kau pernah satu atap dengan ku bukan?"

"aku pernah memberimu hadiah bukan? Baju? Iya kan?"

Pikiran Ify semakin melayang. Kejadian demi kejadian terjadi di kepalanya, seperti flashback. Kepalanya pun terasa semakin pusing.

Rio melihat Ify yang sebentar lagi akan pingsan karena perkataannya yang mulai mengada-ngada, bukan mengada-ngada lebih tepatnyasemuanya benar apa yang diakatan Ify tadi. Rio menarik tangan Ify untuk keluar dari gedung besar ini.

{2} My Son (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang