Aku dan Shilla sedang berada di bandara sekarang, Harry dan tiga temannya akan kembali ke London. Aku tidak menyangka, aku baru saja tahu Harry adalah Harold dan sekarang dia kembali meninggalkankku. Aku hanya diam dari tadi, aku tidak tahu harus berkata apa.
"Avey, kau harus berjanji untuk selalu menghubungiku. Aku akan sangat merindukanmu, dan aku masih sangat mencintaimu Avey." Harry memelukku, rasanya sangat nyaman.
"Kau juga harus tetap menghubungiku, Harry."
"Aku tahu kita akan berpisah sangat lama Avey, aku tahu kau mencintaiku. So, jaga hatimu untukku Avey, kau milikku sekarang."
"Aku bukan milikmu Harold." Aku memajukan bibirku.
"Benarkah? Bukannya kau masih mencintaiku?"
"Tidak, aku tidak mencintaimu."
"Oh ya? Padahal saat party kemarin kau bilang kau masih menunggu pemilik kalung yang kau pakai, Avey. Kau juga bilang bahwa dia adalah first lovemu." Aku yakin pipiku sudah memerah sekarang.
"Kau lucu saat sedang blushing, Avey. Aku semakin mencintaimu." Harry sangat pandai membuatku blushing sekarang.
Aku memperhatikan sekelilingku, aku bahkan baru menyadari bahwa Niall dan Shilla sedang tertawa bersama. Mereka seperti seorang kekasih yang bahagia, bahkan mereka sangat cocok kurasa. Louis Dan Liam masih sibuk dengan kamera ponselnya, menurutku mereka adalah anggota band paling alay, lihat saja sedari tadi mereka hanya sibuk berfoto selfie. Sedangkan aku dan Harry hanya diam setelah percakapan kami tadi. Aku bingung memulai percakapan dengannya.
"Avey..?"
"Ya, kau kenapa Harry?" Kurasa Harry sedang gugup sekarang.
"Kau tahu, aku semakin mencintaimu sekarang. Jika aku memintamu menjadi kekasihku apa kau mau?" tanyanya.
"Apakah tidak terlalu cepat Harry? Kita baru bertemu kembali kemarin." Sebenarnya aku bingung dengan jawabanku sekarang.
"Yeah, aku tahu maksudmu. Tidak apa jika kau menolaknya, I'm fine." Mata hijaunya terlihat kecewa sekarang, apa aku mengecewakannya?
"No. Aku tidak menolakmu Harry, hanya saja aku tidak yakin kau tidak akan mengecewakanku nanti." Jelasku
"Aku sudah menunggumu selama sembilan tahun, Avey. Aku tidak pernah melupakanmu, sedetikpun. Bahkan aku semakin mencintaimu, manamungkin aku mengecewakanmu Avey. Untuk apa aku membuang waktuku selama 9 tahun jika hanya untuk mengecewakanmu. Aku mohon percayalah padaku Avey." Benar juga kata Harry, aku akan mencoba meyakinkan diriku sendiri untuk mempercayainya.
"Baiklah, aku mau menjadi kekasihmu Harry." Entahlah, aku merasa senang mendengar kata-kata yang keluar dari mulutku sendiri.
"Thanks avey. I love you to the moon and back." Uh, Belum genap satu jam saja dia sudah seromantis ini.
"yeah.. I know Harry, bersiaplah sebentar lagi pesawatmu akan take-off."
Liam, Niall,Louis dan Shilla menghampiri kami. Mereka masih belum tahu bahwa aku dan Harry sudah resmi menjadi seorang kekasih sekarang. Aku tidak ingin semua orang tahu bahwa aku adalah kekasih Harry sekarang, mungkin hanya orang terdekatku saja yang tahu. Jika aku membiarkan dunia mengetahui aku kekasih Harry, percuma saja aku pergi ke Indonesia untuk menjauh dari paparazzi yang ingin tahu tentang Mom and Dad.
"Kau harus selalu menjaga dirimu, Avey. Kau juga harus selalu tersenyum, kau terlihat lebih manis jika tersenyum." Harry sudah memelukku sekarang, rasanya sangat nyaman.
"Kau juga Harry, jangan terlalu lelah dan sempatkan untuk tetap beristirahat. Kau juga tidak boleh memberikan pelukanmu kepada orang lain, Harry. Aku menyukai pelukanmu." Aku sudah menenggelamkan wajahku di dada Harry sekarang, jujur saja aku tidak ingin melepaskannya.
"Aku akan sangat merindukanmu, love." Harry sudah melepaskan pelukannya, sebelumnya ia juga mencium keningku.
Aku melihat Liam, Louis, Niall dan Shilla sedang membulatkan matanya, bahkan mulut Niall sudah terbuka. Mungkin aku bisa memasukkan pizza di mulutnya, tentu saja dia tidak akan membuangnya. Niall sangat hobi makan.
"Kalian berdua sudah menjadi kekasih sekarang?" Tanya Louis yang lebih dulu sadar.
"Uh, aku akan menjelaskannya nanti di pesawat, Louis. Kita akan segera pergi." Kata Harry.
"Kau juga harus menjelaskannya padaku, Eve." Bisik Shilla padaku.
"Avey, kami akan pergi. Jaga dirimu honey." Lagi-lagi Harry mencium keningku, dia juga mencium kedua pipiku.
"Kita pasti akan bertemu Avey, jaga dirimu."
Aku hanya diam saja melihat Harry pergi, aku tidak bisa mencegahnya pergi dan membiarkan punggung Harry berjalan semakin jauh. Aku berusaha tidak meneteskan air mataku dan yeah, untuk sekarang aku berhasil, entahlah jika aku sudah sampai dirumah mungkin mataku akan membengkak.
YOU ARE READING
Stuck On You (Harry Styles)
Fanfictionstill trying to get to you in hopes you're on the other side talking to me too or am i a fool who sits alone talking to the moon?