Part 10

38 14 0
                                    

Sudah delapan bulan aku berada di London, aku sudah lulus SMA dan melanjutkan kuliahku di University College London. Aku menjadi lebih sering bertemu dengan Harry, tentu saja karena kami sama-sama tinggal di London. Harry sangat romantis menurutku, dia selalu memberikan kejutan untukku bahkan hampir setiap hari aku tersenyum karena Harry selalu meletakkan bunga dan kata-kata romantis di depan rumahku. Ah, aku hampir lupa bahwa aku akan akan pergi dengan Harry. Aku memakai dress panjang hitam tanpa lengan, menurutku ini sangat cocok denganku, terlihat sederhana tetapi tetap elegan.

"Evelyn! Cepat kau turun. Harry sudah menunggumu." Aku tidak menjawab kata-kata Alson, aku segera turun untuk menemui pangeranku.

"Harry, kenapa kau masih bertahan dengan Evelyn? Kau tahu bukan dia menyebalkan." Kata Alson

"Aku mendengarnya, bodoh!" Aku mendaratkan tanganku dikepalanya.

"aww... lihat Harry benar kataku bukan? Dia menyebalkan." Uh, harusnya aku mendaratkan pisau saja dijantungnya.

"Haha, bagaimana aku bisa meninggalkan Avey, Alson. Dia selalu terlihat cantik." Aku yakin pipiku sudah memerah sekarang.

"Apalagi jika dia sedang blushing." Harry tersenyum menunjukan lesung pipinya.

"Sialan kau Harold!" umpatku.

"Hei, sudah. Kapan kalian berangkat?"

"Kita berangkat sekarang. Let's go, babe." Harry mengenggam tanganku.

"Kau jangan menggoda adikku, keriting. Nanti dia blushing lagi, haha." Aku melihat Harry terkekeh mendengar ucapan Alson.

***

Selama di perjalanan aku memutuskan untuk diam, karena aku tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Harry juga hanya diam saja, sampai sekarang hanya suara radio yang memecah keheningan. Aku bahkan tidak tahu Harry akan membawaku kemana, seingatku dia tidak pernah membawaku pergi sejauh ini, kami bahkan hampir satu jam berada di mobil.

"Avey, kau cantik malam ini." Katanya

Kenapa setiap ia mengeluarkan suara aku selalu blushing sih? Pandai sekali dia menggodaku.

"Thanks Harold. Kau juga tampan." Aku membalas ucapan Harry.

"Uh, kau mencoba menggodaku Avey? Aku tidak akan tergoda."

"Kau percaya diri sekali Mr.Styles!"

"Kau menyebalkan Avey, harusnya kau membalas 'Aku tidak menggodamu, Harry. Kau memang selalu tampan." Harry sudah memajukan bibirnya, uh menggemaskan sekali.

"Diamlah Styles! Kau fokus saja menyetir." Kataku.

"Baiklah, Mrs.Styles aku akan menurutimu." Aku memutar bola mataku.

Aku sudah menguap lebih dari tiga kali, entahlah aku merasa sangat mengantuk sekarang. Aku melirik Harry yang masih sibuk menyetir, aku heran apa dia tidak mengantuk bahkan ia tidak sedikitpun menoleh kearahku. Aku terus memandangi Harry, sungguh aku sangat beruntung bisa memilikinya.

"Aku tahu aku tampan,Avey. Kau pasti tidak akan bosan memandangi wajahku." Percaya diri sekali dia.

Aku hanya memutar bola mataku, tidak menanggapi apa yang Harry katakan.

"Kau akan membawaku kemana Harry?"

"Apa aku lupa memberitahumu? Kita akan pergi kerumahku, kau akan bertemu keluargaku, babe." Katanya.

"Apa? Kau tidak seriuskan, Harry? Bahkan belum mempersiapkan diri untuk menemuinya."

"Kau hanya perlu menjadi dirimu sendiri saja Avey, aku mencintaimu dirimu sebagai Avey, mereka juga pasti akan satu pendapat denganku. Bukankah kau dulu juga sudah dekat dengan calon mertuamu Avey." Aku tidak bisa melepaskan tatapanku dari mata hijaunya, sungguh mempesona.

"Hm, Apa mataku sangat indah Avey? Kau tidak berhenti menatap mataku." Sial.

"Kau menyetir saja, Harold. Aku ingin tidur" kataku.

***

Aku sudah sampai di Holmes Chapel, kami melakukan perjalanan sekitar tiga jam. Rumah Harry masih sama seperti dulu, aku bahkan bisa melihat mantan rumah yang dulu sempat aku tempati. Kenangan-kenangan saat kami pertama bertemu kembali berputar di kepalaku, aku sangat ingat saat pertama kali bertemu dengan Harry. Aku harus berterima kasih kepada Alson karena dia meninggalkanku saat itu, jika tidak mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengan Harry. Holmes Chapel selalu menjadi kota favoritku di London, mungkin karena aku pernah tinggal di Holmes Chapel entahlah aku selalu merasa nyaman jika berada di sini.

"Hi, Evelyn. Sudah lama kita tidak bertemu, aku merindukanmu Evelyn." Kata Aunt Anne, Harry's mommy.

"Hi, Aunt. Aku juga merindukanmu, senang bertemu denganmu lagi." Kataku.

"call me Mom, Evelyn. Aku lebih senang kau memanggilku Mommy"

Awal yang bagus bukan untuk mendekati calon mertua?

"okay, Mom." Aku tersnyum menampilkan senyum termanisku.

"Mom! Kau bahkan mengabaikanku, kau hanya menyapa Avey saja. Apa kau tidak ingin menyapa anak kandungmu sendiri Mom?" Kenapa Harry berubah menjadi manja? Seperti bayi saja.

"Kau sudah 18 tahun Harry, kenapa kau masih saja manja." Aku setuju dengan Mom Anne.

"Uh, baiklah. Kau nanti tidur bersamaku saja, Avey." Aku membulatkan mataku.

"No!!. tidak Evelyn tidur bersama Gemma, kau jangan macam-macam Harry." Thanks God.

***

Aku berjalan menuju kamar Gemma, aku sangat lelah dan berniat untuk tidur. Aku melihat Gemma sedang merias dirinya, mungkin dia akan pergi. Gemma sangat cantik menurutku, dia juga memiliki dimples  dan mata yang sama dengan milik Harry. Gemma tidak menyadari bahwa aku sudah memasuki kamarnya, mungkin dia berdandan untuk orang yang sangat spesial untuknya.

"Hm... hi, Gemma. Apa aku boleh tidur disini?" Tanyaku.

"Hi, Evelyn. Kau tidur duluan saja disini. Aku sedang menunggu Calum menjemputku."

"okay, apa Calum adalah kekasihmu Gemma?" tanyaku.

"yeah. Aku sudah tiga tahun bersamanya. Dia sangat perhatian denganku, aku merasa beruntung mendapatkannya."

Aku dapat membayangkan Gemma sangat bahagia dengan adanya Calum, tentu saja karena dia selalu terlihat bahagia jika mendengar nama Calum.

"Calum juga pasti beruntung mendapatkanmu, Gemma." Aku yakin aku benar.

"Ah, Kau juga beruntung mendapatkan Harry. Kau tahu tatapannya untukmu  sangat lembut dan aku tahu dia sangat menyayangimu. Aku bahkan tidak pernah melihat Harry menatap orang lain selembut dia menatapmu, Evelyn"

Apa benar yang dikatakan Gemma? Aku berharap itu adalah sebuah kenyataan, aku sudah sangat mencintainya. Bahkan aku tidak tahu aku bisa hidup atau tidak jika tanpa dirinya.

"Aku harap kau benar, Gemma." Kataku

"Tentu saja aku selalu benar. Ah, Calum sudah menjemputku Evelyn. Bye, Aku pergi sekarang."

Aku hanya mengangguk kemudian membaringkan tubuhku di kasur milik Gemma mencari posisi nyaman kemudian memejamkan mataku memasuki mimpi indahku.

Stuck On You (Harry Styles)Where stories live. Discover now