Sejak aku memiliki magic card, aku, Jegal, dan Ben mulai akrab. Teman-teman mengira aku pacaran sama mereka. Ada-ada aja deg..
Saat istirahat tiba....
"Tuh, pacarmu datang nyari kamu tuh."kata Mio. "Apaan?! Pacar bukan ya?! Cuma temen!! Temen!!"teriakku. "Kalo cuma temen, kok bisa akrab bener nieh?" Kata Tena menyenggolku. "Keputusan pak guru mengelompokkanmu dengan Jegal memang sangat bagus!" Kata Mio. "Sudahla! Aku serius!" Kataku marah. "Iya.. iya.. Jangan biarin pacarmu tunggu tuh...'' Kata Mio. Ku tak tanggapi perkataan mereka dan kudatangi Jegal. "Kenapa lagi Gal?" Tanyaku. "Oh, itu.. dikelas kita ada yang menggunakan Magic Card.. kalo dilihat sih, baru pakai, masih C+ Ranker.." kata Jegal. "masih C+ ya, aku sudah B+ loh" Kataku. "Jadi tujuan kita sebenarnya adalah..."kata Jegal memutuskan ucapannya. "Membongkar kenapa dia bisa mendapatkan Magic Card dan mengajaknya jangan terpengaruh oleh hal yang buruk dari tantangannya Z." Sambung Ben tiba-tiba datang. "begitu ternyata.. jadi siapa yang mendapatkan Magic Card tersebut?" Tanyaku. "Roman" Kata Jegal dan Ben bersama. "Oke. Kalo gitu mari kita mulai misi kita!" Kata Jegal semangat. "Ga usah semangat gitu juga kali.. Kayak detektif aja." Kataku. "Kita mulai besok saja ya..." Kata Ben. Setelah selesai pembicaraan kita, akupun menuju kelas. "Kenapa, Lur? Kok cemberut?" Tanya Mio. "Bluer?Bluer!" Teriak Tena. "Eh..iya.. kenapa?"kataku kaget. "Awas loh Nanti kesambet."Kata Mio.Saat pelajaran aku tak bisa Fokus.. tatapanku beberapa menit melihat ke arah Roman. Apakah aku telah terobsesi begini ya? Aduh.. Magic card bener-bener buat aku pusingg...
"Bluer, seharusnya kamu tidak lihat Roman terus. Nanti malah dicurigain loh." Kata Jegal berjalan pulang kerumah. "Maaf.. aku juga gak tau ntah kenapa bisa begini.." kataku. "Ya sudah, gak pa-pa kok.. aku dan Ben akan membuat rencananya nanti.. Nanti kita akan bicara digrup kita ya." Kata Jegal. "Oh iya, aku sudah sampai. Duluan yaa" "iya.." balasku lemas. Saat malam, aku, Jegal, dan Ben berdiskusi di grup chat yang telah dibuat khusus. Kami berencana untuk melakukannya keesokan harinya..
Keesokan harinya..
"Ada apa ini ribut-ribut?" Kataku berdiri didepan gerbang sekolah. "Bluer, Akhirnya kau datang juga." Kata Tena. "Ayo, ikut aku!" Kata Mio. Mio dan Tena membawaku ke gedung sekolah. Disana banyak murid berserta guru mengerubungi gedung tersebut. Setelah memfokuskan pandangan kebawah gedung..... "I..ini.. bukannya Roman?"kataku. "Iya.." balas Mio dan Tena. Badan Roman berlumuran darah. Dia sudah meninggal. Jatuh dari gedung sekolah lantai 5. Kok ini bisa terjadi? Kemarin kami berdiskusi untuk mengajak Roman tidak terpengaruh dan membuka rahasia kenapa Roman memiliki Magic Card, sepertinya semua sia-sia. Sepertinya kami terlambat... Tak lama kemudian Jegal dan Ben pun datang dan melihat kondisi Roman seperti Ini.. "eh, itu apa?" Murid-murid mulai berbisik. Setelah kulihat perlahan... Itu... Magic Card? Magic card keluar dari tubuh Roman.. murid-murid mengambil magic card itu. Aku ingin menghentikannya tapi apa dayaku.. Magic Card sudah tersebar disekolah. Peperangan antar manusia akan dimulai sebentar lagi.. Dan pembunuhan terjadi dimana-mana.. Akankah aku menghentikannya? Apakah itu sudah takdir?
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Card
ПриключенияBayangkan jika hidupmu ditentukan oleh kartu yang bisa Membunuh seseorang. Baca terus petualangan Bluer Vantena membongkar identitas Z --END--