Rahasia

114 5 3
                                    

Tena POV
"Lihat! Aku membawa ini dari kantornya Raymond!" Kataku memberikan 3 buku dan 2 gulungan kertas yang kelihatannya tua. "Hemm.. coba kami lihat.." Kata Ben. Muka mereka berubah drastis. Matanya menghitam. "Kamu bercanda ya?" Kata mereka menatapku. "Tentu tidak. Pasti buku-buku ini Ada manfaatnya. Buka saja dulu.. Jangan ditatapi.. tetapi dibaca." Kataku. "Tena..." Kata Mio. "Yap? Bagaimana isinya??" Kataku. "Baca ini!" Kata Mio memberikanku buku bersampul biru Kubuka halaman pertamanya. "Untuk apa Kamu membawa Buku kas keuangan?! Mending kas keuangan kita, kas keuangan clannya Raymond! Gak penting bener!" Kata Mio marah-marah. "Ini juga!" Kata Mio memberiku 2 buku. "Buka dan baca!" Kata Mio. Kubuka buku-buku itu perlahan. "Buku pembangunan! Buku pelanggaran! Buat apa Kamu bawa itu?! Emang Ada gunanya buat kita?! Coba Kamu bilang! Gunanya apa?!" Amarah Mio semakin memuncak. "Maaf. Aku hanya asal mengambil buku-buku itu.." Kata Tena menunduk. "Sabar, Mi. Coba kita lihat gulungan kertasnya." Kata Bluer. "Be..benar! Coba lihat gulungan kertasnya..." Kataku mengalihkan pembicaraan. Semuanya membuka gulungan kertas itu. Aku berharap gulungan kertas itu tidak membuatku semakin dimarahi. Mio itu memang orangnya pemarah. Apalagi kalau Salah melakukan sesuatu atau melihat barang-barang yang baginya tidak berguna. Kayak apaan aja. "Ba..Bagaimana isi bukunya??" Kataku cemas. Aku mendekati teman-teman.. "ini......"

Raymond POV
Dimana?!!! Dimanaa??!! Kok bisa hilang?! Ngak mungkin! Seingatku sudah ditaruh disini! Ngak mungkin bisa hilang! Sudah kucari disemua tempat tidak ada.. ''mencari apa boss?" Tanya Meka. "Buku kas keuangan, buku pembangunan, dan buku pelanggaran.." Kataku mencari-cari. "Apa buku pelanggaran hilang?!" Kata Meka dan Ben bersama-Sama. "Ini kenyataan Kan?" Kata Ben mencubit pipinya. Meka dan Ben saling bertatapan mata. "Yay! Buku pelanggaran hilang! Semoga selamanya tidak ketemu!" Kata mereka girang. "Kalian ini?!!! Bukannya bantu Cari malah kesenangan. Kalian ingat Kan??? Besok gajian?? Tanpa buku itu Aku tak bisa memberi kalian gaji untuk bulan ini. Bagaimana? Kalian mau?" Kataku. "Apaa??!!! Tidaaaaakkk!!" Teriak mereka berdua. Sudah kepalaku pusing ditambah pusing Sama mereka berdua. "Yakin boss? Tidak ketemu?!" Kata Ben. "Sini kami bantu cari, boss.." Kata Meka. "Kalian berubah pikiran?" Kataku. Mereka diam saja. "Sudah kucari dimana-mana tetapi tidak Ada." Kataku lemas. "Mungkin salah liat?" Kata Meka. "Kalian meragukan kemampuanku?!" Kataku mengepal tangan. "Tentu tidak boss.. kami masih Ada pekerjaan, kami pergi dulu ya boss!!" Kata mereka berdua seraya berlari. Dasar... Mereka itu.. Pengganggu...

Sebenarnya.. Yang hilang bukan cuma 3 buku itu. Kalau yang hilang cuma 3 buku itu sih, Aku tidak sampai kelabakan begini... Ada 2 lagi yang hilang.. gulungan kertas tua berwarna cokelat berpita merah yang diikat kencang. Itu adalah... Peta.. peta dimana sumber kekuatan alami yang dapat membuat kemampuan naik 300x lipat. Terapi perjalanan itu sangat rawan, jadi aku harus menyiapkan peralatannya. Setelah Selesai persiapannya baru aku akan kesana sendirian. Tetapi saat dicari, gulungan kertas itu tidak ada.. harus Aku cari kemana.. hikss.. Sama 1 lagi.. gulungan kertas dimana keberadaan Z, sang manusia yang hidup ratusan tahun dan hidup hanya demi ilmu pengetahuan dan kekuatan. Dialah pembuat hubungan antar manusia dan dunia lain putus. Z adalah orang yang penuh misteri...

Z POV
Mereka seperti nya akan dengan segera datang kesini. Mereka takkan mengira Aku mudah dikalahkan. Mereka belum tahu identitasku yang Sebenarnya.

Aku, laki laki berambut kuning yang memiliki kekuatan gelap dan memiliki senjata andalan yang hanya dapat digunakan pemimpin keluarga yang biasa disebut.. Soul weapon. Tetapi soul weapon kubuat sendiri dengan mengikuti soul weapon mereka. Selama beratus-ratus tahun Aku hidup dan meneliti. Dan para Bangsawan berkekuatan tinggi selalu datang untuk melawanku. Tentunya Aku menerima dan mereka selalu Kalah. Mereka saja kalah, Bagaimana dengan anak-anak kecil yang tidak tahu apa-apa datang melawanku. Mereka datang kesini... Ya... Cuma Ada satu jalan! Yaitu MATI DENGAN TRAGIS! Kalian pasti akan kalah. Jadi percuma kalian datang untuk melawanku. Tetapi bagiku tidak masalah. Aku dapat menghisap kekuatan mereka sehingga dapat menambah kekuatanku.

Raymond, Bluer, Jegal, Mio, Ben, Tena, dan yang lainnya... Akan kutunggu kalian Di kastil milikku. Akan kutunggu kalian menjadi santapanku. HAHAHAHA

Bluer POV
"Ini tidak Salah?? Peta kekuatan alami dan Peta keberadaan Z? Ini tidak becanda kan?" Kataku. "Apakah ini jebakan?" Kata Jegal. "Seharusnya bukan.. Kan Tena ambil diam-diam." Balasku. "Perlukah kita mempercayai ini?" Kata Tena. "Sepertinya iya...." Balas Ben. "Bagaimana ya, respon Jegal setelah tahu barang-barang ini hilang. "Hhmm... Seharusnya sih kaget.." kata Ben. "Kita gak usah tebak-tebakan deh.." kataku. "Becanda aja kok.. hehe.." kata Jegal. "Jadi, bagaimana seterusnya?" Kata Ben. "Lihat situasi saja." Kataku. "Ngomong-ngomong, tadi Aku melihat Ada orang yang mirip denganku. Dan namanya juga Ben? Apa Aku Salah dengar ya?" Kata Ben. "Tidak, Ben. Kamu gak salah dengar. Aku pernah bertarung dengan Ben yang satunya." Kataku. "Apa?! Kapan?! Dimana?! Mengapa?!" Teriak semua. "Huh.. kalian dasar berisik. Kebiasaan teriak-teriak kalian harus diubah tau!" Kataku. "Sudahlah, Bluer! Cepat ceritakan saja!" Kata Tena. "Kalian ingat saat Ada quest dimana Ellya yang menjadi sasarannya? Ingat laki-laki yang sudah sampai duluan? Itulah Ben! Kalian kan menghadapi Meka, jadi kalian tidak tahu kalau itu Ben. Dia sendiri yang berbicara kalau nama dia itu Ben." Jelasku. "Pantas saja..." Kata Ben. "Emang ada apa?" Tanyaku. "Saat kita bertarung dengan Meka, Meka ada bertanya "bagaimana dengan Ben? Kalian apakan mereka?" Seperti itu.." kata Ben. "Setelah itu Aku diculik dan dibawa ke Penjara milik Raymond." Sambung Jegal. "Jadi kita masuk ke intinya.. perlukah kita percaya dengan 2 gulungan kertas itu?" Tanya Tena. "Tidak! Jangan-jangan itu hanya jebakan.. jangan-Jangan Dia sudah tahu kalau kamu akan mengambilnya. Bagaimana menurut kalian?" Kata Mio. "Hmm.. Aku sih terserah. Aku di golongan putih saja." Kata Ben. "Ciee.. Golput nih... Menurutku sih percaya-percaya saja.. lihat! Kertas ini sudah kurang lebih tua. Tapi ini menggunakan kertas seperti sutera yang dirawat baik-Baik. Kalau hanya jebakan kenapa harus menggunakan kertas mahal jenis begini?" Kata Jegal. "Hm. Kata Jegal masuk akal!" Kata Ben. "Namanya juga Jegal..." Kata Jegal menyombongkan diri. "Gimana denganmu, Lur?" Kata Mio. "Hmm... Coba sini kulihat kertasnya." Kataku. Jegal melempar kertas itu kearahku. Kuraba-raba kertas itu. "Kertas ini teksturnya halus dan.... Seperti sutera? Sepertinya Aku pernah melihatnya...." Kataku. "Melihatnya? dimana?" Kata Tena. "Di museum nasional! Disitu Ada prakamen dan Aku pernah menyentuhnya. Teksturnya sama seperti ini. Ini kertas mahal yang cara pembuatannya sulit. Di negara ini sangat langka.. jadi menurutku kita sebaiknya kembali ke kantornya Raymond.." kataku. "Apa?! Untuk apa?!" Kata yang lain. "Jadi begini.... Kita lebih baik berkerja Sama dengan Raymond untuk melawan Z! Bukankah Raymond terobsesi untuk melawan Z?" Jelasku.
"Hhmm... Ide bagus!"
****
"Oke! Aku Setuju!" Kata Raymond
"Sip...sip... Gitu dong!" Balasku
"Kapan kita berangkat?" Kata Jegal
"Besok! Kita harus melakukan persiapan dulu!" Balasku
"Oke, kita berkumpul disini Besok! Aku akan mengumpulkan pegawaiku untuk bergabung melawannya!" Kata Raymond.
"Okee!!"

Magic CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang