TARGET

115 5 0
                                    

"Tantangan dimulai!!" "Cepat! Kita cari target kita!" "Teleport!!" Berkat kekuatanku, kita sampau dilokasi target yang akan kami lindungi. Tetapi, sayangnya kami telat, seorang dari tim penyerang sampai terlebih dahulu daripada kami, dan dia adalah S ranker. "Kenapa sih lokasi targetnya Gak enak bener?!" Kata Ben. "Mana kutahu." Balas Jegal. Ada yang bisa tebak lokasinya? Yap! Toilet Perempuan lantai 3... "Kamu?!" Aku dan target terkejut dan saling bertatapan mata. Targetnya adalah.. pembully lamaku, Ellya!

Mungkin Ada yang Bingung, kan kita pindah sekolah karena Sekolah lamaku hancur dan semua orang meninggal. Ellya, anak itu kebetulan sedang berada diluar kota.. Karena sekolah kami yang Sekarang adalah sekolah elit, makanya Ellya masuk kesini.. nah.. begitu..

"Cepat! Lindungi target!" Kata Tena. tiba-tiba, terjadi kegaduhan dilantai satu, seorang laki-laki memakai jaket yang dulu pernah menyerang sekolah lamaku kembali muncul! "Kalian hadapi anak yang dibawah Saja! Disini serahkan kepadaku!" Kataku memberi Pengarahan. "Yakin nih, Lur?" Kata Mio ragu-ragu. "Iya! Cepat!" Teriakku. Mio, Tena, Ben, dan Jegal berlari turun kelantai satu. "Seorang perempuan berani melawanku?!" "Sepertinya kau terlalu meremehkanku, deh!" Balasku. "Lihat saja Nanti!" "Kamu bukan murid sekolah ini! Apa yang kamu lakukan disekolah ini?!" Kataku membentak. "Benar! Aku bukan murid sekolah ini! Bossku memintaku untuk memburu sang target!" "Menyerah saja kau! Takkan kubiarkan Kau menyentuhnya! Sehelai rambut pun! Menyerah saja, anak asing!" Teriakku. "Anak asing?!" Namaku Ben! Bukan anak asing!" Teriaknya. "Apa?! Ben?!" Kataku terkejut. "Kok namanya Ben?! Apakah ini secara kebetulan?! Atau Ada hubungannya dengan Ben yang asli?" Pikirku. Anak itu memakai masker, hoodie, kaos, dan celana panjang. Mukanya tidak telalu kelihatan karena tertutup masker. "Apakah bossmu.. bernama Raymond?" Tidak tahu Kenapa, pertanyaan itu terlontar dari mulutku. "Heh! Kau tidak pantas menyebut nama bossku!"

Beralih ke lantai 1
"Dimana dia?!" "A..aku tidak tahu..." "Aakkhh!!" Mio, Tena, Ben, dan Jegal sedang bersembunyi sambil mengintai anak itu. "Kenapa dia mencarimu, Gal?" Tanya Ben. "Mungkin dia Raymond.." kata Tena. "Bukan! Itu bukan Raymond! Dia hanya mengikuti gaya Raymond." Kata Jegal. "Bagaimana kau bisa memastikannya?" Tanya Mio. "Aku sudah bersahabat dengannya sangat Lama. Aku tahu kebiasaan dan cara Raymond berkelahi." Kata Jegal. "Mungkin dia sangat mengenali Raymond.. atau... Dia disuruh Raymond mencarimu?" Kata Tena. "Mana mungkin!" Kata Jegal mengelak. "Kan siapa tau..." Kata Mio. "Sudahlah! Kita lebih baik memperhatikan anak itu yang mirip dengan Raymond."Kata Ben. "Mau sampai kapan kita bersembunyi begini? Kenapa tidak langsung menyerang saja.." kata Tena. "Kau lupa ya kejadian disekolah dulu kita?! Dia pembunuh yang elit! Kita harus tahu dahulu kekuatannya, kelemahannya, dan.. ya begitulah.." kata Ben. "Kayak kamu ahli saja." Kata Tena. "Aku memang lebih berpengalaman kok!" Kata Ben membantah. "Sudahlah! Perhatikan saja anak itu! Tidak usah bertengkar!" Kata Mio marah + berteriak.
"Siapa disana?!"
"Tuh kan! Gara-Gara kalian bertengkar!" Kata Mio.
"Apaan! Jelas-jelas kamu yang tadi berteriak." Bantah Ben
"Sekarang harus Bagaimana?" Kata Tena cemas
"Sudahlah! Tidak usah bertengkar!" Kata Jegal
"Tena! Baca profilnya! Sepertinya kita dapat menemukan kekuatan dan kelemahannya!" Kata Mio
"Oke!" Balas Tena
"Cepaat! Dia semakin mendekat!"
"Iya..Iya..sabar.."

Nama.            : Cadis Meka
                          S ranker
Kemampuan: Manusia pedang  
                          Levitation

"a..aku baru tahu Ada Kemampuan Manusia Pedang." Kata Jegal. "Namanya juga aneh.." Kata Ben. "Kalau kita berlima bersatu pasti bisa mengalahkannya!" Kata Tena. "Em.. Sekarang kita berempat.. Bluer lagi perang tuh dilantai 3." Kata Ben. "Gimana ya kabarnya dilantai 3?" Kata Mio. 'Lebih baik pikirkan nasib kita disini dulu deh!" Kaya Jegal. Kesempatan untuk Cadis Meka (Biasa dipanggil Meka) saat kita tidak fokus kepadanya. Meka terbang menggunakan Levitation dan menyerang kami secara diam-diam. Tangannya yang tajamnya Seperti pedang mampu melukai Siapa saja dalam sekejap. Mereka ber-4 sangat terkejut. Salah mereka sendiri sih gak fokus.. "psychokinesis!" Jegal yang memiliki kekuatan psychokinesis menggerakan bata-bata yang Ada disekitar sekolah dan membuat kubah yang cukup untuk berempat. "Kapan serangannya berhenti?!" Kata Mio. "Pantang Menyerah juga ya.." Kata Ben. "Aduhh.. cepatlah.. ini menghabiskan Magic Cardku sedikit demi sedikit.." kata Jegal. "Bersabarlah, Gal.." kata Ben. "magic Card habis Kan masih bisa dicari.. Yang penting kita selamat dulu deh.. ini lebih penting.." Kata Mio. "Aku setuju dengan Mio!" Kata Tena. "Sudahlah! Jangan berisik! Mengganggu konsenterasiku tau!" Kata Jegal.

Di toilet perempuan lantai 3
"Ellya! Menunduk!" Teriakku. Aku dengan Ben (yang palsu) mengerahkan kemampuan masing-masing. Kami Sama-Sama tidak mau mengalah.
"Tak kusangka.. anak yang suka ku bully hingga tak berdaya menjadi pelindungku dengan sepenuh hati." Pikir Ellya dalam hati. "Ellya! Jangan hilangkan fokusmu! Kita dalam keadaan kritis! Jika nyawamu melayang Jangan salahkan aku!" Kataku memperingatkan.

Sepertinya Hanya Ada satu jalan untukku dan Ellya. Satu-satunya adalah menerobos keluar. Menggunakan teleportation itu tidak mungkin.. karena Ben palsu ini memiliki kekuatan Time Pause yang bisa mengejar kapan saja. Tetapi bisakah aku menerobos keluar dengan Ellya yang tidak memiliki kekuatan Sama sekali?

"Ellya!"
"Ya, Bluer?"
"Ayo! Gandeng tanganku! Kita akan.. menerobos Keluar!"
"Apa?! Itu tidak mungkin!"
"Ayo! Aku Percaya!"
"Tetapi jika kita tertangkap, maka akan lebih parah!"
"Apakah kita perlu diam disini menunggu tim penyerang yang lain datang? Dan kita akan menjadi lebih parah?" Kataku meyakinkan.
Walau sedikit ragu-ragu, Ellya menggangguk Setuju. Tetapi Bagaimana caranya aku dengan Ellya keluar dengan selamat tanpa tertangkap? Atau perlu menunggu mereka berempat untuk menolong? Tetapi, Sepertinya mereka sangat Sibuk. Atau bahkan tidak dapat menolong diri sendiri. Apa Aku harus bertahan Hingga waktu bertempurnya habis? Tetapi waktunya masih sangat-sangat Lama. Aku sangat cemas keadaanku dengan Ellya dan mereka berempat yang sedang bertarung dibawah. Bagaimana nasib kita selanjutnya?

Magic CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang