Chapter 2

32.2K 2.6K 514
                                    

Hari yang indah untuk membolos sekolah. Itulah yang terpikirkan oleh Reza, dkk saat sebelum mereka ketahuan membolos oleh petugas kedisiplinan sekolah. Saat itu, tepatnya pagi-pagi di perjalanan ke sekolah. Reza, Dani, dan Fahri sama-sama malas ke sekolah. Kemudian mereka sepakat untuk membolos dan pergi ke warnet dan bodohnya mereka malah pergi ke warnet yang jaraknya sekitar seperempat kilometer dari sekolah. Dan itu masuk dalam jangkauan petugas kedisiplinan sekolah! Jadilah mereka ketahuan sedang membolos dan kini tengah menjalani hukuman dengan berlari mengelilingi lapangan upacara sebanyak 10 putaran. Itu tidak sedikit mengingat ukuran lapangan hampir seperti lapangan sepak bola. Bukan futsal, oke?

Reza terlihat sangat kecapekan padahal ia baru saja mengelilingi lapangan 6 kali, itu masih mending ketimbang Dani yang baru 3 putaran. Sedangkan Fahri yang memang jago berlari dan juga tenaganya yang entah kenapa sangat kuat itu sudah menyelesaikan 10 putaran lima menit yang lalu.

Begitu selesai menjalankan hukuman, mereka bertiga bukannya menuju kelas malah menuju kantin sekolah. Alasannya ingin membeli minuman. Jelas saja, mereka sangat lelah dan tubuh mereka pun basah oleh keringat. Dan kini mereka tengah duduk di bangku kantin sambil meminum minuman dingin mereka.

***

Reza langsung keluar dari kelasnya begitu bel istirahat sudah berbunyi. Tadi ia bersama kedua sahabatnya, Dani dan Fahri, masuk ke dalam kelas saat pelajaran ke dua karena mereka tidak diizinkan masuk saat pelajaran pertama. Laki-laki yang memiliki warna pupil mata berwarna merah ini segera melangkahkan kakinya menuju kantin karena perutnya sudah minta diisi. Berhubung ia juga tidak sempat sarapan dan ditambah hukuman tadi. Ia sengaja meninggalkan kedua sahabatnya itu karena mereka pasti akan lama mengantar infocus milik guru pelajaran tadi ke kantornya. Jadi ia lebih memilih untuk tidak menunggu dan langsung menuju kantin.

Ia pun duduk di bangku kosong di sana dan memanggil pelayan di kantin tersebut. setelah memesan, Reza mengeluarkan ponselnya dan mulai mengutak-atiknya. Ah iya, ia melakukan itu agar bisa mengacuhkan orang-orang- lebih tepatnya para murid perempuan di kantin itu yang terus memperhatikannya. Ia sadar itu. Banyak gadis yang mengaguminya, bahan pernah ada yang menyatakan perasaan padanya. Reza hanya menatap datar gadis-gadis yang menyatakan perasaan padanya lalu menolak mereka secara datar pula. Tidak kasar ataupun dengan cara lembut. Jika ditanyai alasannya, ia pasti akan menjawab "gue ga tertarik sama cewek." Dan jika ditanya apakah Reza itu gay dia menjawabnya dengan gelengan kepala. Entah ia menjawab "tidak" atau "tidak tahu" pokoknya ia tidak tertarik memiliki hubungan seperti itu. Padahal kebanyakan brandal sepertinya itu biasanya selalu gonta-ganti pacar.

"K-kak!" seseorang sedikit berteriak dari arah sampingnya. Merasa suara itu berada sangat dekat dengannya, Reza pun menoleh ke sumber suara. Seorang gadis dengan rambut pendek sebahu tengah menundukkan kepalanya. Bisa ditebak wajahnya saat ini sangat merah terlihat dari telinganya yang ikut memerah.

Reza terus menatapnya datar menunggu lanjutan kalimat yang akan diungkapkan gadis ini. Oh ya, gadis ini memanggilnya "Kak" artinya gadis ini adalah juniornya.

"aku suka sama kakak!" ungkap gadis itu sambil meremas ujung kemeja sekolahnya. Reza yang sudah menduganya terus menatapnya datar. "aku pingin kakak jadi pacar aku!" lanjut gadis itu. Reza menghela nafas dan memalingkan pandangannya.

"maaf. Gue gak tertarik." Setelah Reza mengucapkan itu, gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Reza terkejut. Tidak perlu dilihat pun Reza sudah tahu gadis itu hampir menangis dengan wajah memerah. Bukan karena tersipu seperti tadi, tapi karena malu. Padahal ia sudah percaya diri akan diterima, makanya ia mengungkapkan perasaannya dengan cara yang berteriak. Jadi ia bisa berbangga diri. "gue gak tertarik sama cewek munafik kayak lu." Dan Reza tahu akan hal itu. Ia tidak mau berpasangan dengan seseorang yang suka memamerkan hubungan dengannya.

Black Hair With Red EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang