Eh?

85 10 0
                                    

     Aku terlonjak kaget. Aku benar-benar hanyut dalam permainan pianonya, sampai tak sadar bahwa ia menyadariku sedang memerhatikannya dari tadi.
     "A-aku, e-eh, maaf ganggu, ya. Dah," jawabku gagap sambil berlari menuju kelas. Kudengar beberapa kali dia memanggilku, namun aku tak ingin menengok.
Aduh, Vy, kok bisa ketahuan, sih? Lo bodoh banget, gumamku pelan.
     Aku masih berlari dengan cepat, sampai tak sengaja aku menabrak seseorang yang sedang membawa banyak lembaran kertas di tangannya.
     "Eh, yaampun maaf banget. Aku ga sengaja. Maaf," pintaku sambil membantu memunguti lembaran kertas yang berserakan di koridor. Sekilas kulihat isi lembaran tersebut–Acateny Piano Competition.
"Ivy?" Aku mendongakkan kepalaku, berusaha melihat wajahnya. Yaampun, ternyata Aria.
"Yah, gue kira siapa. Kalo lo, sih, gue bodo amat. Sana beresin sendiri," jawabku ketus.
     "Lah, kok gitu, sih. Bantuin gue dulu, lo tanggung jawab kenapa mesti nabrak gue," balasnya tidak mau kalah.
     "Ga. Udah, ah, gue mau ke kelas," ucapku tak peduli. Aku terus berjalan ke kelas tanpa menghiraukannya.
     "Hahahaha. Iya, deh, terserah kamu," gumam Aria pelan, nyaris tidak terdengar.

。。。

     "Duh, capek."
     Sekolah telah berakhir. Aku benar-benar lelah hari ini. Bagaimana tidak? Aku menabrak Aria, ujian science, dan bahkan aku ketahuan mengintip seorang murid. Jangan sampai, deh, aku dibilang penguntit atau semacamnya.
     "Vy, cepet masuk," ucap suara dari dalam mobil. Lantas aku menengok, dan seperti yang sudah kuduga.
     "Gak usah, Ya. Gue naik angkot aja."
     Yap. Dia Aria.
     "Boros amat, sih. Buang-buang duit tau. Mending nebeng gue aja gratis," Aria mulai memaksa.
     Aku mempercepat jalanku menuju gerbang sekolah, tanpa menggubris ajakan Aria. Aria yang sadar tidak dihiraukan olehku sontak langsung keluar dari mobil dan mengejarku.
     "Eits, tungguin gue," pintanya sembari mengejarku. "Kalo gak mau naik, gue temenin lo naik angkot, deh."
     Aku langsung berhenti dan berbalik badan. "Gue bilang gak usah, Ya."
     Aria pun memberhentikan langkahnya juga. Dia menunjukkan ekspresi oke-kalau-begitu dengan pasrah. Akhirnya dia mengalah. Aku hanya menganggukkan kepala sebagai tanda bagus.
     Aku pun dapat berjalan santai menuju jalan raya dan menunggu angkot di sana. Jujur, aku terlalu lelah berjalan kaki. Aku menyetop angkot S15A yang lewat, dan segera masuk.
Entah mengapa, aku merasa aneh. Aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku saja atau bukan, sepertinya ada yang mengikutiku. Ku lihat sekeliling angkot. Tidak ada yang memakai seragam putih-abu khas Acateny. Yah, sepertinya bukan apa-apa.
Aku turun di depan gang rumahku, lalu membayar ongkos. Namun, sebelum uangku jatuh di tangan supir, seseorang mendahuluiku dengan memberikan sepeser uang lima ribuan. Aku menengok, bersiap untuk menolak.
     "Apaan, sih, Ya? Gue punya duit kali," aku mendengus kesal. Sayangnya, sang supir sudah menerima uang dari Aria, dah ia sudah menancap gas. Tapi lumayan, aku jadi menghemat uang sakuku.
     "Udah capek-capek ngikutin pake angkot belakang, nih. Haus banget," kode Aria padaku. Aku hanya memutar bola mataku, memaklumi sifat orang yang satu ini.
     "Bilang aja mau numpang minum. Yaudah sini cepet," ajakku ketus. "Tapi jangan kegeeran. Gue ngajak cuman buat bales budi doang. Kalo lo ga ngikutin gue, sih, ngapain juga."
     "Iya iyaaa, gak usah banyak omong mending langsung ke rumah lo terus bikinin gue es sirup," dasar tak tahu malu.
Kami sampai di rumah. Aku segera menuju dapur untuk membuatkan Aria segelas es sirup.
"Nih. Abisin terus pulang," ucapku sembari menyerahkan gelas yang berembun karena dinginnya es. Aria tanpa ba-bi-bu lagi langsung menyambarnya dan meneguk gelas itu sampai habis.
"Aah, enak. Makasih, Vy," aku hanya berdeham tanda iya. "Yaudah gue balik. Besok gue jemput, ya. Bye."
Aku hanya memasang muka datar dan menutup pintu untuknya, tanpa menjawab lambaian tangan darinya.

。。。

Part 5!

Sumpah bingung mau namain chapternya apa wkwkwk abaikan juga gambarnya :v

Hope you like it and give a star for this part!

NocturneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang