Klakson Si*lan

1.7K 94 7
                                    


Coba dibaca, ya? Ini hasil iseng-iseng doang. Hehehehe

Ceritanya gak berat, kok. Mungkin terkesan lebay, malah. Konfliknya juga cuma cinta-cintaan. Hailaaaaaaaa... xD

Selamat membaca!

====================================================================================

((KinKa))

~0~

Gadis berwajah imut dengan kedua mata sipit itu cemberut sambil sesekali menengok smartphone-nya. Seperti pada umumnya, gestur yang dilakukan gadis itu menandakan bahwa ia sedang menunggu sesuatu atau seseorang. Apa atau siapapun itu, pastinya ia telah menunggu lama.

Beberapa saat kemudian ibu jarinya dengan lincah memencet touchscreen smartphone-nya. Setelah itu baru ia mengangkat smartphone tersebut dan menempelkannya di telinga kanannya

"Halo, Kak?" sapanya saat teleponnya diangkat oleh seseorang di seberang sana setelah bunyi 'tut' kedelapan.

'Iya, Dut?' balas orang itu.

"Kak Kinal nggak lupa mau nganterin aku ke kampus, kan?" tanya gadis itu, memastikan.

'Duh, ya ampun! Sorry, Dut. Gue lupa. Ini baru bangun. Satu jam lagi gue sampe.'

Gadis itu tertegun. Perutnya seolah diaduk dan dadanya serasa dihimpit. Kinal selalu lupa akan sesuatu yang dijanjikannya pada gadis itu. Dan ia selalu jadi pihak yang dirugikan. Mungkin karena ia terlalu menaruh kepercayaan pada pacarnya itu.

Iya. Kinal adalah pacarnya. Seorang yang 2 tahun lebih tua darinya. Kinal adalah seorang presenter berita olahraga terkenal di mana acara yang dibawakannya bersama Veranda (sahabat sekaligus partner Kinal) sangat digandrungi kaula muda. Namun di balik semua itu, Kinal tetap menjalani hari-harinya seperti biasa, yakni sebagai mahasiswa semester 6 di universitas, fakultas dan jurusan yang sama dengan gadis tadi, namun berbeda angkatan. Dengan kata lain, Kinal adalah pacar sekaligus 'senpai' gadis tersebut.

Gadis itu kembali dari lamunannya.

"Hmm... kelas aku mulainya juga satu jam lagi. Kirain Kak Kinal udah siap. Nggak tahunya baru bangun. Kalo emang gak bisa nganterin, Kakak gak usah janji," ujarnya pelan.

'Dudut. Sinka Juliani. Ayo, dong, jangan ngambek gitu. Nanti jelek, lho!' ujar Kinal berseloroh. Bukannya tertawa, gadis bernama Sinka itu malah semakin sedih. Bagaimana tidak? Kinal seolah tidak pernah bisa serius dengannya. Seolah semua hal tentang Sinka adalah remeh bagi cowok itu.

"Bukan sekali dua kali, kan, Kak?"

'Hmm... iya, iya. Naomi udah berangkat emang?'

"Udah."

'Kalo gitu tunggu gue! Paling lama 45 menit. Oke?' Kinal bernegosiasi.

"Oke," jawab Sinka. Lalu sambungan terputus.

"Kayaknya bakal telat lagi, nih," gumam Sinka.

~0~

Seharian itu Sinka merasa bete. Kinal memang datang lebih cepat, namun ia tak bisa menghindari telat. Untunglah dosen yang memberikan kuliah saat itu mengizinkannya mengikuti kelas.

Selesai kuliah (3 matkul sekaligus), jam menunjukkan pukul 3 sore. Berjalan sendirian menuju kantin, ia melihat Kinal berada di depan Fakultas Hukum, berbincang sambil bersenda gurau bersama beberapa gadis. Membuat Sinka menghela napas melihat tingkah Kinal yang tak kunjung berubah.

"Woy, Sin!" panggil seseorang sambil melambaikan tangannya dan memberi isyarat pada Sinka untuk menghampirinya. Ia adalah teman Sinka sejak masih SMA.

Kumpulan WansutWhere stories live. Discover now