Hehe
Dengerin itu lagu di mulmed yak! :v
Sorry kalo ada typo-typo gak manusiawi :')
==================================================================
((MeLids))
~0~
Sendiri adalah Melody. Melody adalah sendiri. Dua hal itu seolah saling mengikat. Saling identik. Kesendirian membuat Melody nyaman. Kesendirian membuat sepinya tenang. Entah bagaimana mulanya ia membuat tembok bernama kesendirian itu.
Sudah hampir 30 tahun ia hidup di dunia ini, namun ia tak kunjung menikah. Bukan tanpa alasan. Ia hanya trauma dengan sebuah 'kepemilikan'. Dulunya ia punya keluarga. Ayah, Ibu, Kakak dan Adik. Serta seorang tunangan. Namun semuanya telah pergi. Dengan keluarganya pergi secara permanen ke dunia lain, sementara tunangannya pergi mengkhianatinya.
Beberapa hari sebelum pernikahannya, seluruh anggota keluarganya meninggal akibat kecelakaan pesawat. Bersamaan dengan itu, sang tunangan hilang tiba-tiba. Membawa seluruh asa dan hatinya, juga beberapa materi yang pernah ia berikan (baca: mobil, dll). Saat di mana ia membutuhkan bahu untuk bersandar akibat duka yang dirasakannya perihal keluarganya, sang tunangan tidak ada di sampingnya. Ia jatuh, hancur, dan tak tertolong.
Bila saling cinta pasti akan kehilangan~
Jika tak miliki takkan ada tangis~
Begitulah prinsip Melody kala ia mencoba bangkit dari keterpurukannya. Hingga 7 tahun berlalu dan ia mulai terbiasa dengan 'tanpa siapapun'-nya. Ia tidak mau berhubungan dengan siapapun yang menuntutnya untuk saling mengikat batin. Baik itu teman, saudara (meski faktanya ia tidak punya saudara dari manapun), atau kekasih.
Orang-orang terdekatnya hanya seputar rekan kerja yang jika sudah keluar area kantor, maka ia tak akan mencoba berbasa-basi menyapa atau tersenyum sekalipun.
Keadaan itu membuatnya menjadi seorang masokis kerja. Sebagai pemilik perusahan yang —mau tak mau— diwariskan kepadanya, ia bekerja tak kenal waktu. Seolah dengan cara seperti itu ia mendapat orgasme tak terperi. Dampak bagi perusahaannya sangat bagus, karena kini perusahaannya sudah sangat maju ketimbang masih ditangani ayahnya. Namun bagi dirinya, itu tak menghasilkan apapun. Bahkan ia sama sekali tak peduli dengan pundi-pundi yang telah dikumpulkannya.
Jangan dikira selama 7 tahun ini tidak ada satupun laki-laki yang mencoba mendekatinya. Karena anggapan itu salah. Jelas banyak laki-laki yang tertarik padanya. Ia cantik, cerdas, sukses dan owner perusahaan terkemuka. Laki-laki mana yang tidak ngiler? Mungkin hanya laki-laki abnormal penyuka sesama jenis.
Karena takut terluka~
Aku yang lebih dulu menyakiti hati seseorang~
Namun nahas, tak ada satupun yang bisa meraihnya. Melody tetap bertahan dalam kesendirian. Karena ia tahu, mereka hanya ingin memilikinya tanpa mau memahaminya. Hanya melihatnya sebagai 'istri idaman' tanpa mau tahu bahwa ia sangat rapuh.
Hingga sekitar setahun yang lalu. Kala ia mengadakan pertemuan dengan rekan kerjanya dari perusahaan lain, ia bertemu dengan laki-laki bernama Halidyo Maulana Djuhandar. Laki-laki muda yang kala itu masih berusia 24 tahun. Sebenarnya Melody tak pernah menghiraukan Dyo —begitulah yang Melody dengar saat orang-orang memanggil namanya, tapi entah kenapa Dyo gencar mendekatinya. Dari sekedar cari perhatian hingga blak-blakan mengatakan suka padanya.
Biasanya tidak pernah ada yang mendekatinya hingga selama ini. Jangankan hampir setahun begini, ditolak satu kali saja mereka sudah mundur. Namun berbeda dengan Dyo, pemuda itu seakan tak pernah lelah untuk membuktikan cintanya pada Melody. Sayang sekali (mungkin) hati Melody terlanjur mati. Seandainya Dyo datang 8 tahun yang lalu, mungkin mereka sudah menikah dan mempunyai beberapa anak. Tapi apa daya, 8 tahun lalu Dyo masih 17 tahun.
YOU ARE READING
Kumpulan Wansut
FanfictionIni kumpulan OS, hailaaaa... Wkwkwkw Btw, itu cover-nya menggambarkan saya yang berkarakter 'back to nature' (?), jadi gakusah protes jikalau tidakenak dipandang. Karena saya suka yang natural. Bwehehehehe