Kasus baru menyangkut negara kepulauan, Indonesia. Banyak remaja tanpa identitas terlantar dalam keadaan mengenaskan di negeri tetangga. Diduga para remaja itu berasal dari Indonesia yang dikirim oleh pihak asing untuk dipekerjakan secara paksa. Penyelidikan terus dikerahkan terutama di daerah perbatasan yang kurang akan perhatian pemerintah.
Di sinilah Wira, jantungnya berdebar-debar seiring jarak menuju desa kian dekat. Ia mengembuskan napas panjang untuk menenangkan dirinya. Wira adalah anggota Kopassus grup Sandhi Yuda. Usianya baru dua puluh tahun, usia yang sangat muda untuk seorang intel.
Ia ditugaskan untuk menjadi mata-mata dalam kasus kali ini. Mengemban misi yang berbahaya seperti itu tidaklah mudah, apalagi sebagai pion utama penyelidikan ini. Setiap detik perjalanannya, ia terus meyakinkan dirinya untuk siap terhadap apapun yang akan terjadi selama ia mengemban tugasnya.
Jalanan yang dilalui mobil pick up yang ia naiki semakin terjal. Berkali-kali tubuhnya terguncang-guncang di bak belakang bersama sekawanan kambing. Ia menyamar menjadi remaja untuk masuk ke desa ini. Beberapa menit kemudian mobil pick up yang ia naiki berhenti tepat di depan sebuah rumah sederhana. Wira turun sembari menggendong tas ransel tuanya.
Pemilik rumah tersebut adalah anggota Kopassus yang sudah lebih dulu ditempatkan di desa perbatasan ini. Ia mengetuk pintu dengan ketukan pertama, setelah beberapa detik disusul ketukan kedua dan ketiga dengan jarak antar ketukan yang cepat, mengisyaratkan bahwa dialah yang datang. Tak terhitung beberapa menit pintu sudah terbuka, sosok pria berumur sekitar tiga puluh tahunan di balik pintu.
"Akhirnya kamu datang, silahkan masuk. Ikuti aku, Wira."
Wira mengikuti langkah pria yang diketahuinya bernama Raka itu ke sebuah bilik. Rumah sewaan itu dari luar memang rumah sederhana seperti rumah di pedesaan pada umumnya, tapi di dalam bilik tersebut dipenuhi dengan PC, senjata api, dan peralatan penyelidikan lainnya.
"Apa kamu sudah siap, Wira? Apa kamu yakin akan berangkat sekarang? Atau kamu mau istirahat di sini terlebih dahulu?" tawar Raka sembari menyiapkan semua keperluan Wira yang sebentar lagi harus menuju target, lembaga Neobrain yang diduga sebagai dalang kasus ini.
"Tidak usah, semakin aku tunda, semakin kasus ini tidak cepat terselesaikan," Wira menjawabnya dengan penuh keyakinan.
"Bagus. Aku sudah menduga kamu akan menjawab seperti itu. Berhati-hatilah, ini bukan misi sembarangan, nasib para penerus bangsa ada di tanganmu," ucap Raka sembari memasangkan kamera kamuflase seukuran kuku jari kelingking di kerah baju Wira. Wira mengangguk dan langsung bergegas keluar rumah menuju Neobrain dengan baju yang kusut seperti remaja pedesaan biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Satu Misi
Teen FictionKasus baru menyangkut negara kepulauan, Indonesia. Banyak remaja tanpa identitas terlantar dalam keadaan mengenaskan di negeri tetangga. Diduga para remaja itu berasal dari Indonesia yang dikirim oleh pihak asing untuk dipekerjakan secara paksa. Pen...