Pagi itu, awal baru dan merupakan awal dari akhir cerita panjang masa SMP. Iya, hari itu adalah hari awal aku duduk di kelas 9. Ini bukan hari pertamaku, tugas yang aku emban sebagai anggota OSIS mengharuskan aku untuk membimbing adik-adik siswa baru disekolahku menjalani masa orientasi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, guru-guru 'penting' disekolahku mengumpulkan siswa dan siswi untuk acara pembagian kelas. Namun, ada yang aneh sepengelihatanku. Aku melihat 2 cowok yang berbeda. Yang satu berwajah ya agak oriental, yang satu lagi muka wong jowo. Ah, bodoamat, siapapun mereka, itu bukan urusanku. Satu persatu siswa dipanggil. Dan kala itu, dipanggil anak-anak yang akan mengisi kelas 9-3.
"Adisa Nurraihan" sahut Pak Marwan
"Akira Asyraaf Hartono, heh kamu! Kamu anak pindahan kalau mau sekolah disini, ikuti peraturan! Sepatu kamu itu lihat warnanya apa! Disekolah ini, harus warna hitam. Besok, ganti sepatu kamu"
Hari itu Akira datang dengan memakai sepatu abu-abu. Betapa bodohnya ia sekolah dengan sepatu berwarna begitu. Emang ini sekolah punya nenek moyang elu?
Dan dengan sombongnya anak itu pergi meninggalkan anak-anak lain
"Wih, sombong amat tuh anak" gumamku dalam hati.
Tak lama kemudian, Pak Marwan memanggil namaku
"Salsabila Putri" panggil Pak Marwan
Ah, aku masuk ke kelas 9-3. Hanya sedikit teman sekelasku saat kelas 8 yang masuk kelas ini. Aku sedih sebenarnya, tapi tak apa. Disini aku akan mendapatkan teman-teman baru. Disini aku melihat ada beberapa anak OSIS, ada Edria, Iqbal, Muazdham, Jinan, Gheri, Syarah, Fajarani, dan, Ah! Aku melihat si anak pindahan sombong tadi duduk di kursi paling pojok didepan. Aku melihat tangannya bermain dengan iPhone 5C warna putih.
"Wih gile, boleh juga nih anak" pikirku saat itu.
Ah, aku lupa. Kenapa aku tidak bertanya padanya siapa namanya, darimana ia pindah, berapa nomor hapenya ahaha. Ya, sifatku yang kelewat berani membawaku menegur si anak sombong itu tadi.
"Lo Akira, ya? Kenalin, gue Salsa" Sapaku memulai perbincangan
"Iya gue Akira" Jawabnya singkat
"Gue boleh kan minta pin bb lo? Mau buat grup kelas nih." Ajakku sok asik
"Oh ya ya, nih nih scan barcode aja"
Eh sianying, ini anak sombong amat dah. Itu minta scan barcode biar pamer atau gimana ya. Ah, sifatnya yang sombong, pendiam itu justru membuatku penasaran. Siapa sebenarnya ia?
Akira Asyraaf Hartono. Gabungan 3 bahasa dalam satu nama. Jepang, arab dan indonesia. Menurut pencarianku di google, Akira berarti tampan. Asyraaf berarti yang mulia. Dan aku mendapat arti nama hartono bukan dari google, karena Hartono adalah nama ayahnya Akira. Jadi kurang lebih arti namanya adalah Lelaki yang mulia dan tampan anak Pak Hartono. Ugh, sangat tidak cocok dengan kepribadiannya yang dingin dan sombong itu. Aku pun mencari dari mana anak itu berasal, dan akhirnya aku menemukan petunjuk di lengan bajunya. Terdapat badge dengan tulisan SMP Islam Darussalam Bekasi. Ah! Ternyata si anak sombong itu dari Bekasi, sebuah kota diujung Jakarta dengan suhu yang panas. Aku bingung, ia pindah saat kelas 9, bukannya itu tanggung? Ah sudah biarkan saja. Toh aku bukan siapa-siapa dia, buat apa peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mobil, atau aku?
Teen Fiction[Ini adalah cerita pertama penulis. Maaf kalo ada salah ejaan banyak typo atau apa. Manusia gak luput dari dosa :v] Akira, seorang laki-laki yang hidup dibawah kehangatan dan kenyamanan. Namun, ia berontak. Ia mulai mencari jati diri nya dan menemuk...