Dua.

88 3 5
                                    

Tidak ada yang berubah dari Akira, masih pendiam. Tapi sombongnya mulai berkurang. 

'Jangan menilai seseorang dari luar nya'

Iya, aku sadar bahwa kata-kata itu cocok disandangkan untuk Akira. Sosoknya misterius, tak mudah menebak kepribadiannya. Diluar ia tampak cool dan pendiam. Sesungguhnya, ITU SALAH! Ya, salah. Akira ternyata anak mobil. Terdapat bekas luka operasi ditangannya, operasi yang diakibatkan oleh ulahnya kebut-kebutan di jalan tol. Suatu hari, sepulangnya ia dari balapan di Pantai Indah Kapuk, ia memacu mobil Mazda CX-5 nya dengan kecepatan diluar batas. Hingga akhirnya ia terbangun saat di rumah sakit. Iya, mobilnya oleng dan menabrak pembatas jalan. Sungguh gila memang Akira, tapi ya itu dia. Dibalik pendiamnya ia, siapa sangka ia se brutal itu membawa mobil? Akira bukan sosok main-main dalam hal mobil. Mobilnya bukan cuma 1, tapi 3. Iya, 3 mobil. Untuk ukuran anak SMP, punya 3 mobil walaupun masih dari hasil keringat orang tua merupakan hal yang luar biasa. Sesekali ia membawa Pajero Sport warna Merah Hati nya, atau membawa Suzuki SX-4 warna Hitamnya. Lupakan soal Mazda CX-5 yang sementara waktu dipakai ibunya. 


Akira bukan orang yang sependiam dan sesombong pada saat aku kenal ia pertama kali. Ia sebetulnya ramah, tapi kadang ia tidak begitu ramah, tapi masih berusaha untuk baik ke semua orang. 6 bulan lebih aku mengenalnya, aku sadar Akira cowok spesial yang harus dijaga oleh wanita yang kelak menjadi pujaan hatinya.

Suatu hari, aku mampir kerumahnya. Rumahnya berada di kawasan perumahan elit. Rumahnya tidak terlalu besar, bahkan tidak cukup untuk memakirkan 3 mobilnya. Ketika aku kerumahnya inilah, aku mulai kenal lagi siapa Akira sebenarnya.

Akira, ternyata lahir 18 Mei 2000, adalah anak pertama dari seorang sarjana peternakan bernama Bapak Hartono, dan seorang ibu yang juga sarjana peternakan bernama Endang Resmitowati. Konon katanya, orangtua Akira bertemu di bangku kuliah, betapa manis nya kisah cinta orangtua Akira. Akira sendiri punya adik 2. Yang pertama namanya Resta Hartono, masih kelas 7 disekolah yang sama dengan kami, wajahnya ganteng, tapi penilaian awalku terhadap Resta tak jauh beda dengan Akira, pendiam. Adik nya yang satu lagi namanya Akbar Hartono, masih kecil, usianya kurang dari 2 tahun. Akira hidup berpindah-pindah. Aku tau itu saat melihat ruang tamunya. Disitu ada foto saat ia sekolah di Yogya, di Bekasi dan akhirnya sekarang, di Bandar Lampung. Di ruang tamu itu pula aku melihat banyak sekali miniatur mobil yang aku yakin, itu pasti punya Akira. Makin masuk kedalam rumahnya, aku makin merasa begini rasanya punya anak cowok semua. Semua serba mobil, mulai dari ornamen, hiasan bahkan sampai game untuk xbox pun semua tentang mobil. 

Oh iya, aku sampai lupa mengenalkan diriku. Namaku Salsabila Putri, sama seperti Akira, aku adalah anak pertama. Bedanya, aku hanya 2 bersaudara. Tidak ada yang spesial dari hidupku, kecuali hidup yang direncanakan orangtuaku tanpa aku bisa mengubah sedikitpun aturannya. Aku tak ingin membahas ini lebih jauh, karena aku yakin, orangtua pasti mau yang terbaik dari anaknya.


Rumah Akira tidak terlalu besar, dihuni oleh 5 orang anggota keluarga, dan 2 pembantu dan 1 supir. Kamar dirumah Akira cuma ada 4, kamar Akira ada di bagian depan. Akira tidur bersama adiknya, Resta. Dikamar Akira, terdapat kasur yang posisinya atas bawah, kadang Akira diatas, kadang ia juga dibawah. Di atas mejanya ada rexona men yang warna hitam, ya buatku aneh seorang lelaki memakai rexona, tapi sah-sah saja bukan?

"Sal, ngapain sih lo dikamar gua? Keluar keluar lo keluar." ucap Akira yang sudah berdiri di depan pintu, menatap sinis aku yang seenaknya masuk kekamarnya tanpa izin.

"Itu, mbak gua udah siapin nasi sama lauk, makan dulu sana. Yang lain udah pada makan." lanjutnya.

Aku melihat banyak lauk menggoda selera. Aku juga melihat Zakiya, Rivaldi, Muazdham, Priyambodo dan Adisa telah mengambil jatah makan siang mereka masing-masing. Dan yang kulihat, Zakiya paling rakus. Aku justru bingung melihat Akira yang hanya mengambil nasi, dengan ayam. Tanpa sayur. Aku kaget melihat ini, tapi berusaha bodo bodo amat .

Aku ingin memperkenalkan kawan-kawan ku yang ikut ke rumah Akira. Kami menyebut diri kami CAS, kami ada 7 orang. 

Yang pertama, Zakiya namanya. Ia adalah perempuan berambut pendek yang jidatnya selebar cintaku padamu, gak. Selebar lapangan sepakbola tepatnya. Ia pintar, namun agak congkak, cantik memang, cuma sayang, di PHP-in terus.

Yang kedua, namanya Rivaldi, dipanggilnya sih, Petong. Anaknya lucu, dikutuk seumur hidup jadi jomblo, padahal lumayan ganteng loh, cuma terlalu pasrah dikongek.

Yang ketiga dan keempat namanya Muazdham dan Bodo. Aam sama Bodo ini hampir sama, doyan futsal, doyan ngegame dan untungnya laku dan ada yang suka. Beda sama petong yang ya ampun boro-boro ada yang suka, dideketin aja pada kabur

Yang terakhir nih, paling alay diantara kami semua, namanya Adisa. Demi apapun di dunia ini, mungkin dia yang paling alay. Kena sindrom korea, gak bisa tidur kalo belum cium poster artis kesukaannya di korea sana, Sun Go Kong

Dan dua orang lainnya, aku dan si pendiam, Salsa dan Akira


Mobil, atau aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang