Tentang Minggu Pagi

21 1 0
                                    

Udara pegunungan menemani langkah kecilku, nyanyian embun pagi menyapa gravitasi tentang lelaki pagi yang akan ku temui.. Menemuimu, keputusan yang aku ambil...

Tak pernah terpikir ataupun sejenak mampir dalam fikiranku, bahwa pagi akan membawaku menemuimu, iya kamu... lelaki pembawa kado istimewa di hari istimewaku^^
***
Arah jarum jam menunjuk di angka 8, menggunakan bis kota adalah pilihanku pagi ini... Sembari menyimpan sejenak rasa gelisahku, ku pandangi gerak demi gerak pemandangan jalan raya. Tak cukup padat, tapi merayap... banyak pejalan kaki, kendaraan kota, juga pemakai sepeda... minggu pagi selalu identik dengan sepeda dan pejalan kaki, car free day d kota kembang...
Tahukah kamu, aku begitu menikmati perjalanan pagi ini...
***
Hiruk pikuk pejalan kaki menyambut pertemuan ini, hampir saja tubuhku terjatuh. Kamu tahu itu artinya apa? Pusing seakan menggelayut, menari-nari di kepalaku... aku tak suka kerumunan orang...
Mencarimu di antara kerumunan orang-orang membuatku sesak nafas... seharusnya ku bawa kumpulan oksigen pagi d pegunungan agar tak sesesak ini...
Tapi, ini bukan cerita dongeng yang bisa membawa sekantong oksigen untuk bernafas lebih. Ini cerita aku, kamu, dan minggu pagi kita...
Sekali lagi, mencarimu pagi itu bgitu sulit... hingga ku tertuju pada deretan teras putih berirama kotak... di sana, lelaki pagi menunduk lalu melemparkan senyumnya... pukul sembilan ku tatap waktu d layar handphone... itukah kamu...
***
Tigah puluh menit kita..
Membisikkan agenda harianku... mentari tersenyum sambil memancarkan sinar bulatnya menandakan aku harus bergegas meninggalkanmu.
Seperti cerita Cinderella yang harus pergi di angka jam dua belas, lucu memang... tapi, aku pun harus pergi siang ini...
Siang yang terasa begitu sejuk bersama lantunan langkah kaki kita... aku tertunduk malu, lalu tersenyum mengingat pertemuan minggu pagi kita...

Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang