"Kau sengaja mendekati keluargaku?" tanya sosok itu sinis pada Seohyun yang masih menatap sosok tersebut datar.
"Apa maksud anda tuan?" tanya Seohyun datar, sosok yang tak lain dan tak bukan adalah Kyuhyun tersenyum meremehkan.
"Apa yang kau inginkan dari keluargaku?" tanya Kyuhyun to the point. Seohyun hanya diam tak menanggapi pertanyaan Kyuhyun barusan.
"Uang? Berapa yang kau mau?" tanya Kyuhyun sarkastik. Seohyun masih diam dan hanya menatap datar pada Kyuhyun.
"Aku benar-benar tidak tahu jika gadis sepertimu adalah gadis yang licik, mengandalkan wajah dan pura-pura menjadi seorang koki dirumahku. Kau bahkan berani mendatangi makam eommaku? Wae? Kau simpanan aboejiku?" tanya Kyuhyun sinis, Seohyun mengerutkan dahinya bingung. Bukannya menjawab gadis itu malah membungkuk kecil pada Kyuhyun dan pergi begitu saja mengabaikan teriakan Kyuhyun yang beberapa kali memanggilnya 'gadis sialan'. Seohyun bukannya tidak peka atau tidak peduli, ia tahu dengan jelas maksud Kyuhyun menanyakan hal yang menurutnya tidak penting. Mengunjungi makam nyonya Cho? Bertemu dengan nyonya besar rumah itu saja ia tidak pernah, apa lagi menjadi simpanan tuan besar rumah itu. Kenapa dangkal sekali pemikiran tuan muda rumah itu? Seohyun tak ambil pusing. Ia segera melangkahkan kakinya menuju halte bus di ujung jalan dari pemakaman terbuka ini.Rumah keluarga Cho
Sesampainya di rumah besar ini, Kyuhyun membuka pintu kamar milik Ahra kasar. Membuat si pemilik yang tengah mendesain baju pernikahan pesanan clientnya terkejut bukan main.
"Pecat gadis itu noona." Kata Kyuhyun datar dan terkesan dingin.
"Wae? Alasan apa yang ingin kau gunakan agar aku bisa memecat gadis itu?" tanya Ahra yang kemudian kembali memoles pensilnya pada sketsa gaunnya. Kyuhyun menghela nafas kesal,
"Gadis itu simpanan aboeji." Jelas Kyuhyun datar, Ahra menghentikan kegiatannya. Menatap heran kearah sang dongsaeng.
"Benarkah? Ada bukti?" tanya Ahra santai. Kyuhyun menatap sinis pada Ahra,
"Gadis itu mendatangi makam eomma, aku rasa ia tertawa didepan makam eomma." Jelas Kyuhyun santai. Ahra tersenyum simpul mendengar penjelasan Kyuhyun.
"Apa kau melihatnya tertawa didepan makam eomma? Itu hanya pendapatmu yang tidak masuk akal sama sekali Cho Kyuhyun. Kenapa kau jadi bodoh begini?" Ahra berdiri dari tempatnya duduk, berdiri tepat didepan Kyuhyun menatap menantang dan penuh kilat pada mata tajam Kyuhyun.
"Jangan pernah gunakan eomma ataupun aboeji untuk permasalahan pribadimu. Gadis itu bahkan lebih parah dari kita, kau harusnya bersyukur karena masih bersama noona dan aboejimu...." Jelas Ahra menjeda
"Pergilah, aku tidak akan memecat gadis itu jika dia tidak meminta berhenti untuk bekerja disini. Jika kau tidak menyukai keberadaannya, aku akan menyuruhnya untuk tak menampakkan wajahnya didepanmu. Pergi!" usir Ahra halus namun terkesan tegas, Kyuhyun memutar bola matanya kesal, bahkan noonanya lebih memihak gadis yang baru beberapa hari bekerja disini. Kyuhyun menutup pintu kamar Ahra dengan keras. Ahra menggenggam erat amplop berwarna coklat yang kini berada ditangan kanannya. Penjelasan orang suruhannya sungguh membuatnya terkejut bukan main, tidak baik sebenarnya mencampuri urusan orang lain. Entah Ahra begitu penasaran dengan gadis datar bernama lengkap Seo Joohyun itu. Hingga dengan tekat bulat ia memutuskan untuk menyuruh seseorang memberikan informasi sedetail mungkin tentang Seohyun. Keadaan Seohyun membuatnya selalu merapalkan kata-kata syukur, ia lebih beruntung dibanding Seohyun. Setidaknya ia masih memiliki aboeji dan dongsaeng yang begitu menyebalkan, berbanding terbalik dengan gadis bermarga Seo itu. Bukan bermaksud mentertawakan gadis itu, gadis itu bahkan hidup sebatang kara. Meskipun ia memiliki seorang paman, sangat disayangkan istri dari pamannya tidak menyukai Seohyun. begitulah laporan terakhir yang Ahra terima dari orang suruhannya. Yang paling membuat Ahra terkejut adalah saat ia mengetahui bahwa Seohyun pernah bekerja di klub malam hanya sebagai bartender tidak lebih, dan tentang pendidikan gadis itu, Ahra tengah mengusahakan sesuatu sekarang. Hati nuraninya seakan terketuk menyadari keadaan Seohyun. Ahra selalu seperti itu jika semua menyangkut tentang pekerja di rumahnya, gadis itu terlampau baik untuk menjadi seorang nona muda dengan kekayaan yang melimpah. Sebelumnya juga Ahra menyelidiki beberapa pekerja dirumahnya termasuk pelayan dan tukang kebun disini, semua wajar saja menurut Ahra. Baru kali ini ia menemukan hal yang mengusik hati nuraninya. Ahra menggapai ponsel didekatnya, menghubungi seseorang disebrang sana.