Hohoho, This ff back, yeah.
Anyway this is the ending, ni endingnya kelihatan mengecewakan menurut saya, padahal saya sendiri yang ngetik wkwkwkwkwkwk. Oke jangan terlalu berekspetasi terlalu tinggi mengenai ff ini ya? Setiap chapter di ff ini memang alay, wkwkwwkkwsk, bahkan saya sendiri nggak bisa membayangkan gimana jadinya kalau Seohyin jadi pembokat, gak bisa bayangin sumpah.
Saya nggak sabar nunggu album barunya Seohyun. Wah, jadi curhat. Oke selamat membaca, jangan sambil tiduran kalau baca ya? Demi kesehatan mata.Happy Reading
"Aboeji mengatakan, jika aku membawa gadis yang kucintai, ia akan membatalkan perjdohanku dengan Haera. Maukah kau menemaniku menemui aboeji, Seohyun-ssi?" tanya Kyuhyun kemudian. Seohyun bergeming ditempatnya berdiri, betapa bersyukurnya ia bisa dicintai laki-laki seperti Kyuhyun. Hanya saja ini seharusnya tidak terjadi? Ini bukan kehidupan cinderella yang bahagia selamanya dengan sang pangeran. Bukan, ini adalah hidupnya, seorang gadis biasa yang tidak seharusnya menyukai majikannya sendiri meskipun sang majikan juga menyukainya. Ya, Seohyun menyadarinya, ia memang menyukai tuan mudanya, tapi tetap saja perasaannya tak dapat dibenarkan atau diterima begitu saja. Menyukai seseorang adalah hal baru bagi Seohyun, karena selama 23 tahun hidupnya hanya ia dedikasikan untuk orang tuanya yang telah meninggal, ia ingin orang tuanya diatas sana melihatnya bahwa ia bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan. Menyukai Kyuhyun adalah hal tak terduga yang tiba-tiba saja ia alami. Kyuhyun masih terlihat menanti jawaban Seohyun,
"Tuan besar tidak akan suka jika tuan membawa saya." Jawab Seohyun datar mewakili penolakan yang sebenarnya. Ia memang tidak suka basa-basi, hanya saja basa-basi kadang diperlukan olehnya agar dapat menjelaskan maksud sebenarnya tanpa melukai secara langsung.
"Aboeji akan menerima pilihanku." Jawab Kyuhyun keukeuh
"Tuan-" kata Seohyun terpotong.
"Aku bersungguh-sungguh dengan hal yang kukatakan Seohyun." jelas Kyuhyun, Seohyun menghela nafas panjang.
"Baiklah, saya mau. Tapi saya tidak bisa membantu lebih lagi jika tuan besar menolak." Jelas Seohyun.
"Sebenarnya aku tidak membutuhkan bantuanmu, aku hanya menunggu kau membalas perasaanku. Itu sudah lebih cukup menjadi modal awalku untuk mempertahankanmu." Jelas Kyuhyun membuat Seohyun menatap terkejut kearah Kyuhyun. Seohyun mengatupkan bibirnya, setengah hatinya berteriak agar ia juga membalas perasaan Kyuhyun, namun sisi rasionalnya masih berpikir secara jernih. Seohyun hanya diam menatap datar Kyuhyun untuk mengurangi degup jantungnya, betapa ahli sekali Seohyun dalam menyembunyikan degup jantungnya dari Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum kecut saat tak mendapat respon sama sekali dari gadis bermata bulat didepannya ini.
"Tidak masalah, aku akan membuatmu mengatakan bahwa kau mencintaiku berulang kali nanti. Lihat dan tunggu saja!" teguh Kyuhyun pada dirinya sendiri. Lagi, sebagian hati Seohyun berteriak menyoraki Kyuhyun, mendukung Kyuhyun.
"Ayo pulang?!" kata Kyuhyun yang kemudian segera menarik Seohyun menuju mobilnya sebelum gadis itu beranjak dan pergi begitu saja.Keesokkan harinya.....
Kyuhyun benar-benar membawa Seohyun kehadapan tuan Cho. Tuan Cho hanya menatap datar sosok Kyuhyun dan Seohyun yang duduk berdampingan. Lelaki paruh baya tersebut memandang sekilas tangan putra semata wayangnya yang bertautan dengan tangan Seohyun.
"Noonamu pasti banyak berperan banyak dalam hubungan kalian?" tanya tuan Cho kemudian, pertanyaan yang dilontarkan tuan Cho benar-benar diluar ekspetasi Seohyun maupun Kyuhyun. Kyuhyun menatap terkejut pada sang aboeji, tuan Cho hanya tersenyum begitu hangat.
"Jadi? Ada yang ingin kalian jelaskan kepada pria tua ini?" tanya tuan Cho terdengar santai. Mendengar nada bicara tuan Cho yang begitu hangat, membuat Seohyun ingin menjawab dan menjelaskan semua, namun suaranya tercekat ditenggorokan saat mendengar suara besar milik Kyuhyun menyelanya.
"Saya mencintai Seohyun." jelas Kyuhyun datar. Tuan Cho masih mengukir senyum, Seohyun tiba-tiba saja menjadi cemas.
"Kau berniat menikahinya?" tanya tuan Cho, Kyuhyun menatap tuan Cho yakin.
"Ya, hanya saja gadis disamping saya belum memberikan jawaban." Jelas Kyuhyun datar, ia melirik sebentar kearah Seohyun dan kemudian menatap pada abaoejinya. Seohyun menatap pada Kyuhyun, matanya membulat karena terkejut mendengar perkataan Kyuhyun. Tuan Cho beralih menatap Seohyun tajam, Seohyun dibuat kikuk karena tatapan tajam dari beliau, tuan Cho kemudian tersenyum begitu hangat pada Seohyun.
"Apa kurang Kyuhyun hingga kau membuatnya menunggu?" tanya tuan Cho tiba-tiba
"Nde?" tanya Seohyun bingung.
"Jadi, apa kau akan menolak putraku?" tanya tuan Cho menatap tajam pada Seohyun. Seohyun terlihat gugup ditatap setajam dan sedemikian rupa oleh tuan Cho, Kyuhyun melirik sebentar kearah Seohyun yang mengeratkan genggamannya pada tangannya. Gadis itu menghela nafas panjang sebelum menjelaskan semuanya.
"Saya bukan gadis baik-baik tuan, saya bukan orang kaya dan saya yatim piatu." Jelas Seohyun datar, tuan Cho tersenyum simpul.
"Semua orang punya masa lalu." Sahut tuan Cho sekilas kemudian tersenyum pada Seohyun.
"Terlepas dari latar belakangmu, aku bisa melihat kalau kau mencintai putraku, jadi kenapa tidak terima saja dan menikah dengannya. Tidak semua cinta berpatok dari masa lalu kan?" tanya tuan Cho kemudian.
"Tapi tuan-" penjelasan Seohyun lagi-lagi terpotong saat tuan Cho mengatakan hal yang membuat Seohyun terkejut bukan main.
"Aku merestui kalian." Jelas tuan Cho kemudian, Kyuhyun menatap sang aboeji dan tersenyum. Mengisyaratkan rasa terimakasih melalui senyuman tersebut. Kyuhyun menoleh untuk melihat bagaimana ekspresi gadis yang duduk gelisah disampingnya. Ia mengeratkan genggaman tangannya pada gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Seohyun.
" Hanya saja kalian harus bersabar, Heechul lebih dulu mengajukan proposal untuk menikahi Ahra. Kalian bisa menikah setelah pernikahan Ahra. Kalau begitu, aku akan istirahat di tempat tidurku." Pamit tuan Cho kemudian dan berlalu menuju kamar utama rumah ini.
"Betapa aku merindukan tempat tidurku." Gumam tuan Cho sembari melangkah menuju kamar beliau. Seohyun masih terlihat gelisah ditempatnya, manik mata gadis itu terlihat bingung menatap sekelilingnya, bahkan gadis itu menggigit bibir bawahnya karena cemas tentu saja.
"Tuan." Seohyun menoleh dan mendapati Kyuhyun tengah menatap begitu lekat padanya.
"Hum?" tanya Kyuhyun singkat, manik matanya masih menatap Seohyun lekat.
"Saya bukan gadis baik-baik." untuk terakhir kalinya Seohyun mencoba menjelaskan lagi pada Kyuhyun.
"Dalam hal apa?" tanya Kyuhyun kemudian masih menatap lekat Seohyun, dipandang begitu lekat oleh Kyuhyun tentu saja membuat degup jantung Seohyun semakin menjadi-jadi. Seohyun ingin merengek saja rasanya, mengingat hal ini juga menyangkut masa depannya. Gadis itu meringis kecil menyikapi dirinya yang tiba-tiba ingin merengek karena bingung. Kyuhyun terkekeh kecil,
"Ada apa denganmu Seo Joohyun?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Saya tidak bisa menikah dengan tuan." Jawab Seohyun, mendengar jawaban Seohyun membuat Kyuhyun sedikit terkejut dari tempatnya.
"Karena status sosial? Karena masa lalumu?" tanya Kyuhyun datar. Seohyun diam tak berkutik ditempatnya, matanya memandang lekat pada Kyuhyun.
"Aku tidak peduli." Kata Kyuhyun datar, bibir pria itu membentuk senyum tipis. Seohyun dibuat makin tidak berkutik karenanya. Kyuhyun lagi-lagi tersenyum saat mendapati Seohyun hanya bergeming ditempatnya.
"Ayo, bukankah kau harus melanjutkan pekerjaanmu? Aku akan mengantarmu ke butik noona." Jelas Kyuhyun yaang sudah menggandeng tangan Seohyun dengan erat.
Hanya kediaman yang menghuni mobil merk Ford milik Kyuhyun ini, si pemilik lebih memilih untuk fokus melihat kearah depan meskipun beberapa kali harus menoleh kearah kanannya unuk memastikan bahwa sosok Seohyun tidak akan berniat untuk melompat dari mobil. Pikiran berlebihan Kyuhyun tersebut tak terjawab saat manik matanya masih menangkap sosok Seohyun duduk manis menatap datar kearah depan disampingnya. Saat mobil Kyuhyun menepi didepan butik milik Ahra, Seohyun masih berdiam diri duduk ditempatnya. Kyuhyun baru saja menyadari bahwa ternyata sedari tadi gadis itu melamun. Sempat terpikir oleh Kyuhyun, pasti gadis disampingnya ini tengah memikirkan banyak cara untuk menolak lagi niat baiknya untuk menikahi gadis iu.
"Kau tidak turun?"tanya Kyuhyun cukup datar untuk menyadarkan Seohyun dari lamunannya. Seohyun yang sedikit terkejut buru-buru menoleh pada Kyuhyun dan mengangguk disana, gadis itu segera mengucapkan terimakasih dan melepaskan safety belt yang melingkari tubuhnya. Gadis itu menghentikan kegiatannya saat tangan Kyuhyun dengan cepat membantunya.
"Kau bisa meminta bantuanku jika memang memerlukan bantuan." Tegur Kyuhyun, Seohyun terdiam ditempatnya saat menyadari jarak antara dirinya dan Kyuhyun begitu dekat, gadis itu bahkan menahan nafasnya untuk beberapa saat.
"Kau tidak sedang memikirkan cara untuk kabur dariku kan?" tanya Kyuhyun kemudian. Seperti mendapatkan sebuah hadiah, Seohyun tersenyumm disana, ia menggeleng begitu cepat. Kyuhyun memicingkan mata menyadari keanehan sikap Seohyun.
"Terimakasih sudah mengantarku, hati-hati di jalan." Kata Seohyun yang buru-buru membuka pintu mobil milik Kyuhyun dan berlalu begitu saja. Kyuhyun, laki-laki itu kini justru mengikuti langkah Seohyun menuju kedalam butik.
"Kau disini?" Tanya Ahra saat Kyuhyun sudah berada diruangannya. Gadis itu menatap kebelakang Kyuhyun dan tak mendapati siapapun disana.
"Dimana Seohyun? apa aboeji menolak keinginanmu?" tanya Ahra langsung. Gadis itu mengetahui niat Kyuhyun yang ingin menikahi Seohyun. Bahkan Ahra sendiri yang membantu Kyuhyun untuk mempertemukan tuan Cho dan Kyuhyun yang memang sangat jarang bertemu. Kyuhyun tersenyum simpul, laki-laki itu duduk begitu saja dikursi yang berada tak jauh dari Ahra.
"Jika melihat ekspresimu seperti itu. Sepertinya kau berhasil meyakinkan aboeji." Tebak Ahra.
"Aku memang berhasil meyakinkan aboeji. Hanya saja, gadis itu yang sepertinya tidak yakin padaku." jelas Kyuhyun kemudian.
"Wae?" tanya Ahra kemudian.
"Entahlah." Jawab Kyuhyun sekenanya.
"Dia tidak menyukaimu?" tanya Ahra lagi.
"Belum, dia belum menyukaiku, akan kubuat gadis itu menyukaiku." Jawab Kyuhyun pasti.
"Kau tahukan sesuatu yang dipaksakan hasilnya tidak baik?" tanya Ahra serius.
"Aku tidak memaksanya, aku hanya akan membuatnya menyadari jika dia juga menyukaiku. Lagipula setelah yang kami lalui selama ini, aku benar-benar yakin jika dia juga menyukaiku." Jelas Kyuhyun yakin. Ahra memutar bola matanya malas.
"Kita lihat saja nanti." Gumam Ahra kemudian, gumaman Ahra terdengar cukup jelas di telinga Kyuhyun.
"Apa maksudmu noona? Kenapa kau seolah tidak merestui kami sedangkan kau juga membantuku untuk menemui aboeji?" tanya Kyuhyun penuh selidik, Ahra mengangkat bahunya tak peduli.
"Pergilah! Aku sedang sibuk." Usir Ahra mengabaikan pertanyaan yang keluar dari mulut adik tersayangnya. Kyuhyun menghela nafas, selalu seperti ini saat berhadapan dengan noonanya. Kenapa noonanya suka sekali menjadi sok misterius? Ah, Kyuhyun tidak peduli, laki-laki itu buru-buru pergi dari ruangan noonanya. Selang 30 menit setelah kepergian Kyuhyun, Ahra mendengar suara ketukan di pintu ruangannya. Gadis itu mempersilahkan siapapun orang yang mengetuk pintu untuk masuk. Sosok Seohyun dengan pelan membuka pintu ruangan Ahra dan membungkuk sopan pada Ahra. Gadis itu tak mengatakan apa-apa, hanya saja gadis itu menyerahkan sebuah amplop dengan tulisan resign didepannya.
"Kyuhyun yang menyuruhmu untuk berhenti dari butik ini? belum menjadi suaminya saja dia sudah mengaturmu seperti ini? kenapa bocah ingusan itu begitu egois?" cerocos Ahra tanpa mempedulikan Seohyun yang berusaha untuk menjawab pertanyaannya.
"Bukan tuan yang menyuruh saya untuk berhenti noona. Hanya saja ini keputusan saya, saya harus menghentikan ini semua dan kembali pada tempat saya seharusnya. Saya memang seharusnya tidak berada disini sejak awal." Jelas Seohyun ambigu.
"Kau menolak dongsaengku?" tanya Ahra to the point, Seohyun terkejut mendengar pertanyaan Ahra. Dengan ragu gadis itu mengangguk mendengar pertanyaan Ahra.
"Wae?" tanya Ahra lagi.
"Saya bukan gadis baik-baik, tuan seharusnya bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dari saya." Jawab Seohyun seadanya, gadis itu cukup terkejut saat Ahra mengetahui mengenai Kyuhyun yang melamarnya. Yah, meskipun tidak terlalu yakin, namun mendengar pertanyaan Ahra barusan membuat Seohyun yakin bahwa Ahra juga mengetahui bahwa Kyuhyun telah melamarnya.
"Kau gadis yang baik Seohyun-ah, bagiku kau adalah gadis yang baik. Begitu pula Kyuhyun, dia memperjuangkanmu karena kau gadis yang baik juga tepat untuknya." Jelas Ahra penuh keyakinan, Seohyun menggeleng kecil mendengar penjelasan Ahra.
"Baiklah, aku akan memproses surat ini sebagai surat permohonan cuti. Kau harus bersikap profesional nona Seo. Aku akan memberimu cuti selama 2 minggu, pikirkan secara matang niat baik dongsaengku, aku tidak akan memberitahunya mengenai niatmu ini, hanya ini yang bisa kulakukan sebagai pihak yang netral. Kau juga harus tahu bahwa ini sudah keputusan finalku." Jelas Ahra, Seohyun tampak menghembuskan nafas panjang. Ahra benar, ia harus bersikap profesional, tidak mungkin hanya karena Kyuhyun ia harus berhenti dari pekerjaan yang sudah sejak dulu ia dambakan. Efek seorang Kyuhyun benar-benar luar biasa menurut Seohyun. setelah membungkuk sopan pada Ahra, Seohyun bergegas kembali keruangannya. Gadis itu segera menghubungi seseorang di ponselnya.
"Yeoboseoyo."
"..."
"Bagaimana kabar bibi?"
"..."
"Yah, kabar saya cukup baik."
"..."
"Bisakah saya meminta bantuan bibi?"
"..."
"Saya butuh tempat untuk beristirahat selama 2 minggu, apakah bibi mengijinkan jika saya berada disana?"
"..."
"Arraseoyo, terimakasih banyak. Saya mohon jangan katakan apapun pada Sooyoung eonnie, bibi."
"..."
Seohyun menghela nafas panjang, ia mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Seohyun memikirkan lagi kejadian tadi pagi, dan ia baru sadar kejadian pagi tadi cukup menguras nyali juga tenaganya. Yah, Seohyun memang seorang pengecut, katakanlah begitu, tapi siapa yang tidak akan kebingungan jika seseorang yang selama ini membantu kita tiba-tiba saja menyatakan perasaan dan melamar kita. Anggap saja Seohyun berlebihan tapi itulah Seohyun, gadis datar itu memikirkan juga nasib masa depan tuannya jika tuannya menikah dengannya yang bukan apa-apa juga bukan siapa-siapa. Seohyun segera kembali berkutat pada pekerjaannya.