Hehe, maaf lama ya. Saya baru sadar kalau tulisan saya absurd pake banget. Wkwkwkwkwkw
Maaf Typo bertebaran. Bukannya sok sibuk karena nggak diedit dulu. Tp bener emang nggak ada waktu buat ngedit lagi (tugas kuliah numvuk), jadi jangan bantai saya kalo misalkan banyak typo. Hehe, untuk part selanjutnya mungkin juga akan sangat lama. Sekali lagi, saya tekankan disini, saya sudah sangat bersyukur karena ini ff abal ada yang mau baca. Jadi kalo mau baca, baca saja, saya tidak memaksa kalian untuk vote atau comment. Untuk yang ff oneshot Treat You Better itu emang sengaja sih, hanya buat iseng bukan buat caper kok. Sekali lagi saya ucapkan makasih banyak buat yang mau baca, buat yang nge vote juga comment. Maaf jarang sekali bales comment kalian, bukan karena sombong tp ya karena itu tadi, tugas kuliah numvuks wkwkwkwkwkwkwk.
Oke, maaf sekali lagi, karena harus baca curhatan absurd saya yang nggak jelas.Happy Reading
"Apa masih bisa?" tanya Woohyuk kemudian. Seohyun tersenyum disana,
"Pertanyaannya, apa cinta tuan masih sama besarnya seperti dulu, atau hanya sekedar obsesi belaka?" tanya Seohyun kemudian.
"Masih sama, dan tidak akan pernah berubah. Aku bahkan menjual klub malamku. Aku ingin membuktikan pada Sooyoung. Jika aku masih mempunyai kesempatan, bahwa aku masih mencintainya sama seperti dulu." Jelas Woohyuk kemudian.
"Tuan menjual klub malam tuan? lalu bagaimana dengan ibu tuan?" tanya Seohyun, setahu Seohyun klub malam tersebut adalah aset milik ibu Woohyuk yang terkenal sebagai reternir juga wanita kejam di kalangan pejudi.
"Aku tidak tahu, aku melarikan diri dari beliau. Memulai segalanya dari nol, entah kenapa aku sangat yakin dengan diriku yang sekarang, aku mempunyai niat besar untuk menemui Sooyoung." Jelas Woohyuk, Seohyun tersenyum.
"Sooyoung eonnie berada di Jeju sekarang, tuan. Ia bilang hidupnya bahagia bersama eommanya." Jelas Seohyun.
"Benarkah? Aku harus mempersiapkan diri untuk bertemu dengannya kalau begitu." Ucap Woohyuk sumringah, Seohyun hanya tersenyum simpul mendengarnya.
"Jangan panggil aku tuan, Seohyun-ssi. Kau mengingatkanku pada masa laluku." Kata Woohyuk memelas.
"Ah, benar. Aku masih bertanya-tanya sampai sekarang. Alasanmu berhenti bekerja waktu itu, bukan karena Sooyoung berhenti kan? Bahkan sejak saat itu, kalian seperti hilang tertelan bumi." Gurau Woohyuk, ekspresi wajah Seohyun terlihat berubah, Seohyun tersenyum sekilas, membuat Woohyuk bertanya-tanya mengenai maksud senyum Seohyun tersebut.
"Saya harus pulang sekarang Woohyuk-ssi, kalau begitu selamat tinggal." Pamit Seohyun sembari membungkuk sopan.
"Butuh tumpangan? Aku akan mengantarmu." Tawar Woohyuk ramah.
"Tidak, terimakasih Woohyuk-ssi." Jawab Seohyun ramah.
"Kalau begitu hati-hati." Sahut Woohyuk yang juga pergi setelah langkah Seohyun semakin menjauh. Seohyun melangkahkan kaki gontai menuju luar bangunan hotel, tiba-tiba saja pikirannya melayang jauh pada wajah almarhum kedua orang tuanya. Betapa ia telah menyakiti kedua orang tuanya, kenapa ia dulu tak menuruti nasehat eomma juga appanya untuk berhenti bekerja, kenapa ia berhenti disaat appanya pergi meninggalkannya. Seohyun benar-benar menyesali pemikirannya saat itu, seharusnya ia hanya fokus untuk kuliah, tidak perlu bekerja paruh waktu di klub malam, meskipun keadaan ekonomi keluarganya saat itu sungguh sangat memprihatinkan. Keluarga Seohyun harus menerima bantuan dari tuan Shin yang begitu baik, dan tentu saja membuat nyonya Shin semakin tak menyukai Seohyun. Seohyun menundukkan kepalanya sedih mengingat kesalahannya karena tak mendengar nasehat orang tuanya dulu. Langkah Seohyun terhenti saat dahinya dengan tidak sengaja menubruk sesuatu, Seohyun mendongak dan terkejut mendapati wajah Kyuhyun menatap penuh selidik padanya. Dahi Seohyun menubruk tepat dibagian dagu Kyuhyun, Kyuhyun sendiri kini tengah mengamati sosok laki-laki yang sedari tadi berbincang dengan Seohyun menghilang ditelan gelapnya bagian taman yang tidak memiliki lampu penerangan.
"Orang itu siapa?" tanya Kyuhyun yang masih menatapi sosok Woohyuk yang sudah menghilang sejak tadi.
"Nde?" tanya Seohyun bingung, ia menoleh kebelakang dan kemudian menatap kearah Kyuhyun yang berdiri didepannya. Seohyun buru-buru memundurkan langkahnya saat mengetahui jarak mereka yang begitu dekat. Jantungnya tiba-tiba saja berdegup begitu cepat, tanpa pemberitahuan. Kyuhyun yang sedari tadi mengamati sosok Woohyuk kini mengalihkan pandangannya tepat pada manik mata Seohyun, dan tepat saat itu pula jantungnya berdegup dengan irama yang lebih cepat. Kyuhyun berdehem beberapa kali, menetralkan degup jantungnya, namun rasa-rasanya percuma karena sumber degupan jantungnya berada terlalu dekat dengannya, ia sendiri lah yang kini kembali mengikis jarak diantara ia dan Seohyun.
"O-orang itu... orang itu siapa?" tanya Kyuhyun gugup,
"Seseorang... yang saya kenal." Jawab Seohyun yang kembali berwajah datar.
"Seseorang yang kau kenal?" tanya Kyuhyun memastikan.
"Ne. K-kalau begitu saya permisi tuan." Kata Seohyun yang kemudian membungkuk sopan pada Kyuhyun. Seohyun buru-buru melangkah menuju halte bus didekat hotel, langkahnya terhenti saat seseorang yang tak lain adalah Kyuhyun menarik lengan bajunya, persis seperti anak kecil yang terlihat merajuk pada ibunya.
"Aku akan mengantarmu." Jelas Kyuhyun, Seohyun hanya pasrah saat Kyuhyun sudah membawanya untuk menuju mobil. Langkah mereka terhenti saat sebuah suara memanggil nama Kyuhyun. Baik Kyuhyun maupun Seohyun menoleh pada sumber suara, Kyuhyun memutar bola mata jengah pada sosok yang kini menatap penuh tanya padanya. Sosok yang tak lain adalah Haera menatap tautan tangan Kyuhyun pada Seohyun, Seohyun yang menyadari arah tatapan Haera berusaha melepas genggaman tangan Kyuhyun, dan sepertinya percuma karena Kyuhyun bersih keras mempertahankan genggaman tersebut. Seohyun hanya bisa diam dan menatap kearah lain, tak mau mendengar ataupun melihat interaksi antara Kyuhyun dan Haera.
"Oppa aku merindukanmu." Tutur Haera yang kemudian berusaha memeluk Kyuhyun, dan dengan sigap Kyuhyun menghindari pelukkan Haera.
"Tapi aku tak merindukanmu." Jawab Kyuhyun datar, Haera memandang tak percaya pada Kyuhyun.
"Kenapa kau bersama gadis ini?" tanya Haera kemudian. Kyuhyun tersenyum sinis mendengarnya, tangannya yang sedari tadi menggenggam jemari Seohyun lembut beralih merangkul bahu Seohyun dan memeluk Seohyun erat. Membuat Seohyun terkejut bukan main, ia membulatkan matanya menatap Kyuhyun.
"Dia kekasihku, ada masalah?" tanya Kyuhyun santai,
"Mwo?" tanya Haera terkejut, Kyuhyun hanya tersenyum. Seohyun sedikit berjinjit untuk berbisik ditelinga Kyuhyun,
"Apa yang anda lakukan, tuan?" bisik Seohyun di telinga Kyuhyun.
"Bantu aku." Balas Kyuhyun tepat ditelinga Seohyun, Seohyun tak berniat menjawab sama sekali. Ia hanya diam saat pelukkan Kyuhyun semakin erat padanya.
Dari pandangan Haera saat ini bisik-bisik antara Kyuhyun dan Seohyun terlihat begitu intim dan juga mesra. Hal itu tak membuat Haera diam begitu saja.
"Bukankah dia pelayan di rumahmu? Apa kau pikir aku percaya dia kekasihmu?!" tanya Haera ketus, Kyuhyun tersenyum sinis menatap kearah Haera.
"Kau berniat pergi, atau kau akan menyesal setelah melihat ini!" kata Kyuhyun terdegar tegas dan tidak ragu sama sekali.
"Mwo? aku me-" kata-kata Haera terpotong saat ia melihat dengan jelas Kyuhyun mengecup bibir Seohyun lembut. Haera membulatkan bola matanya, begitu pula Seohyun yang begitu terkejut karena menerima ciuman lembut dari Kyuhyun. Haera menghentakkan kakinya kesal, mengumpat kasar dan pergi begitu saja. Kyuhyun membuka matanya sebentar, melihat raut wajah Seohyun yang begitu terkejut akan ciuman darinya. Ia melepas tautan bibir mereka beberapa detik kemudian. Seohyun terlihat diam ditempatnya, jantungnya berdegup tidak karuan.
"Maafkan aku." kata Kyuhyun membuyarkan lamunan Seohyun, Seohyun mendongak untuk melihat Kyuhyun. Tidak tahu apa yang akan ia lakukan pada Kyuhyun, Seohyun berjalan linglung meninggalkan Kyuhyun. Sedangkan kini Kyuhyun mencoba menyamai langkah Seohyun, hingga ia menarik lengan Seohyun membuat Seohyun berdiri tepat berhadapan dengannya. Seohyun melepaskan genggaman tangan Kyuhyun pada lengannya, cukup pelan, karena ia tidak mau menyinggung perasaan Kyuhyun. Tapi bukankah ia yang seharusnya tersinggung karena Kyuhyun berani menciumnya? Lagi-lagi Seohyun menyalahkan degup jantungnya yang semakin membuatnya seperti orang bodoh.
"Maafkan aku Seohyun-ssi, aku tidak bermaksud melecehkanmu seperti tadi, aku hanya-." Kyuhyun terlihat kesulitan untuk melanjutkan penjelasannya. Apalagi tatapan datar Seohyun ternyata kini mengintimidasinya, jika saja ia tidak melakukan kecerobohan seperti tadi mungkin Kyuhyun tidak akan terintimidasi dengan tatapan datar Seohyun saat ini.
"Bukankah tuan tadi meminta tolong? Saya kira itu juga termasuk bagian dari permintaan tolong tuan, kalau begitu saya permisi." Kata Seohyun buru-buru pergi, degupan jantungnya terasa begitu nyata terasa bagi Seohyun, berlebihan memang. Namun, seperti itulah kenyataannya. Lagi-lagi Seohyun harus menghentikan langkahnya kala tangan Kyuhyun menggenggam jari-jemarinya.
"Aku akan mengantarmu, sebagai tanda terimakasihku karena mau menolongku, ah bukan seperti itu- sebagai permintaan maafku padamu karena melakukan hal seperti tadi." jelas Kyuhyun akhirnya, Seohyun nampak ragu, namun lagi-lagi ia hanya pasrah saat Kyuhyun menariknya pelan menuju mobilnya.
Keheningan terjadi di dalam mobil Kyuhyun saat ini, baik Kyuhyun maupun Seohyun tak berniat memulai pembicaraan sama sekali. Seohyun lebih memilih untuk melihat kearah luar jendela disampingnya dan Kyuhyun yang sekarang lebih memilih fokus untuk mengemudi. Manik mata Kyuhyun sesekali terlihat melirik kearah Seohyun.
"Aku belum makan malam sama sekali sejak tadi, jadi kita berhenti sebentar direstaurant sebrang sana, bagaimana?" tanya Kyuhyun yang terlihat sedikit memaksa. Seohyun hanya mengangguk saja disana. Sebuah pertanyaan mengganjal di benak Seohyun, bukankah Kyuhyun baru saja menghadiri pesta pernikahan pasangan Tiffany dan Donghae, bukankah seharusnya ia sudah menikmati makanan yang tersaji disana? pertanyaan itu memenuhi benak Seohyun yang tak berani ia tanyakan pada Kyuhyun. Jika saja Seohyun tahu, bahwa sebenarnya Kyuhyun tidak sama sekali mendatangi pesta pernikahan Tiffany dan Donghae disaat Kyuhyun menemukan dirinya tengah berjalan bersisian bersama seorang lelaki yang entah kenapa membuat rasa penasaran Kyuhyun mengalahkan logikanya. Maka terjadilah Kyuhyun yang berdiri beberapa meter dari Seohyun yang tadi berbincang dengan Woohyuk, hanya memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja, dan tentu saja memastikan bahwa laki-laki tadi bukan kekasih Seohyun, entah apa motif Kyuhyun.
"Kau ingin memesan apa?" tanya Kyuhyun saat mereka sudah duduk disalah satu kursi sudut restaurant.
"Saya sudah makan tuan." Jawab Seohyun seadanya.
"Mwo? lalu kenapa mengiyakan saat aku mengajakmu kesini?" tanya Kyuhyun kemudian.
"Bukankah tuan lapar? Kenapa tidak segera memesan makanan?" tanya Seohyun kemudian.
"Aku bertanya kenapa kau malah menjawabnya dengan pertanyaan?" tanya Kyuhyun datar, Seohyun hanya diam tak menanggapi pertanyaan Kyuhyun yang menurutnya tidak terlalu penting. Kyuhyun menghela nafas panjang,
"Setidaknya pesanlah minuman." Gumam Kyuhyun yang kemudian memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya, tak lupa ia memesankan minuman untuk Seohyun. Tak butuh waktu lama makanan yang dipesan Kyuhyun tiba, makanan rumahan khas negara ini memenuhi meja Kyuhyun dan Seohyun. 2 gelas minuman tradisional juga tersedia didepan mereka. Seohyun mengangkat minumannya mencoba mencium aroma minuman tersebut, dan sedikit meringis saa membau aroma jahe yang begitu menyeruak di rongga penciumannya. Kegiatan Seohyun tersebut tak luput dari pandangan mata Kyuhyun, Kyuhyun tersenyum disana.
"Itu teh hitam yang dicampur dengan jahe merah, bisa menghangatkan tubuhmu." Jelas Kyuhyun, Seohyun mendongak menatap Kyuhyun dan mengangguk beberapa kali disana.