"Berpikir tentang siapa?"
Suara familiar itu membuatku terkejut setengah mati. Seperti ada jutaan sengatan lebah yang menjalar masuk ke pori-pori kulitku.
"Taehyung?"
Aku sangat terkejut melihat Taehyung yang sudah berada di depanku.
Apa ini?
Mengapa Taehyung berada di sini?
Ah.. itu tidak mungkin!
Lagian sejak kapan Taehyung perduli padaku?
Untuk beberapa saat, aku terus membatin tanpa mau memulai pembicaraan dengannya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Taehyung memasang senyuman di wajahnya. Manis sekali...
Aku sontak terkejut saat melihat Taehyung.. Taehyung tersenyum padaku? Bukankah ia tampak sangat membenciku?
"Apa kau tersenyum padaku?"
Aku bertanya memastikan. Jarang sekali melihat perubahan drastis dari seseorang. Apalagi jika orang itu adalah pria aneh yang baru saja kutemui pagi ini.
"Tentu saja, bodoh! Dan, sekarang waktunya kau bangun!"
Taehyung mengguncang tubuhku perlahan. Masih mempertahankan wajah bersahabat miliknya yang memang sangat tidak wajar.
"Bangun? Aku tidak mungkin bisa berbicara padamu jika aku tidur, Tae-"
"Tidak! Kau belum bangun! Ayo bangun dasar pemalas!"
Semakin keras, pria itu mengguncang tubuhku, membuatku merasa semakin sakit.
"Hey, ada apa denganmu? Aku masih bangun, bukan tidur." kataku tidak terima.
"Tidak ada cara lain. Aku harus memukulmu!"
Bunyi pukulan terdengar. Syukurlah taman itu sepi pengunjung, karena waktu sudah lumayan sore untuk berlalu-lalang.
"Hei, bangun Yuki!"
Jimin kembali dari kamar mandi dan berusaha membangunkanku di taman. Dan benar saja.. Yang menamparku barusan bukan Taehyung, tapi Jimin.
Aku melihat sekitar, lalu kembali memandang wajah Jimin, "Aku dimana?"
"Apa kau sadar sudah tertidur di taman? Baru sebentar ku tinggal sudah mengigau. Bagaimana jika aku tinggal sejam? Mungkin kau sudah diambil orang. Dasar aneh."
"APA? JADI YANG TADI HANYALAH MIMPI?"
Aku menatap Jimin tidak percaya. Oh c'mon.. Mimpi itu terlalu bagus untuk dianggap sebagai mimpi.
"Baru sebentar ku tinggal dan KAU SUDAH BERMIMPI? Mimpi apa kau sehingga mengigau begitu keras?"
"T-tidak, aku tidak bermimpi apa apa!" kataku mengelak.
"Ck! Jangan berbohong padaku! Kita sudah bersahabat sejak kecil! Kau tidak pandai dalam berbohong!"
"A-Aku tidak bisa memberitahumu."Kudekatkan wajahku ke telinganya, berbisik dan membuat wajah Jimin memasang wajah keheranan. "...Itu rahasia."
"Aku mengerti.. Ayo kita pulang. Ini sudah sore!"
Jimin meninggalkanku—menyerah bertanya tentang apa yang menjadi mimpi dalam tidur singkatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changes || KTH
Fanfiction[Sudah Tamat] Sedang dalam tahap revisi sana-sini. Mohon pengertiannya. "Tatapan dingin serta datar dari pria yang menunjukkan eksistensi pembenci lawan jenis itu berubah total. Namun alasannya? Aku sendiri juga tidak tahu" - Yuki Jung Publish : 2...