- ACT -

8.4K 751 22
                                    

"Mengapa kau ke sini?" Tanyaku pada Taehyung.

"Tentu saja menjengukmu."

"Menjengukku? Apakah kau sakit?" Tanyaku merasa terkejut mendengar jawabannya.

"Tidak, pabo. Aku hanya menggantikan Seokjin di sini. Katanya Ia tak bisa datang."

Aku hanya membulatkan bibirku membentuk huruf 'O' yang berarti aku mengerti.

"Silakan masuk. Maaf menunggu lama." Kataku membuka pintu rumahku lebar lebar.

"Apa kau sudah baikan, Yuki?" Tanya Jiyi padaku. Aku hanya menganggukkan kepalaku saja.

"Mengapa kalian pergi ke taman tadi?" Tanyanya kembali.

"Aku ingin menghirup udara segar."

"Kau pergi dengan Jimin kan. Mengapa bisa kau pergi dengannya?" Tanya Taehyung padaku.

Tunggu dulu! Taehyung bertanya padaku? Apa Ia tak membenciku lagi? Taehyung kan sangat membenci yeoja.

"Karena cuma Ia yang rumahnya paling dekat dengan rumahku." Kataku sambil menundukkan kepalaku. Mungkin aku takut melihatnya yang sudah berubah drastis.

Ini tentu bukan Taehyung. Apa aku benar?

"Oh, begitu. Kupikir kalian berkencan."

Pikiran macam apa itu? Berkencan dengan Jimin? Taehyung pasti sudah gila.

"Kami bersahabat sejak kecil. Karena itu aku selalu menyuruhnya pergi bersamaku." Kataku menjelaskan.

"Yuki, aku pergi dulu ya. Eommaku sepertinya sudah pulang dan sekarang Ia sudah ada di bandara." Kata Jimin dan langsung melambaikan tangannya padaku. "Anyeong."

"Jimin, tunggu. Aku ikut denganmu. Aku ingin lihat ahjumma. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya." Jiyi menghentikan langkah Jimin.

Aku hanya menghela nafasku kasar. Mana mungkin aku ikut dengan keadaan kaki yang seperti ini.

Dan aku menyadari bahwa Taehyung juga berada di rumahku. Di ruangan ini hanya ada kami berdua.

Aish! Kecanggungan mulai mempengaruhiku. Mengapa aku selalu tidak bisa berbicara padanya? Detak jantungku kembali berdetak cepat.

Entahlah. Apa ini karena aku gugup atau karena aku menyadari aku sedang berdua-an dengannya?

Sepertinya itu sama saja.

"Apa kakimu sudah baikan?" Tanya nya membuatku terkejut.

"Ya! Sepertinya ini akan sembuh besok."

"Mengapa kakimu bisa terluka seperti itu?" Katanya menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku ungkapkan.

"Aku jatuh." Kataku singkat membuatnya mengangguk tanda mengerti.

"Mengapa kau tiba tiba seperti ini?" Aku menanyakan pertanyaan yang dari tadi ingin ku tanyakan pada alien aneh itu.

Ia kembali menatapku. "Memang salah jika aku berbuat seperti ini padamu?"

"Tidak. Tapi aku merasa aneh. Ini seperti bukan dirimu."

Ia hanya tertawa mendengar jawaban ku.

Lalu Ia tersenyum padaku. "Jadi kau ingin aku berubah menjadi Taehyung yang dingin kembali?"

"Tidak. Aku hanya ingin tau apa alasanmu!"

"Aku sadar jika aku telah salah berbuat seperti itu padamu. Maafkan aku. Aku tau kau pasti membenciku." Ia menatapku dalam dan terkesan meyakinkan.

Aku merasa seluruh tubuhku memanas mendengar jawabannya."Gwencanha." Aku berusaha untuk tidak gugup.

"Kau tidak pulang?" Kataku kembali.

"Aku tidak tau arah jalan pulang. Untuk sementara waktu aku menginap di rumah Seokjin. Aku menunggunya menjemputku. Tapi sepertinya Ia akan lama."

Aku membulatkan mataku. Menyadari arti dari kata kata Taehyung.

"Jadi, kau akan lama berada di sini?" Kataku menatapnya tajam.

"Tentu saja. Aku tak mungkin menunggunya di tempat lain, bukan?" Ia menampilkan senyumnya kembali padaku.

Merasa tidak di tanggapi olehku, Ia kembali berkata padaku. "Selagi kita menunggu Seokjin, bagai mana kalau kita belajar bersama?"

"Tentu. Kau ada membawa buku?" Kataku lagi. Dan aku menyadari bahwa ini masih hari Minggu. Bagamana mungkin ia membawa buku saat ini?

Dasar! Aku memang bodoh!

"Ya! Aku membawanya!" Aku terkejut dan takjub melihatnya. Memang alien aneh.

"Wah, kau hebat Taehyung. Kau membawa buku saat bukan hari sekolah?"

"Aku memang sudah merencanakan nya. Aku tau namja disney itu akan terlambat menjemputku. Jadi sekalian saja aku belajar bersamamu. Sekalian mengajarimu pelajaran saat kau tidak masuk kemarin." Katanya panjang lebar.

"Oh, kalau begitu biar ku ambil bukuku dulu!" Kataku mencoba untuk berdiri.

"Jangan memaksakan dirimu." Ia bangkit dan berjalan ke arah kamarku dan kembali dengan membawa semua buku yang kami akan pelajari.

"Bagaimana kau tau jika itu kamarku?" Aku penasaran melihatnya yang langsung tau di mana letak kamarku padahal ia belum pernah ku beri tau.

"Haha.. cuma kamarmu yang bernuansa pink di sini." Ia tertawa keras padaku.

"Jangan tertawakan aku." Ia hanya tersenyum padaku.

Ia membuka buku pelajaran Fisika dan meletakkannya di depan wajahku. "Baiklah. Ayo kita mulai sekarang."

50 menit kemudian...

Ting.. Ting..

"Oh, itu pasti Seokjin." Kataku mencoba kembali berdiri.

"Jangan bergerak, pabo. Kau masih sakit." Aku merasa suhu tubuhku kembali meninggi mendengar perkataan Taehyung.

Ternyata, Taehyung bisa menjadi orang yang sangat perhatian.

Ting.. Ting.. Ting..

Suara bel semakin cepat dan gedoran pintu semakin kuat.

"YUKI, CEPAT BUKA." Kata seseorang di luar rumah dan membuatku sangat panik.

Aku harus berdiri. Kubiarkan kakiku yang terasa sangat pedih dan berlari menuju pintu. Tidak perduli dengan Taehyung.
Kubuka pintu dan mendapati Jungkook di sana.

"Hiks.. Hiks..Yuki, Jimin kecelakaan." Kata Jungkook menatapku dengan sedih dan mengeluarkan air mata.

"Apa? Jimin kecelakaan?"

------------------------------------------

Changes || KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang