Hallo guys!! Sorry baru update, lama banget yaa?? Mohon dimaafkan, bentar lagi authornya mau uts^^
Happy reading guys!!^^*Ria POV
"Em... Halo,kenapa ma?" aku menjawab telpon dari mama.
"Ri-ria.. Cepet pulang nak, hiks, papa kamu.. P-papa kamu kecelakaan dan.. Hiks.. Meninggal ditempat!..hiks hiks"Enggak! Papa nggak meninggal! Papa masih hidup!! Batinku. Aku terdiam tak bisa bergerak. Papa, lelaki pahlawanku kini telah tiada..
Bruk!!
Aku terjatuh direrumputan. Aku.. Menangis. Kak adit menghampiriku dengan wajah cemas."Ria lo kenapa?"
"Ria lo kenapa?!" tanyanya seraya menggoyangkan bahuku.
"Kak.. Papa gue.. Hiks.."
"Papa lo kenapa? Om dimas kenapa?"
Aku menarik napas untuk menjelaskan kepada kak adit. "Papa gue kecelakaan dan meninggal ditempat kak! Huwaa!!"tangisku menggelegar. Dan apa ini? Tangan hangat memelukku erat. Kak adit? Aku membalas pelukannya lebih erat, sangat erat. Tangisku semakin menjadi jadi."Ayo kita pulang." kata kak adit. Aku mengangguk. Akupun naik ke motor, memeluk kak adit sangat erat dan.. Menangis.
•dirumah•
Bendera hijau telah terpasang di depan rumah ku. Tangisku tak dapat berhenti. Aku langsung berlari masuk kerumah meninggalkan kak adit yg sedang memarkirkan motor.
Aku membeku dipintu rumahku. Melihat sosok yg kurindukan telah ditutupi kain kafan. Ait mataku terus mengalir. Papa, meninggalkan aku selamanya. Adikku sheila yg melihatku mematung langsung menghampiri dan memelukku.
"Kak Ria.. Hiks.. Papa jahat kak.. Papa ninggalin kita,hiks" katanya.
Aku melepaskan pelukannya dan berlari mendekati papa. Aku membuka kain yg menutupi wajahnya.
Hiks!!
Wajah yg sangat aku rindukan. Aku menunggunya pulang. Aku ingin bermanja bersamanya. Tapi kenapa dia pergi? Wajahnya pucat,bibirnya putih, tubuhnya kaku, sedikit senyum tersimpul dibibirnya wajahnya sangat tenang.
"Papa.."kataku pelan dengan suara serak dilanjutkan dengan tangisanku yg menggelegar.
"Papa jangan pergi! Papa gak boleh ninggalin aku!! Papa bangun pa! Bangun..!" aku mengguncang guncangkan tubuh papa.
"Sudah nak sudah!! Hiks.. Papa kamu udah gaada! Hiks" kata mama sambil memelukku dgn suara parau.
"Nggak ma! Papa cuma tidur. Dia kelihatan capek doang kok.hiks.. Papa cuma tidur ma.. Hiks.." aku melepas pelukan mama kasar dan memeluk papa. Aku menatap wajahnya yg damai. Lalu aku tertunduk lesu. "Hiks..hiks.. Maafin ria ma.. Hiks" kataku. Tak ada jawaban dari mama. Hanya isak tangisnya yg terdengar. "Aku sayang mama dan papa"kataku lagi dgn sangat pelan.
Pandanganku mulai buram. Kepalaku sakit. Dan gelap.*Adit POV
Kenapa? Kenapa nasib ku harus sama dgn nasib Ria? Cukup aku yg merasakan sakitnya. Jangan Ria. Aku tak bisa berhenti menangis apalagi saat melihat keaadaan didepan mataku. Tante Rika menangis tak henti henti. Mama menenangkan tante Rika. Rima disampingnya. Sheila juga terisak. Dan Ria.. Seperti orang gila.
Om Dimas,aku telah menganggapnya seperti papaku sendiri. Sebagai pahlawanku dan Ria. Kenapa dia harus pergi juga?aku menunduk. Aku tak tahan melihat ria seperti itu. Aku tau rasanya seperti apa. Sakit.sangat sakit.
"Ria!!" teriak tante Rika. Aku mengangkat kepalaku. Melihat tante rika panik melihat anaknya-Ria-.. Pingsan!!Aku tau dia pasti sangat terpukul. Papanya adalah orang terdekat ria. Dia lebih dekat dgn papanya daripada mamanya. Ria menunggu kepulangan papanya dari luar kota. Dan sekarang lelaki yg dicintainya pergi meninggalkan kami slamanya.
Aku langsung menghampiri ria dan mamanya.
"Ria... Bangun nak! Hiks..!" teriak tante rika.
"Ria.. Bangun.. Ini gue adit."
"Dit,kamu bawa ria kekamarnya. Mama mau nenangin tante rika dulu" kata mamaku. Aku mengangguk dan langsung membawa nya ke kamar."Ria.. Bangun.." kataku pelan sambil mengusap rambut pirangnya.
Dia membuka matanya. "Ria..?"
"Hiks..kak adit.." ria memelukku. Aku membalas pelukannya.
"Kak.. Kenapa papa ninggalin gue secepet ini? Hiks.. Gue sayang dia kak.. Hiks"
"Lo harus kuat dek, gue tau perasaan lo gimana. Gue juga pernah ngerasain apa yg lo rasain sekarang" aku menundukan kepala dan menangis.
Ria melepas pelukannya dan menghapus air matanya "maaf kak.." katanya.
"Maaf kenapa?"
"Karna gue bikin lo nginget soal alm. Papa lo"
Aku tersenyum kecil. "Iya gak papa"
"Yaudah mendingan lo istirahat. Gue beliin lo makan dulu, lo tadi belum makan siang kan?"
Ria mengangguk. Dan kulihat senyum terpaksa diwajahnya. Dia tak pernah memberiku senyum seperti itu. Aku langsung keluar membeli makanan untukku dan Ria. Ya aku tau. Tante rika pasti belum memasak. Mereka baru pulang dari pemakaman. Aku dan Ria tidak ikut serta.*Ria POV
kak adit lagi beli makanan. Ya aku laper. Aku mengingat soal papa. Dia pernah berjanji tak akan meninggalkanku. Dia bohong!
"Papa jahat.." ucapku pelan
"Papa jahaaat!!" aku setengah berteriak.
Lalu aku menutup wajahku dengan bantal. Lama kelamaan aku tertidur."Ria.." suara siapa itu?
"Riaa.. Peri kecilku.." peri kecil? Hanya papa yg memanggilku begitu.aku lalu membuka mata dan aw! Silau sekali... Tapi kenapa semua putih? Dan siapa orang itu? Lelaki bertubuh tinggi, dengan kumis tipis, berkulit kuning langsat, hidung mancung dan berkacamata. Aku menyipitkan mataku. Itu.. Papa!"P-papa?"kataku "itu papa?!" sambungku.
"Iya ria.. Ini papa" jawabnya lembut. Dia merentangkan tangannya, seakan menyuruhku untuk memeluknya. Aku berlari kearah papa, memeluknya sangat erat, seakan tak ingin aku lepaskan."Pa, papa gak boleh pergi ya.. Ria sayang papa, papa kan pernah janji gak akan ninggalin ria.." papa melepaskan pelukannya dan memegang lembut kedua bahuku.
"Ria,papa juga sayang banget sama ria. Papa gak akan pergi. Papa selalu ada disini" papa menunjuk hatiku. "...dihati ria" matanya berkaca kaca dan tersenyum.
"Ria udah besar, ria harus bisa jagain mama dan sheila. Papa percaya sama Ria. Ria pasti bisa jaga mama dan sheila. Janji?" papa menjulurkan kelingkingnya. Aku membalasnya sambil terisak. "J-janji! Tapi pa.." ucapanku terpotong oleh suara seseorg.
"Ria bangun!" papa menjauh dariku dan tersenyum.
"Ria buruan bangun!!" makin jauh....
"Woy! Bangun katanya mau makan?!" suara itu membuat papa menghilang dan membuat kepalaku pusing*Adit POV
Matanya terbuka dan dia memegangi kepalanya.
"Gimana sih katanya mau makan? Malah molor!"oceh ku
"Hoaam.. Sorry, abis lo lama."Cklek Pintu kamar terbuka
"Dit kamu nginep sini aja jagain ria. Tante Rika masih istirahat."kata mamaku. Aku mengangguk. Mama langsung pulang. Aku akan nginep di kamar ria. Eiiiitttss jangan pikir yg aneh² dulu ya! Dikamar Ria ada 2 kasur. Aku tidur dikasur satunya.
"Nih makan. Abisin cepet, abis itu lo mandi trus istirahat. Gue tau lo lagi down,tapi beberapa hari lagi lo udah masuk SMA. Lo bakal ikut mos. Lo harus banyak istirahat, supaya badan lo fit." kataku sambil menyerahkan sepiring nasi goreng yg aku beli tadi.
Ria mengangguk lalu mengambil makanannya dan menghabiskannya.
"Ahh.. Kenyang. Gue mandi dulu ya. Kalo lo mau istirahat, duluan aja, gue belum ngantuk"
"Hmm" akupun menidurkan tubuhku dikasur dan menutup mata lalu... Tertidur*Ria POV
Kak adit cepet banget tidurnya. Aku mendekatinya dan berbisik ditelinganya.
"Makasih banyak kak.. Gue sayang lo."*leave voment!! Thanks!
-bintang⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISES
Ficção AdolescenteTerkadang janji bisa membuat orang bahagia. Terkadang janji bisa memastikan sesuatu. Tapi, ternyata rasa sakit yg disebabkan oleh janji yang tak ditepaiti akan menyakiti dengan rasa yang tidak bisa dibayangkan. *Riananda Aprilia *Raditya Nugroho