Satu. Memory

115 12 2
                                    

7. April 2013

"Jadi kau...?" kata Tobby terbata-bata.
Sang ayah tertawa lepas.
"Ah Tobby, maafkan Ayah telah menjadi seperti ini," kata sang ayah dengan suara bergetar.
"Kau sudah mewarisi ayah!" teriak sang ayah kencang.
"Tidak! Aku tidak akan menjadi pembunuh!" balas Tobby berteriak.
"Tapi kau harus nak ..." kata sang ayah sambil mengambil sesuatu disakunya...

Sebuah belati.

"Aku akan menjadikanmu senjata yang hebat! Aku tahu ayahmu! Aku tahu apa penyakitmu! Sebuah penyakit yang sempurna!" teriak sang ayah sambil berdiri.

"TIDAKKKKK!!! KAU BUKAN AYAHKU, PEMBUNUH!!!" teriak Tobby menggila.

Kemudian, Tobby mengambil kapak di dekat perapian lalu menebas tangan ayahnya.

Sang ayah tertawa... Tertawa sangat lepas.

"LIHAT!! KAU PEMBUNUH TOBBY!!!" Teriak sang ayah.

"KAU BUKAN AYAHKU, PEMBUNUH!!" Tobby murka, dia berteriak sambil mengayunkan kapak itu ke leher sang ayah.

Darah dimana-mana.

Teriakan dimana-mana.

Sang ayah berkata, "Lihatlah lebih teliti, rahasia dimana-mana, kebohongan dimana-mana, lihatlah lebih teliti dan kau akan tahu ... see you soon." itulah kata terakhir sang ayah.

Sementara itu...

Tobby bangkit, mengambil belati sang ayah.

Lalu meninggalkan sang ayah,

Sambil tersenyum.

Whisper?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang