Gadis Kecil Itu (Part 1)

266 11 0
                                    

"Ah Young", nama itu tidak bisa menghilang dari pikiran Chan. Gadis kecil yang sebelas tahun lalu tiba-tiba menghilang dari hidup Chan itu bernama Jung Ah Young. Chan sudah menganggap Ah Young sebagai adiknya sendiri, ia sangat menyayanginya. Ayah dan ibu Ah Young adalah teman baik dari ibu Chan. Mereka dulu berkuliah di universitas yang sama. 

Namun, kedua orang tua Ah Young meninggal dalam sebuah kecelakaan saat Ah Young berumur sepuluh tahun. Mereka mengalami kecelakaan mobil ketika pulang dari menonton pertunjukkan drama sekolah Ah Young. Sebenarnya Ah Young juga mengalami kecelakaan bersama orangtuanya, namun ia selamat dari kecelakaan tersebut.

Kakek dan nenek Ah Young merasa sangat terpukul atas kematian anak mereka. Kakek dan nenek dari pihak ayahnya memang tidak begitu menyetujui pernikahan orang tua Ah Young dengan alasan perbedaan status sosial. Kakek Ah Young adalah seorang pengusaha yang sukses, beliau memiliki agensi hiburan yang cukup besar dan terkenal. Ayah Ah Young juga merupakan anak tunggal dari kakek dan neneknya. Neneknya menganggap bahwa ibu Ah Young bukan perempuan yang pantas untuk dinikahi oleh putranya karena ibu Ah Young berasal dari keluarga biasa.

Setelah kecelakaan itu, nenek Ah Young menunjukkan rasa bencinya terhadap Ah Young karena neneknya berpikir jika hari itu anaknya tidak datang untuk menonton pertunjukkan drama sekolah Ah Young, maka kecelakaan itu pun tidak akan terjadi.

Kecelakaan itu mengubah Ah Young yang ceria menjadi anak yang pendiam. Orang yang selalu berusaha untuk menghibur Ah Young adalah Chan. Chan selalu berkata bahwa Ah Young tidak sendirian, Chan akan selalu menemaninya dan Ah Young juga bisa menganggap ayah dan ibu Chan sebagai orangtuanya sendiri. Ah Young merasa sangat bersyukur karena Chan selalu ada untuk menghiburnya. Ah Young pun perlahan kembali menjadi anak yang ceria.

Namun, Chan tidak pernah menyangka jika ia akan kehilangan Ah Young. Ah Young menghilang tepat di hari ulang tahun Chan.

Hari itu adalah hari ulang tahun Chan, ia genap berusia dua belas tahun. 

Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Ah Young langsung membereskan barang-barangnya dan beranjak pergi untuk menemui Chan di kelasnya. Chan lebih tua setahun dari Ah Young, jadi ia juga merupakan kakak kelas Ah Young di sekolah.

Ah Young pun tiba di depan ruangan kelas Chan. Hari ini anak-anak di kelas Chan tidak langsung pulang karena mereka akan berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok dahulu. Ah Young pun masuk ke kelas Chan, tetapi di kelas hanya ada tiga orang murid. Ia pun menghampiri salah seorang murid lelaki yang sedang asyik membaca komik.

"Hyungsik oppa, apa kau melihat Chan oppa? Kenapa kelas ini sepi sekali? kemarin Chan oppa berkata bahwa ia dan teman-teman sekelasnya akan berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok dahulu." Ah Young bertanya kepada murid laki-laki yang kelihatannya sudah sangat ia kenal itu.

"Chan? Aku tadi melihatnya keluar dengan membawa tas, tapi dia pasti akan kembali lagi ke kelas nanti. Aku juga tidak tahu mengapa ia tadi membawa tas. Ada apa memangnya, Ah Young?" jawab murid laki-laki itu.

"Hmm ini, aku ingin memberikan kado ini kepada Chan oppa." Ah Young memegang sebuah kotak kado berwarna abu-abu dengan pita putih.

"Oh, jadi kau ingin memberikan kado kepada Chan. Kalau begitu tunggu Chan kembali saja." Hyungsik mengatakannya sambil tersenyum.

"Oppa, bagaimana kalau aku meletakkan kado ini di lokernya saja?"

"Wah, kau ingin memberikan kejutan untuk Chan ya. Kalau begitu, taruh saja kadonya di dalam loker Chan. Itu loker Chan, ada tulisan "Park Chan" di depannya." Hyungsik menunjuk salah satu loker yang berderet di belakang.

Ah Young pun berjalan menuju loker tersebut. Ia membuka loker yang ditunjukkan oleh Hyungsik tadi. Di depannya tertera tulisan "Park Chan". Ah Young pun memasukkan kado itu ke dalam loker Chan.

"Tapi apakah tidak apa-apa jika aku meletakannya di dalam sini?" tanya Ah Young pada Hyungsik.

"Tidak apa-apa. Jika kadonya hilang, kau kan bisa membelinya lagi. Hahaha." Hyungsik menjawab pertanyaan Ah Young dengan candaannya.

"Apa? Ah, tidak bisa begitu, kado itu tidak boleh hilang. Aku membeli kado itu dari uang tabunganku." Ah Young menanggapi candaan Hyungsik dengan serius.

"Ah kau manis sekali Ah Young. Chan pasti senang jika mendengar kau membelikan dia kado dari uang tabunganmu sendiri. Ngomong-ngomong, aku kecewa dengan kado yang kau berikan di ulang tahunku kemarin." balas Hyungsik.

"Kenapa? Bukankah kadonya sangat besar?" Jawab Ah Young.

"Kadonya memang sangat besar, tapi... Ah sudahlah.." Hyungsik terlihat agak kesal.

"Padahal Haera yang menyuruhku untuk membelikan kado itu untuk Oppa." Ah Young mengatakannya sambil tertawa.

"Haera? Ya ampun, anak itu benar-benar menyebalkan". Hyungsik terlihat semakin kesal mendengar hal itu.

"Baiklah oppa, lain kali aku akan memberikan kado yang lebih bagus lagi untukmu. Kalo begitu aku pergi dulu. Terima kasih atas bantuannya hari ini."

Ah Young pun pergi dari kelas Chan. Ia berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan.

Chan baru saja kembali dari kantin, ia membawa sebotol susu strawberry. Chan membelikan susu strawberry itu untuk Ah Young. Ah Young sangat menyukai susu strawberry, jadi Chan sering sekali membelikannya untuk Ah Young.


Chan berjalan keluar dari kantin, ia melihat Ah Young dari kejauhan. Ah Young sedang bersama seorang wanita, tetapi Chan tidak tahu siapa wanita itu. Chan hendak menghampiri Ah Young, namun di saat yang bersamaan ia berpapasan dengan Seung Yeon.

Seung Yeon adalah putri dari keponakan kakek Ah Young. Keponakan kakek Ah Young juga tinggal di rumah kakek dan neneknya. Ah Young memanggilnya dengan sebutan paman Dong Woon. Jung Dong Woon memiliki seorang putri dan dua putra yang merupakan saudara kembar. Putrinya bernama Jung Seung Yeon, ia berusia satu tahun diatas Ah Young sedangkan putra kembarnya yang masih berusia tiga tahun bernama Jung Seo Eun dan Jung Seo Joon.

Chan memang mengagumi Seung Yeon, ia mengaguminya karena Seung Yeon cantik dan anggun. Seung Yeon juga merupakan penari balet andalan sekolah, ia sudah sering memenangkan kontes menari balet semenjak duduk di bangku taman kanak-kanak.

Beberapa hari lalu Seung Yeon berulang tahun. Chan sebenarnya sudah mempersiapkan kado untuk Seungyeon sejak beberapa hari yang lalu, namun ia malu untuk memberikannya. Chan memberanikan dirinya untuk memberikan kado itu hari ini. Kebetulan sekali ia juga berpapasan dengan Seungyeon yang sedang berjalan sendirian.

"Hey Park Chan." Seung Yeon melihat Chan dan menyapanya lebih dulu.

Chan pun memasukkan susu strawberry yang tadinya akan ia berikan kepada Ah Young ke dalam tasnya dan ia mengambil kado untuk Seung Yeon.

"Hey Seung Yeon. Kebetulan sekali kita bertemu disini, aku ingin memberikan ini padamu. Selamat ulang tahun, maaf aku baru memberikan kado ini sekarang." Chan mengatakannya sambil memberikan kado itu kepada Seung Yeon.

"Ah tidak apa-apa Chan. Terima kasih banyak atas kadonya." Seung Yeon menerima kado itu sambil tersenyum malu, pipinya memerah seketika.

"Aku harap kau menyukainya. Oh iya, aku harus segera kembali ke kelas. Kalau begitu aku pergi duluan ya." Chan mengatakannya dengan sedikit gugup.

"Baiklah Chan, terima kasih banyak." Seung Yeon mengatakannya sambil tersenyum.

Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Seung Yeon, Chan pun berjalan menuju kelasnya. Chan tersadar akan satu hal, Seung Yeon ternyata tidak ingat bahwa hari ini sebenarnya hari ulang tahun Chan. Tapi Chan tidak begitu memusingkan hal ini.

Chan pun melihat kearah gerbang dimana tadi ia melihat Ah Young namun Ah Young sudah tidak ada disana.

Ah,dimana Ah Young sekarang ya, aku sampai lupa untuk memberikan susu ini kepadanya.

Chan hanya bisa bertanya dalam hati.    


Bersambung ke part 2 nya yaa..


*This story is based on the author's idea and imagination. Do not copy-paste or plagiarize this story.

Longing For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang