Chapter 1

4.7K 298 2
                                    

Lay tengah memakan sedikit bekalnya sebelum bel pelajaran dimulai berbunyi. Kalau bukan karena Soora yang memintanya berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya, mungkin ia tak akan melanjutkan makan paginya disekolah.

"Ya! Aku datang pagi itu untuk menyalin tugas! Jadi mana tugasmu?" Ucap Soora sembari menyodorkan tangannya pada Lay, meminta tugas lelaki itu.

"Cobalah sedikit lebih rajin, ra"

Soora menggerutu, bukan kata itu yang ia harapkan keluar dari mulut Lay, ia hanya ingin tahu Lay mengijinkannya menyalin tugasnya lagi untuk kali ini.

Kali ini Soora tak menyerah, gadis itu mulai menggoyang-goyangkan tangan Lay dan memohon untuk melihat tugasnya, membuat Lay mendesah frustasi.

"Ah kau menyusahkan sekali, nona penyontek" Lay kembali menutup tempat makannya dan menaruhnya di kolong mejanya, kemudian mulai mengambil buku Soora yang berada di atas mejanya dan mengerjakannya langsung disana. Ia masih hafal betul apa jawabannya.

Soora sendiri hanya tersenyum penuh kemenangan. Tak susah memang meminta bantuan pada sahabatnya yang satu ini.

Lay ini termasuk lelaki yang berprestasi disekolahnya, ia juga mahir memainkan beberapa alat musik, kemampuan dance nya juga sangat bagus. Dan juga kepribadiannya yang hangat dan sopan membuat banyak orang mengaguminya.

Berbeda dengan Soora, ia memang gadis yang cantik dan sempurna baik wajahnya serta tubuhnya, tapi dibalik itu, ia memiliki kemampuan belajar yang berbeda 18o derajat dari Lay. Jika Lay mampu mendapatkan peringkat ke dua dari 158 anak, sedangkan Soora hanya bisa sampai di peringkat 156.

Tapi meskipun begitu, Lay dan Soora sudah bersahabat sejak lama, semenjak keduanya sama-sama berada di satu sekolah yang sama.

---

"Kali ini coklat dari siapa lagi?" Ucap Soora sembari menghela nafasnya pelan, ia sangat iri pada Lay yang selalu  saja mendapatkan kejutan dari para penggemarnya. Kenapa hanya Lay saja yang diberi?

Lay mengambil coklat berukuran sedang dalam lokernya lalu menutup lokernya. Ia melemparkan coklat itu ke arah Soora, untunglah gadis itu bisa dengan cepat menangkapnya, "buat kau saja, aku tak suka coklat"

Soora menatap coklat yang kini berada di tangannya dengan lekat. Ada sebuah pita merah dan kartu ucapan yang dililit disana.

Special chocolate for someone
special, enjoy it!

-sulli

Soora menyerngit saat membaca kartu ucapan yang tertera disana. Sulli? Ah gadis itu tak ada bosan-bosannya juga mengganggu lay walaupun ia selalu ditolak. batin Spora.

"Ya! Ini dari sulli! Kau yakin tak ingin mengambilnya?" Soora berteriak di belakang Lay yang kini tengah berjalan memunggunginya, lelaki itu berhenti lalu menoleh.

Lay memutar bola matanya jengah, "Ah mendengar namanya saja aku malas"

Lay kembali mendekat ke arah Soora dan menggenggam tangannya erat, "kajja pulang"

"Kau sudah menaruh semua bukumu di loker?"

Lay mengangguk dan tersenyum.

---

Keesokannya, seperti biasa Lay kembali menjemput soora untuk berangkat bersama. Lelaki ini mulai melangkahkan kakinya mantap ke sebuah rumah yang berada tepat di sebelah rumahnya.

Lay menghela nafas pelan sebelum ia berniat untuk meneriakkan nama Soora dari luar rumahnya.

Belum sempat lay berteriak, gadis berparas cantik yang ia nanti sudah keluar dari rumahnya dengan cengiran khasnya.

"Ya! Baru saja aku ingin memanggilmu" dengus Lay kesal. Sedetik kemudian wajahnya sudah kembali ceria saat Soora mulai menggenggam tangannya dan membawanya menjauh dari rumahnya.

"Beruntunglah kau karena tak perlu repot-repot melakukannya"

Keduanya mulai berjalan beriringan menuju halte bus, kendaraan rutin yang mereka tumpangi jika ingin berangkat dan pulang sekolah.

Sesekali Soora menendang batu-batu kecil yang ada di trotoar ke sembarang arah, ia hanya merasa tidak ada kerjaan yang harus ia lakukan selama berjalan.

Lay hanya menggeleng tak habis pikir melihat tingkah Soora dari samping. Ia juga merasa bingung kenapa hatinya bisa jatuh pada yeoja kekanakan seperti soora. Dari sekian banyak gadis disekolahnya kenapa harus Soora?

Lay membersihkan dahulu kursi yang ada di halte bus sebelum ia duduki, ia menunjuk tempat disebelahnya yang masih kosong dengan dagunya pada Soora, menyuruhnya duduk juga. Soora sendiri langsung menuruti apa permintaan Lay.

Entah ini sudah ke berapa kalinya mereka bersama, tapi Lay tetap saja gugup didekat soora. Jantungnya tetap saja marathon sedari tadi, aish perasaan ini lagi.

8 menit sudah kami menunggu dan ya akhirnya bus yang kami nanti datang juga, tanpa berfikir lagi kami -Lay dan Soora- mulai memasuki bis tersebut dan mengarahkan pandangan ke segala sudut di bis, mencari tempat duduk.

Bus masih belum ramai karena memang kami berangkat terlalu pagi lagi. Lay memilih tempat paling depan dengan Soora disebelahnya. Tepat setelah mereka duduk bus mulai berjalan lagi.

Hening. Keduanya memilih untuk diam. Soora sendiri sudah fokus dengan pemandangan kota seoul yang ia lihat dari kaca samping. Sedangkan Lay? Ia sibuk memandangi gadis disebelahnya, menyegarkan bisa melihatnya seperti ini.

"Lay-ah" Soora menyerngit saat wajah lay sudah tepat di depan wajahnya saat ia menoleh, sejak kapan ia melihatku?

Lay sendiri sudah gelagapan, ia menggaruk tengkuknya sendiri yang sudah pasti tak gatal itu, "y-ya ada apa?"

"Tidak, lupakan saja aku hanya bosan"

---

THESE FEELING [yixing fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang