Chapter 6

1K 132 11
                                    

Lay mengambil handuk merah dari dalam lokernya lalu menutupnya. ia melempar dengan tenang handuknya ke pundaknya dan berjalan menuju Soora.

"Kau tidak apa kalau menunggu sampai aku pulang basket?"

Soora menghela nafasnya pelan, "bukannya sudah biasa?"

Lay tersenyum, tangannya yang halus terangkat untuk mengacak rambut Soora gemas, "terima kasih, aku akan mentraktirmu nanti seperti biasa"

"dan seperti biasanya juga aku akan menyanggupinya"

Soora bertemu dengan Luhan saat dirinya dan Lay tengah berjalan menuju lapangan, untunglah seorang yang membuatnya tahan menunggu Lay bermain basket ada disini.

Lelaki yang Soora idamkan itu tengah mendribble bola sembari mengelilingi lapangan. Lengan bajunya yang pendek membuat tangan kekarnya terlihat. Such a beautiful view.

Seperti bisa membaca pikiranku, Luhan menoleh, ia memberhentikan bermain dengan bolanya dan berlari kecil ke arahku sembari menenteng bolanya di pinggang.

"Untuk menunggu Lay lagi?"

Soora menghangat, "iyap seperti biasa"

"Kau penurut sekali" Ucap Luhan sembari terkekeh pelan, "kalau aku minta kau untuk menemaniku besok apa kau akan menurutiku?"

Eh? "Kenapa aku?"

"Karena aku ingin"

"Tapi kemana?"

"Bagaimana kalau sungai han?"

---

Soora mulai memasuki semua bukunya ke dalam tas biru lautnya dengan tergesa. Ini peristiwa penting, ia tak boleh membiarkan Luhan menunggu terlalu lama.

Ia baru saja mendapatkan pesan dari Luhan bahwa lelaki itu sudah menunggunya di tempat parkir, ah aku jadi memerah sendiri membayangkan apa yang akan kita lakukan nanti.

"Kau buru-buru sekali" Lay mulai bersuara di sebelah Soora, lelaki itu tersenyum saat melihat Soora yang tampak lucu saat mengemasi bukunya yang lumayan banyak, "aku tak akan meninggalkanmu, jadi santai saja"

"Ya! Kau percaya diri sekali! Aku harus buru-buru karena Luhan sudah menungguku dibawah!"

Soora memasukkan buku terakhirnya lalu tersenyum puas. Dengan gerakan cepat ia langsung keluar dari kelas yang memang sudah sepi, hanya tinggal dirinya dan Lay.

"Ya! Soora tunggu! Aku ikut!"

---

"Kau sudah menunggu lama?" Tanya Soora pada luhan yang kini tengah berdiri bersender pada tembok, lelaki itu langsung mendekat pada Soora dan tersenyum ramah.

"Tidak juga"

"Ya! Kau berjalan cepat sekali Jung Soo Ra!" Lay berhenti tepat di sebelah Soora, ia memegang dadanya sendiri yang tidak normal karena terus berlari mengejar gadis itu.

Sontak Luhan menyerngitkan alisnya saat menyadari kehadiran Lay. Sedangkan Soora sudah memberi gesture pada Lay untuk pergi dan berkata dengan suara berbisik, "Jangan kacaukan pendekatan pertamaku, Lay!"

"Ah sepertinya Luhan tidak keberatan jika aku ikut dengan kalian" Lay menyunggingkan senyum kirinya pada Luhan, "benar bukan?"

"Ya? Ah iya tidak apa-apa"

---

Dan disinilah mereka bertiga, di sebuah taman dekat sungai han. Hanya berduduk ria tanpa ada perbincangan sedikit pun. Hening. Hanya suara langkah kaki orang yang berlalu lalang yang bisa kami dengar. Oh ayolah siapa pun buka pembicaraan diantara kita.

"Soora" Gadis berambut ikal ini langsung menoleh ke arah Luhan saat lelaki itu memanggilnya.

"Ada apa?"

"Aku dengar disini ada kedai es krim yang baru dibuka, kau ingin mencoba?"

"Ah aku? Tapi a-

"Soora langsung demam jika makan es" ucap Lay yang memotong kata-kata Soora.

"Benarkah itu, Soora?" Tanya Luhan memastikan, Soora mengangguk membenarkan, "ah bagaimana jika tteokbokki yang disana?"

"Jangan, itu terlalu banyak minyak" lagi-lagi Lay menyahut, membuat Soora menoleh dan memberinya tatapan tajam.

"Tidak usah, lagipula aku sudah kenyang" kali ini suara Soora. Ia memang tidak suka makanan berminyak, tapi sepertinya tidak sopan jika mengatakan alasan yang sebenarnya.

"Ah membosankan sekali, kalian terlalu malu-malu" Lay mengangkat kaki kanannya dan menaruhnya di atas kaki kirinya lalu melipat kedua tangannya di dada.

Soora berbisik pada Lay yang berada di sebelah kirinya, "dia malu karena ada kau bodoh"

Lay tidak menanggapinya, ia malah asik bersiul-siul tidak jelas. Sesekali ia tersenyum puas karena bisa menggagalkan pendekatan pertama mereka. Jika Soora tidak bisa bersamaku maka ia juga tak bisa bersama orang lain. Setidaknya itu yang ku inginkan.

Sedangkan Soora hanya mendesah pelan, ia kembali mengutuk Lay dalam hati karena lelaki itu bisa-bisanya mengacaukan pendekatan pertamanya. Ah dia bodoh! Seharusnya kan aku sudah lebih dekat dengan Luhan sekarang. Tapi bagaimana kita bisa dekat kalau Lay terus saja memotong pembicaraan kami dan bertingkah aneh sedari tadi? Lelaki itu benar-benar!

"Kalian mengobrol saja, anggap saja tidak ada aku disini" Lay kembali berucap, Soora yang mendengarnya pun hanya menghela nafas panjang, baiklah kali ini jangan terkecoh lagi oleh makluk sialan bernama Lay ini.

"Luhan-ah, bagaimana keadaan ekskul basketmu? Kau-

"Yeah I need you girl wae honja saranghago honjaseoman ibyeolhae~"

Ya! Dengan cepat Soora menoleh pada Lay yang entah sejak kapan earphone putihnya sudah bertengger di telinganya. Dasar pria aneh! Dia yang menyuruhku untuk menganggapnya tidak ada tapi ia malah terang-terangan menunjukkan keberadaannya dengan suaranya yang melengking fales itu.

Soora berniat untuk mengabaikan Lay, setelah menarik nafas terlebih dahulu gadis ini mulai mengulangi kata-katanya yang sempat terhenti karena nyanyian Lay yang mengganggu.

"Bagaimana keadaan tim bas-

"I need you girl wae dachil geol almyeonseo jakku niga piryohae~"

Secara bersamaan Soora dan Luhan menatap ke arah Lay, lelaki itu dengan santainya menyanyikan lagu yang ia dengar dari earphonenya sembari menutup matanya, tsk ia terlalu menghayati lagu sampai tak sadar kami berdua merasa terganggu olehnya.

Soora kembali menoleh pada Luhan dan menunduk "Maafkan dia Luhan, dia memang berisik dan tidak bisa diam"

"Tidak apa-apa, Soora"

---

give me a feedback pleaseu.
i really want to know what do you think about this story :(

THESE FEELING [yixing fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang