Lay tengah mengemasi seluruh barangnya dan memasukkannya ke dalam tas, bersamaan dengan Soora yang sedang mengolesi lipbalm di bibir merahnya.
Kelas terakhir mereka kini telah usai.
Raut wajah seisi kelas yang semula muram kini berganti menjadi wajah mereka saat baru memasuki kelas, fresh.
Sekilas Lay menatap wanita disebelahnya dan menggeleng gemas, "masukkan dulu bukumu, Soora. Baru kau bisa bersolek."Soora menatap Lay sekilas dan mengangguk- lalu beralih kembali kepada kaca pink-nya. Bibir kecilnya yang kini bertambah merah saling bersentuhan, meratakan olesan lipbalm yang ia beri.
Lay yang sudah selesai dengan bukunya pun langsung berpindah tangan ke buku Soora. melakukan hal yang sama seperti bukunya, mengemasinya dan memasukkannya kedalam tas Soora tentunya.
Soora yang melihatnya hanya terkikik pelan. tangannya yang halus menepuk pundak Lay pelan, "Ahh temanku ini baik sekali. Terima kasih Lay-ah"
"Sebagai gantinya bagaimana kalau aku menraktirmu es krim di taman kota?" ucapnya lagi.
Lay seolah seperti befikir, ia menaruh tangan kirinya di dagunya kemudian mengangguk "Boleh kalau kau memaksa,"
"Baiklah. Kajja"
---
Soora dan Lay menghirup napas pelan secara bersamaan saat baru memasuki taman kota yang tidak cukup jauh dari sekolah mereka. pohon-pohon rindang nan hijau disini membuat udara kota Seoul yang segar
semakin segar.Seiring mereka berjalan Soora mengabsen satu persatu stand makanan yang disana dan terus mencari kedai es krim kesukaan Lay.
setelah dipikir-pikir sudah lama juga ia dan Lay tidak pergi ketempat ini untuk bermain, ataupun bersantai. Menang tak salah ia mengajak Lay kesini.dan gotcha! seperti mendapat sesuatu yang sudah lama ia cari, Soora langsung saja mengaitkan tangannya pada lelaki disebelahnya dan berlari kecil tak sabaran menuju kedai es krim yang berada dekat pohon maple besar di penghujung taman.
Mau tak mau Lay ikut terseret dengan tarikan Soora dan pasrah. Ia sedikit menahan Soora agar wanita itu bisa berjalan lebih lambat.
"Santai saja Soora. Kau bisa terjatuh kalau berlari seperti ini"
Perlahan Soora memperlambat jalannya dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu lalu tersenyum kikuk.
"Aku yang ingin makan es krim tapi kenapa kau yang antusias?" tanya Lay diselingi dengan cekikan khasnya, membuat lesung pipinya terlihat.
"hehehe iya juga ya. Aku hanya tidak sabar akhirnya aku bisa memberi satu kebaikan untukmu"
Lay tersenyum. Tanpa sadar ia mempererat genggamnya tangannya di tangan Soora seolah tak ingin kehilangannya.
Kedai es krim yang mereka cari kini sudah ada di depan mata. Dengan perlahan Soora melepas tangannya pada tangan Lay, membuat Lay menatap tangannya sekilas dan tersenyum. kumohon lebih lama lagi.
Setelah Lay memesan dan menunggu cukup lama akhirnya es krim yang diminta pun jadi. Pak tua yang menjualnya pun memberikan es krim itu pada Lay bersamaan dengan Soora yang menaruh uang pas sebagai bayarannya sembari tersenyum dan pergi.
"Kau yakin tak ingin membelinya juga?" ucap Lay yang kini berjalan didepan Soora, menuntunnya ke tempat duduk yang disediakan di taman kota.
"Kau ingin melihatku pilek?" ucap Soora singkat namun cukup membuat Lay terkekeh.
Keduanya pun duduk. Lay dengan asyiknya melanjutkan memakan ice cream red velvetnya sedangkan Soora hanya melihat-lihat suasana taman yang cukup ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang.
ice cream, taman, dan Soora. momment seperti inilah yang ingin Lay simpan seumur hidupnya.
---
Hari Jumat selalu menjadi hari favorite bagi Soora, hari terakhir sebelum ia libur sekolah.
Seperti biasa, gadis itu berjalan riang memasuki kawasan sekolahnya ditemani oleh teman satu-satunya yang ia punya. Siapa lagi kalau bukan Lay.
Keadaan seperti ini kadang membuat Soora mendapat tatapan sinis dari siswa-siswi lain lantaran dirinya yang dikenal dengan sifat pemalas dan 'bodoh'nya tetapi bisa berteman dengan Lay yang notabenenya murid terpintar disekolah. Bahkan tak sedikit dari mereka yang berfikir Soora pasti memaksa Lay untuk menjadi temannya agar ia bisa memanfaatkan kepintarannya.
Dan benar saja— dari kejauhan Lay melihat dua anak gadis yang menatapnya dan Soora sinis dan saling berbisik. Sudah pasti mereka menjelekkan Soora.
Entah dapat dorongan dari mana, tau-tau tangan Lay sudah menggenggam tangan kecil Soora, dan mengeratkannya.
Sontak Soora menoleh. Alis coklatnya terangkat pertanda ia meminta penjelasan, "ada apa? kita kan gak lagi nyebrang jalanan"
"Kamu kan ceroboh, takut tangannya ilang kalo gak aku pegangin" jawab Lay singkat yang sukses membuat satu cubitan melayang di lengan kirinya.
"Ngomong tuh yang bener! lain kali mau aku tendang aja kamu sampe Afrika biar tau rasa."
Lay tertawa geli mendengar ucapan sarkas Soora barusan. Ia reflek memegang perutnya sendiri karena terlalu lama tertawa. Sampai matanya menatap dua gadis yang membisikkannya tadi sudah berganti raut menjadi cemberut dan berjalan pergi.
Lay tersenyum sembari mengacak rambut Soora pelan dan berbisik pelan, "gak boleh ada yang nyakitin kamu, siapapun itu termasuk aku"
---
heyyooo aku balikkk. maaf nih aku hiatnya kelamaan, baru ada mood ;_;
masih ada yang baca cerita ini ga sihh? semoga ada yaa soalnya mau aku lanjutin lagi ini cerita hehehe. tapi kasih feedbacknya dulu coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
THESE FEELING [yixing fanfiction]
FanfictionSelalu bersamamu setiap waktu memang bukan jaminan kau akan menyukaiku. Di kisah ini memang hanya aku yang terluka. Ya, setidaknya begitu. [Zhang Yixing x Jung Soo Ra (oc)] second story from swaegurl, hope you like it babe.