Chapter 7

1.5K 142 14
                                    

Hari ini Lay dan Soora datang paling awal lagi. Kelas mereka yang cukup besar tampak kosong karena belum ada satu pun murid yang datang.

Dengan malas Soora menaruh tas nya asal di atas meja. Sedangkan Lay hanya mengerutkan dahi melihat sikap sahabatnya ini.

"Kau kenapa?" Tanya Lay hati-hati. Ia menarik kursi disebelah Soora duduk dan menempatkan bokongnya disana.

"Ish harusnya kan kemarin jadi hari pendekatan ku Lay!"

lay tertawa, kemudian memasang flat face nya lagi saat mata tajam Soora mengarah padanya, "maaf"

"Kau menyebalkan Lay!" Soora memanyun, kedua tangan putihnya ia lipat di dada. "Aku ingin ngambek saja"

"Oke oke begini saja," Lay memutar kursi Soora menghadap padanya, "kali ini aku akan membantumu mendekati Luhan, itu sebagai tanda maafku"

Walaupun aku akan tersakiti.

"Jinjja?"

"ne"

---

"Ayolah Lay, aku ingin cepat-cepat ke kantinn"

Orang yang direngeki hanya menghela nafas pelan. Telinganya terasa ingin pecah saar mendengar semua rengekan Soora. Perempuan itu mungkin akan terus merengek sampai keinginannya di turuti. menyebalkan sekali.

"Aku tidak bisa, Soora, kita kan ada tugas sejarah. lagipula memang kau sudah menyelesaikannya?"

"Aish kan aku sudah bilang berkali-kali. Pak tua itu tak akan masuk untuk mengajar hari ini"

Lay memutar bola matanya jengah, "kalau sampai dia masuk?"

"Aku bisa jamin itu tidak akan" Soora menatap mata Lay dalam, mencoba meyakinkan. Tapi tampaknya lelaki itu tetap saja pada pendiriannya. Dengan sebisanya Soora memasang muka melasnya, oke ini cara terakhir, "ayolah Layyy, kau mau kan menemaniku ke kantinn?"

Gotcha! ekspresi lelaki didepanku sudah berubah. aku seperti tau apa yang akan dia lakukan..

Lay menutup bukunya lumayan kasar lalu beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu.

"Tunggu apalagi? katanya mau kekantin? cepat atau aku akan berubah pikiran."

Yap, sesuai dugaanku. pikir Soora. sedetik kemudian senyum sumringah hinggap di bibirnya.

---

"Kau ingin makan apa?" Lay bertanya pada Soora tapi perempuan itu tak mendengarnya, ia malah sibuk melirik ke semua arah ke kantin. seperti sedang mencari sesuatu.

"SOORAA" Lay sedikit berteriak. bukan apa-apa. ia hanya ingin Soora fokus dan menjawab pertanyaannya.

"Eh? kenapa harus teriak sih? aku masih bisa mendengarmu, pabbo!" ucap Soora kesal sembari memukul lengan Lay dengan buku.

"Eh? aku baru sadar kau bawa buku ke kantin, untuk apa?"

"sebagai nampan untuk makananku nanti"

"dasar bodoh!" Lay menjitak kepala Soora pelan, walaupun pelan tapi cukup sukses membuat Soora meringis.

"YAA! tentu saja ini hanya untuk pencitraan saat ada Luhan. kau saja yang bodoh tidak bisa berfikir!"

"Hih untung orang sepertimu cuman ada satu di dunia."

"Memang aku orang seperti apa ha?!"

"ah sudahlah kita kayak anak kecil aja, mending pesan makanan mumpung udah dikantin"

Soora hanya mengangguk.

"Mau pesan apa?"

Soora terdiam. Matanya berkeliaran lagi menelurusi kantin, melihat-lihat makanan apa yang menarik perhatiannya.

"bagaimana kalau tta-- omo akhirnya aku menemukan Luhan! kita kesana aja!"

Tahu-tahu Soora sudah menarik tangan Lay dan membawanya pergi. baru beberapa langkah Soora berjalan tau-tau ada yang membuatnya langkahnya terhenti.

"dia udah punya cewe tuh, gak usah lah dikejar kejar lagi"

Mendengar perkataan Lay barusan membuat Soora mendengus kesal. Kirain tadi hanya sendirian di kantin, taunya dia bersama cewe lain, menyebalkan. batin Soora.

"yasudahlah ke kelas lagi yuk" meskipun Soora tersenyum, tapi raut lesu wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.

---

part ini agak gaje sih i know, bakal aku benerin lagi di part selanjutnya deh😊sangat membutuhkan feedback supaya saya juga semangat nulisnya😁

THESE FEELING [yixing fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang