Happy reading ;)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Author POV
Di pagi hari Zayn sudah bangun berbeda dengan hari-hari biasanya yang selalu bangun dengan di waktu siang.
Kini ia sudah rapi dengan memakai topi dan kaca mata hitamnya, ia akan pergi ke pemakaman menengok ibunya yang sudah tiada.Seperti biasa Zayn selalu dengan wajah datar dan dingin, tapi itu tidak menurut sang adik-adiknya karena mereka tahu betul bagaimana sang kakak. Ia menuruni tangga rumahnya dan berjalan menuju meja makan seperti biasa selalu mencium adik bungsunya, Safaa.
"Morning kak" Ucap Safaa hanya di balas dengan senyuman Zayn
"Kak kau tumben bangun pagi, kau akan sarapan dengan kami?" Tanyanya dengan mata berbinar
"Tidak Safaa" Jawab Zayn lembut
"Kau mau kemana kak? Dan kau waras kan?" Cetus Waliyha
"Apa maksudmu?" Ucap Zayn datar
"Ya kau waras tidak? Kau di dalam rumah memakai kaca mata hitam seperti itu kecuali kau sudah keluar rumah masuk akal saja. Atau matamu bengkak menangisi Perrie yang memutuskanmu seminggu yang lalu" Ucap Waliyha panjang lebar dan mendapat kekehan dari Safaa
Zayn geram dengan ledekan Waliyha seperti itu dan langsung membuka kaca mata hitamnya.
"Nih kau lihat sendiri mataku tidak bengkak, dan perlu kau ingat aku tak pernah menangisi Perrie ataupun menangisi wanita manapun kecuali mommy""Ayay captain, aku tahu itu" Ucap Waliyha dengan senyumnya
"Mana wanita iblis itu?" Ucap Zayn dingin
Waliyha hanya mengendikan bahunya
"Entahlah, aku kesini hanya ada Safaa sendiri""Uummm..mommy Brenda tadi pamit padaku untuk pergi katanya ada hal yang penting jadi hanya membangunkan aku kak dan membuatkan sarapan ini" Ucap Safaa polos
"Baguslah aku jadi lebih leluasa di rumah ini, dan lebih baik dia tak perlu kembali lagi ke rumah ini" Ucap Waliyha sinis
"Kak Liyha jangan seperti itu, mommy brenda juga mommy kita sekarang" Bela Safaa
"Kau ini selalu saja membelanya Safaa, dan ingat ibu kita hanya mommy Trisha dan takkan tergantikan. Dan mommy Trisa meningga-"
Ucapan Waliyha terpotong karena mendapat tatapan tajam dari kakaknya yaitu Zayn.
Zayn tau akan kemana arah pembicaraan Waliyha dan akan berdampak perdebatan dengan Safaa dan selanjutnya yang terjadi Safaa menangis tak hentinya di dalam kamar"Sudah cukup Liyha! Dan kau perlu ingat Safaa adik kita jadi jangan kau kasar atau membentaknya. Aku tak suka caramu seperti ini" Ucap Zayn dingin tetapi matanya masih lekat menatap tajam Waliyha
Waliyha hanya diam mengatupkan bibirnya dan menahan amarahnya
"Sudah.. Safaa kau pergi sekolahkan ini sudah pukul 7 dan aku akan pergi menengok makam mommy" Ucap Zayn pada Safaa
"Apa ingin ku antarkan?" Lanjunya Zayn dan mendapat anggukan dari Safaa tanda 'iya'
---------------------------
Zayn POV
Setelah mengantarkan Safaa ke high school nya kini aku sudah berada di depan jalan pemakaman mommy, sudah lama aku tak menengoknya terlebih dengan semalam aku memimpikannya.
Ku berjalan perlahan, ku hembuskan nafas beratku dan saat selalu di makam mommy lah aku menjadi pria yang cengeng, lemah, rapuh yaitulah aku jika berada di makam mommy berbeda jika aku di luaran dengan sikapku.