22

20 1 0
                                    

Ranisya POV

Selama UAS berjalan sekitar seminggu ini aku banyak melakukan aktivitas rutinku dengan Kevin. Ok, ini berlebihan emang tapi ya pokoknya aku happy banget karena Kevin selalu ada buatku. Setiap pagi dia selalu menjemputku dan mengantarkanku sepulang sekolah atau kadang-kadang dia mengajakku ke cafe atau coffe bean untuk sekedar ngobrol, seru-seruan. Bahkan sesekali dia mengajakku ke bookstore, dia bilang biar belajarku makin oke, ada ada saja. Kita mulai beradaptasi dengan kesukaan dan kebiasaan masing-masing.

Aku sadar memang sekarang aku jarang ngumpul dengan sahabat-sahabatku terlebih Naura yang sedang berakting mengikuti jejak Azrial. Bertindak so cuek dan tidak pernah peduli tehadapku. Akhirnya, aku juga bertindak seperti itu pada mereka. Tapi, aku masih aman kok dengan Griselda dan Laura, kita tak memiliki masalah berarti hanya memang waktu kita masing-masing tersita untuk keperluan pribadi sendiri tapi kami tetap punya komitmen untuk saling toleransi. Kita hanya saling menyapa dan mengobrol dalam waktu singkat saat di sekolah.

Lagi dan lagi, entah apa alasan Naura selalu memintaku untuk segera mengakhiri hubunganku dengan Kevin. Karena Kevin emang gak baik buat gue, katanya. Entah fakta atau hoax yang dia bilang kalo dia sering liat Kevin jalan sama cewek lain. Tapi setelah di klarifikasi akhirnya Kevin mengakui kalo dia emang suka jalan sama temen sekelasnya, tapi ga cuma berdua tapi temen se-genk-nya lah. Dan itu juga karena salahku yang selalu menolak ajakan Kevin untuk jalan saat malam hari.
Ya jelas lah mana mau gua, kan minggu ini lagi UAS.

Sejauh ini aku masih mempercayai Kevin ketimbang Naura,sahabatku. Tapi pasca UAS Kevin mulai bertingkah aneh kepadaku. Dia sekarang sudah mulai meninggalkan aktivitas hariannya, dia tidak lagi menjemput dan mengantarku sekolah, dia juga sering menghilang tanpa kabar dengan berbagai alasan.

Saat ketemu di sekolah dia juga begitu dingin padaku, seperti dia lagi ada masalah.

"Hai" ucapku dengan begitu manja

"Kenapa?" Jawab Kevin tanpa basa basi

"Gapapa, taman yuk" Ajakku

"Mau ke gor tanding basket, sama temen kamu aja dulu" tolaknya dengan alasan yang sama

"Bentar-bentar vin, aku mau bicara dulu bentar. Atau aku ikut aja deh biar nyemangatin kamu yah?" pintaku

"Gausah, kamu disini aja. Lagian kamu panitia disini kan. Kalo ada yang diatanyain sekarang aja" jawabnya

"2 hari ini kamu kemana aja sih? Di sekolah gaada. Ngabarini juga gaada" Tanyaku sedikit takut

"Yaelah 2 hari doang udah ditanyain, gua gak kemana-mana. Males sekolah, hp gua sengaja diamatiin.Lagi pengen sendiri gua. Gua berangkat dulu deh"

Jawabannya begitu menusuk, seolah-olah dia risih dengan keberadaanku. Tapi aku mencoba untuk selalu mengerti keadaanya. Mungkin dia memang sedang butuh waktu untuk menenangkan diri. Aku coba menenangkan diri juga dengan menyibukkan diri karena memang aku sedang sibuk jadi panitia pekan olahraga kelas. Tapi aku memang kurang fokus dengan tugasku, hingga gerak gerikku terbaca oleh ketua divisiku, Azrial.

"Lu kerja yang bener napa! Acara bentar lagi dimulai" cerocos Azrial

"Lu kalem aja kali, napa sih rempong amat?" Balasku

Dia berlalu tanpa membalas omelanku, terasa berbeda. Lama-lama aku rada kangen dengan Azrial yang suka ngomel gajelas ketimbang diem gajelas gini soalnya orang diem susah ketebak kan.

Acara hari ke-3 ini sukses dilaksanakan, tapi aku tidak begitu merasakan kebagiaan pasalnya Kevin masih jadi teka-teki buatku. Aku hubungi dia duluan tapi dia tidak akan merespon. Jadi, kuputuskan mulai hari ini aku tak akan lebih dulu menghubunginya.

Love is RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang