4

27 1 0
                                    

Lo tau? Semakin orang menolak buat suka sama seseorang, bukannya perasaan dia berkurang tapi malah bertambah. Nah loh jadi buat lo pada 'let it flow' aja lah. Nah sekarang balik lagi ke ceritanya Anya.

6 Maret 2016

Anya bangun pagi, hari ini dia harus cepet karna dia perfom. Dia pun buru buru mandi, sarapan, lalu pergi. Ga lupa buat dia bawa kostumnya. Dia pun pergi dengan menggunakan kendaraan umum. Sampai di tempat dia perfom, ternyata itu masih terlalu pagi. Mall masih ditutup. Dan karena sebelumnya pun Anya pernah ngerasain hal ini, maksudnya datang kepagian, Anya akhirnya masuk ke Mall lewat pintu samping. Masih gelap. Untungnya Anya ga sendiri. Anya pergi ke lantai atas buat daftar ulang. Sehabis itu dia buru buru ganti kostum karena dia tampil nomer urut awal. Tadaa.. Anya keluar dari kamar mandi dengan baju berwarna blue black bergaris putih dengan rok berwarna putih. Anya pun berjalan menuju backstage. Tunggu, sepertinya ada sesosok yang ia kenal. Dylan?

"Dylan!!" panggil Anya. Laki laki itu segera membalikan badannya. "Eehh Anya". Dylan pun menghampiri Anya dan memeluknya. "Perfom?" tanya Anya. "Yaps, liat yang lain ga?". "Tunggu, berarti Ryan juga dong? Tadi aku liat pacar kamu kearah sana" kata Anya menunjukkan arah dimana Anya menemui pacarnya Dylan. "Oh oke, kamu semangat ya hari ini" ujar Dylan. Udah gue bilang kan, gausah aneh sama hubungan Dylan Anya. Mereka emang suka saling support.

"Ya langsung aja ke nomor urut 3 O**!!" begitulah kata MC yang membuat hati Anya dagdigdug ga karuan. Apakah ini yang dimanakan cinta? Eleehh, bukan lagi, dia dagdigdug karna sang MC baru aja nyebut nama grupnya. Dan tandanya dia harus mulai mengeluarkan kemampuannya. Berharap ada yang nonton, khususnya Dylan sama Ryan, tapi keep dreaming lah, ini masih terlalu pagi dan ga ada yang nonton. Miris? Emang. Yang penting ada supporter setia dipinggir. Ya, itulah pikir Anya. Beres perfom pun ga ada bau bau tanda keberadaan Dylan dan Ryan. 'Mereka kemana sih?' batin Anya. 'Bodolah' lanjutnya. Tapi karna penasaran Anya pun keliling mencari keberadaan Dylan dan Ryan. Ya, itulah Anya sosoan ga peduli. "Mereka gaib apa? Satu lantai ini ditelusuri ga ada tanda tanda keberadaan mereka" keluh Anya. "Nyariin siapa sih Nya?" tanya Mia, teman segrup Anya. "Itu, mmmm si Dylan" jawab Anya. Bagaikan sedang mencari harta karun, Anya menghiraukan teman temannya yang lagi asik selfie. Ya, Anya ga ikut selfie karena pengen nyari Dylan Ryan.

'Ah shit! Ga ketemu mulu' batin Anya kesal. Ya, dia nyerah. "Nya, makan dulu yuk" ajak Kak Ita, temen segrup Anya juga. "Yaudah deh, ayo kak" jawab Anya. Anya dan teman segrupnya pun cari makan di foodcourt, ya sambil bertanya tanya "kapan Dylan sama Ryan perfom?". Saking penasarannya, dia tanya setiap orang yang lewat. Sampe sampe saat nungguin makanan pun dia masih kepikiran hal itu. Ga sengaja terdengar ditelinga Anya ada yang sebut sebut nama grup Dylan. Anya pun buru buru berdiri, "eh gue kebawah ya, mau nonton" pamit Anya. Tiba-tiba saja Novi menghampiri Anya, "ikut" ucapnya. Akhirnya Anya yang ditemani oleh Novi turun kebawah. Ya, benar saja Dylan terlihat sedang siap siap di dekat panggung. Anya pun menghampiri Dylan. "Masih lama perfomnya?" tanya Anya. "Ngga bentar lagi, oh iya nih kenalin sodara aku" kata Dylan memperkenalkan Anya pada pacarnya. "Ah iya, Sisi" ujar Sisi, pacar Dylan. "Anya" kata Anya. Terlihat sedikit berpikir, Dylan pun akhirnya memanggil Ryan. "Ryan nih kenalan" kata Dylan. "Ehh???" ucap Anya bingung. "Ryan" kata Ryan sembari mengulurkan tangannya. Dia tersenyum. DEG! Tumben. "Eh iya, Anya" jawab Anya menjabat tangan Ryan. Dagdigdug dagdigdug sepertinya sebentar lagi wajah Anya berubah menjadi tomat.

"Perfom juga?" tanya Ryan.

"Iya hehe" jawab Anya.

"Perfom apa?"

"Perfom OMG"

"Ohh ya ya"

"Bawain lagu apa?"

"Ada deehh liat aja ntar"

Krik. Canggung. Mereka saling diam. Sampai akhirnya Ryan bilang "aku perfom dulu ya".

"Ah iya, semangat yaaa" ujar Anya.

'Suaranya....kyeopta!' batin Anya. Sempat melamun sebentar Anya pun tersadar dan langsung menyerobot barisan para penonton agar dia mendapat posisi yang tepat untuk merekam grupnya Dylan. Anya pun terlihat cekikikan melihat Ryan. Lucu.

Setelah Dylan perfom, Anya pun segera masuk ke backstage, mungkin para fans akan bilang "kok dia bisa masuk?". Sedangkan dipikiran Anya, "Ah bodo amat, gue kan adeknya Dylan". Seperti mengerti jalan pikiran Anya, Dylan yang baru saja menghampiri Anya segera memanggil Ryan untuk kedua kalinya. "Ryan, nih foto dulu" pinta Dylan sambil melirik Anya. Ryan pun tersenyum dan menghampiri Anya. Gugup, itulah yang dirasa Anya sehingga dia hanya foto sekali. Nyesel? Ya, ada kesempatan kenapa cuma sekali? Entah sadar atau tidak, Anya hanya bisa memandang Ryan dari jauh. Ya, anak sekarang bilang "MODUS", Anya selalu mondar mandir dihadapan Ryan.

Acara pun selesai, dirumah Anya hanya diam dan senyum senyum sendiri. Entahlah, dia terngiang ngiang akan kejadian hari ini. Khususnya suara Ryan. Selalu teringat. 'Kyeopta!' batin Anya. Ya, suara Ryan lucu pikir Anya. Ya, lucu.

Keesokan harinya, Anya mencoba untuk ngeline Ryan. Ya, walaupun ragu bakalan dibales. Diluar dugaan, Ryan bales chat Anya. Lebih ramah dari sebelumnya. Ya, dari waktu pertama kali Anya ngechat Ryan. 'Ternyata dia asik' pikir Anya. Bertukar informasi, setidaknya sekarang Anya tau tahun kelahiran dan pekerjaan Ryan. Ya, ternyata Ryan udah kerja. Tapi kecewa juga, Ryan melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Ya, chat full cuma selama 3 hari. Pada awalnya Anya berpikiran, ah mungkin dia sibuk kerja. Hebat. Ya gimana ga hebat, Anya suka itu, gila kerja. Sibuk karena pekerjaan. Ga masalah bagi Anya, itu baik buat Ryan juga. Justru Anya bangga dan termotivasi. Tapi rasa kecewa Anya bertambah, karena walaupun hari libur, Ryan cuma ngeread chat Anya. 'Salah ya gue deketin lo? Salah ya gue suka sama lo?' ya, itulah pikiran Anya. 'Iya, lo famous, lo dewasa, beda sama gue, gue nyadar gue kekanakan, bahkan kita beda 5 tahun, lo diatas gue dibawah, gue sadar sih, gue cuma takut gue bingung'. Hmm, ya Anya bingung, bingung sama perasaannya, bingung harus ngapain. Apakah maju? Atau mundur? Dia kebingungan.

Nothing.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang