Saat ini aku sudah berada didalam kelas dan mengikuti pelajaran. Karna aku baru telat 2 kali, guru piketku bilang ia masih bisa mentoleransikan aku dan membolehkanku masuk tanpa dihukum.
Tapi, bagaimana dengan Kak Ashton, ya?
Ngomong-ngomong ini kalo lari 10 putaran dilapangan atas sama bawah itu durasinya berapa lama? Masa gua baru masuk udah izin keluar lagi? Ah Kak Ashton kita kek magnet aja bawaannya pengen nempel mulu.
Dengan setengah niat, aku pun masih mengikuti pelajaran yang berlangsung meski hatiku tidak sedang disini. Bu Diana masih saja sibuk menerangkan sejarah kebudayaan yang benar-benar tidak membuatku antusias. Bahkan hampir seluruh anak kelas sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Parah ugha yah
Aku terus mengintip keluar jendelaku, mungkin saja Kak Ashton tadi kesambar petir saat diberi tatapan kilat oleh Bu Rahmi sehingga dia menjelma menjadi Barry Allen kw super yang bisa menyelesaikan lari 10 putaran itu hanya dalam waktu beberapa detik sehingga dia bisa cepat diperbolehkan kembali kekelasnya. Ah ngaco
Aku akhirnya memutuskan untuk membuka resleting tasku dan mengambil botol minum kuning kesayanganku yang bergambar Spongebob dan Patrik, how cute, dan mengangkat tangan kananku untuk menarik perhatian Bu Diana. Dan berhasil. Ibu Diana pun menjatuhkan perhatiannya padaku, begitu juga anak-anak kelasanku.
"Iya. Kenapa, Disti?" Tanyanya dengan senyum
"Saya izin ke kamar mandi sebentar ya, Bu" kataku membalas senyumnya
"Ibu kira kamu ada pertanyaan huh. Yaudah jangan lama-lama tapi" katanya sambil tetap menatapku. "Eh tunggu! Kok ke kamar mandi bawa-bawa botol minum?"
Wah iya. Pintar sekali. Maksud gua kan kalo gua beli baru buat yayank gua nanti ketauan dia. Kantin kan ngelewatin lapangan.
"Anu, Bu. Airnya gak enak. Kotor. Mau saya buang" elakku. Untunglah Bu Diana mempercayainya.
Aku berjalan menuruni tangga yang langsung menuju lapangan atas tapi sepi, akhirnya aku meneruskan langkahku di bangku dekat pohon mangga dan mendapati Kak Ashton yang masih sibuk berlari dilapangan bawah.
Yah, gak jadi Barry Allen kw super dia.
Aku memilih untuk menunggunya dan duduk dibawah pohon mangga ini sambil menikmati menonton dia berlari. Rambut keritingnya sukses berkibar seperti bendera saat upacara hari senin dan keringat dipelipis dan lehernya sukses mengucur seperti perasaanku padanya ea mantap.
Dia pun akhirnya menyadari keberadaanku saat menaiki anak tangga menuju lapangan atas dan tersenyum sambil tetap melanjutkan hukumannya.
Setelah lebih dari 3 kali putaran, Kak Ashton menghempaskan badannya didekat tiang gawang lapangan bawah dan merebahkan dirinya disana. Ah gua yang samperin ajalah, jadi cewek jangan numpuk-numpuk gengsi.
Saatnya beraksi HEHEHEH.
**
Hi
I decided untuk memendekkan setiap chaptnya ya. Biar apa coba? Ya gak biar apa-apasih.
Btw gak ada yang mau kasih semangat apa ya ini gue lagi busy busy-nya rapat dikampus karna beberapa bulan kedepan mau held some events HAHAHA gak penting abis.
#katanyamaumendekinchapt #tapiauthornotesnyabacot #chaptinigakjadipendek #gakjadinganu #yangpentingakusayangkamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Ashton 》A.F.I [On Hold]
Fanfiction"ye ni sape emang?" "orang tolol yg sampe detik ini nunggu lo." ©2016 disti, zara.