Kak Ashton (6)

236 41 2
                                    

"Dis, sadar gak sih lo lagi jadi omongan angkatan kita?"

Hari ini aku dan Odi sedang berkumpul di rumah Odi, niatnya sih mau ngerjain PR, tapi kayaknya wifi rumah Odi lebih menarik dari soal-soal Fisika yang musingin ini.

"Dis, gue serius" kata Odi lagi dengan nada yang mulai jengkel

"Iya-iya, apaan? Coba ulang"

"Lo-tuh-lagi-jadi-bahan-omongan-anak-angkatan-kita" katanya dengan sangat jelas

"Gimana bisa?"

Odipun menghela nafas, "Gue punya temen odotnya gak ilang-ilang ya heran."

"You know, Kak Ashton stuff etc"

"Ohh.." aku cuma bisa berpura-pura tidak tertarik dengan topik yang dia berikan. Tapi sebenarnya dari awal masuknya kembali aku kesekolah setelah insiden jatuh itu aku sudah tau tentang itu.

"Kok oh doang?"

Aku memutar bola mataku, "Di, please deh. Gue tau.." kataku akhirnya

"Lo tau?!"

"Iya. Tapi emang mau gimana lagi? Sebel banget gue mereka ngurusin banget hidup orang sih!" Kataku dengan sebal

"Sabar-sabar. Gue juga dengernya sebel,". "Tapi, Dis.... Kak Ashton lumayan loh. Liat aja senyumny-- aduh!!"

Aku baru saja memukul kepala Odi menggunakan buku pelajaranku, dari dulu genitnya gak ilang-ilang heran gua.

"Kebiasaan" dengusku

"Ohh jealous?" Tanyanya dengan usil, perasaan tadi gua cuma berdua, ini kenapa ada si usil? Yak jayus.

"Diem deh..."

"Semuanya liat loh lo berdua sama dia dibawah pohon mangga"

Ah, diledekin gini kenapa rasanya aneh sekali sih? Deg-degan gimanaa gitu. Aku akhirnya memutuskan untuk menundukan kepalaku

"Merah deh merah mukanya, lo suk-- aduhh!!"

"Diem deh, Di. Jangan ngomong yang aneh-aneh" ujarku sambil melempar jauh buku yang baru kugunakan untuk memukul kepalanya

"Galak banget najis, udah sana pulang lo ahh"

"Anjir ngusirrrr. MAMANYA ODIIII, ODI NGUSIR DISTI NIIIH"

Odi pun langsung panik mendengar teriakanku sementara suara Mamanya sudah terdengar dari kamar sebelah

"ADEK GAK SOPAN YA SAMA TEMEN. JANGAN MALU-MALUIN MAMA"

Rasakan itu, Odi. HAHAHAHAHA

"Oke lo menang" dengusnya, "dasar Irwin"

Sialan sialan sialan. Kalau makin diledekin gini gimana gak tambah kesemsem gua sama Kak Ashton? Jahat banget guakan pendek, mana bisa ngegapai langit yang indah seperti dia, anjay.

"Udah ah, Di. Gue balik deh ya" kataku padanya

"Eh, gue bercanda kali yang tadi.." aku tetap membereskan barang-barangku sementara Odi terlihat panik melihatku. Setelah semua barangku sudah berada di tas, aku lalu beranjak dari kasur Odi yang sebenarnya super PW itu

"Dis," rengeknya sambil menggoyang-goyangkan bahuku, "ih ngambek"

Aku mendecak sebal mendengarnya, "Please deh, Di" kataku sambil memutar bola mataku, "Gue emang beneran pengen balik. Udah yuk ah anterin gue ke Mama lo, mau pamit nih"

"Lo marah nih" katanya keukeuh

"Enggak, seriussss" kataku sambil mengangkat kedua jariku, "Swear malah"

Setelah menyerah dan percaya kalau aku benar-benar tidak marah padanya, Odi akhirnya mengantarku untuk pamit kepada Mamanya. Dan aku pulang dengan jantung yang berdebar-debar hanya karna memikirkan ledekan dari Odi.

Yang kuat ya, Disti.

***

Hallo semua. Maaf baru nongol lagi hehe

Masih ada yang baca kan ya ada kan ada kan?

Jadi, sebelumnya sorry banget chapt ini gajetot abis, tapi gue pengen bikin announcement aja

Sadly, si ZikatGigiQ alias si Zara gakbisa lanjut ngedampingin gue buat nerusin ff ini yang mana beneran sad:-(

Sebenernya juga gak update-update karna Zara udah buat Chapt ini dan tinggal di copast dan tinggal post tapi ke delete huwwweee

Jadi, masih mau dilanjut gak kira-kira?

Raise your voice ya, kalo iya well next chapt mau gue terusin.

Kalo enggak ya, bakal gue terusin juga sih kalo masih mood. Basa-basi doang biar mancay HAHAHA

Daaah ah bye

Kak Ashton 》A.F.I [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang