Pagi itu Jeonghan tengah asik menyantap sarapannya. Ia tak berhenti tersenyum sambil menatap kotak bekal yang terletak di atas meja makan. Di dalam kotak bekal itu terdapat kimbap buatan Jeonghan. Jeonghan memang sengaja bangun pagi-pagi agar bisa membuat kimbap itu. Tentu saja itu untuk Seungcheol.
Jeonghan menyudahi sarapannya lalu meletakkan piring kotor beserta gelas yang sudah kosong ke wastafel. Jeonghan lalu berpamitan kepada ibunya untuk berangkat ke sekolah. Jeonghan berjalan menuju pintu menggunakan tongkat penyangga. Ia lalu membuka pintu dan terkejut saat melihat sosok laki-laki sudah berada di depan pintu dengan senyum yang merekah di wajahnya.
"Selamat pagi cheonsa."ucap laki-laki yang ternyata adalah Seungcheol.
"Seung-seungcheol-ah, ada perlu apa kau kesini?"
"Menjemputmu. Tentu saja."jawab Seungcheol santai. Jeonghan terbelalak kaget tapi Seungcheol tak mau ambil pusing lalu membantu Jeonghan untuk masuk ke dalam mobil.
"Langsung ke sekolah saja ahjussi."perintah Seungcheol lalu sang supir segera menginjak pedal gas menuju ke sekolah.
Jeonghan tertegun. Dibandingkan anak berandalan yang suka berkelahi, Seungcheol kini malah terlihat seperti anak konglomerat. Jeonghan tidak menyangka bahwa Seungcheol ke sekolah menggunakan mobil pribadi, dan ia juga mempunyai supir pribadi. Seungcheol menoleh dan menyunggingkan senyum manisnya kepada Jeonghan. Ia mengusak rambut Jeonghan sayang yang membuat wajah Jeonghan memerah malu.
Mobil Seungcheol berhenti di depan gerbang sekolah. Seungcheol turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu Jeonghan. Seungcheol membantu Jeonghan berdiri dan mengambil tongkat penyangga Jeonghan.
"Seungcheol-ah kau tidak perlu repot-repot."ucap Jeonghan merasa tak enak namun Seungcheol hanya membalasnya dengan senyuman.
Seungcheol hendak membantu Jeonghan berjalan menuju kelas namun tangan Jeonghan menahannya. "Aku mempunyai tongkat penyangga Seungcheol-ah. Aku bisa sendiri."
Dan lagi-lagi Seungcheol hanya tersenyum membalasnya. Mereka lalu berjalan beriringan menuju kelas.
"Seungcheol-ah!! Cheonsa!!"tiba-tiba terdengar suara seseorang yang berteriak memanggil mereka dari belakang. Seungcheol dan Jeonghan sontak menoleh ke belakang dan menemukan Soonyoung berlari kecil menghampiri mereka. Soonyoung menubruk tubuh Seungcheol dengan merangkulnya.
"Eii pemandangan apa yang kulihat pagi ini, kalian pergi ke sekolah bersama?"Soonyoung menyipitkan matanya curiga sambil tersenyum jahil.
"Berhenti menyipitkan matamu Soonyoung-ah, matamu itu hanya sebuah garis tidak perlu kau sipit-sipitkan lagi seperti itu."kata Seungcheol yang membuat Soonyoung memukul pelan lengan kanannya.
"Iya. Seungcheol menjemputku pagi ini, dia baik sekali ya."ucap Jeonghan dengan tatapan polosnya. Seungcheol tersenyum-senyum sendiri sementara Soonyoung mendengus kesal.
"Kau jangan mau begitu saja terima ajakan dia. Pasti dia memiliki kehendak lain dibalik itu."ucap Soonyoung yang mendapat jitakan gratis dari Seungcheol.
Soonyoung tiba-tiba menarik Seungcheol mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Seungcheol. Raut wajah Seungcheol mendadak berubah menjadi serius. Jeonghan mengerutkan keningnya penasaran. Ia tidak dapat mendengar sepenuhnya pembicaraan mereka namun Jeonghan bersumpah ia mendengar Soonyoung berkali-kali menyebutkan 'Geng Vega' dan 'Sepulang sekolah.'
Soonyoung menjauhkan dirinya dari Seungcheol dan melempar senyum pada Jeonghan. Tidak terasa mereka sudah berada di depan kelas mereka. Seungcheol, Jeonghan dan Soonyoungpun masuk ke dalam kelas. Jeonghan terperangah kaget saat tiba-tiba Mingyu mengambil tasnya dan meletakkannya pada kursi Jeonghan. Mingyu bahkan menarik kursi Jeonghan agar memudahkan Jeonghan untuk duduk.
YOU ARE READING
SHS High School
FanfictionYoon Jeonghan terpaksa pindah ke Seoul untuk mengikuti ibunya yang mendadak dipindah tugaskan ke Seoul. Ia pindah ke SHS HIGHSCHOOL, sekolah khusus laki-laki yang setiap kelasnya hanya terdiri dari dua belas sampai lima belas siswa. Kepindahannya me...