Chapter 4

704 88 3
                                    

Mingyu menatap sendu Jeonghan yang terbaring lemah di atas kasur. Kerutan di dahi Jeonghan menandakan bahwa dia tidak tertidur dengan nyenyak. Mingyu mengusap pelan wajah Jeonghan dan berhenti pada plester yang tertempel di sudut bibirnya yang sobek. Mingyu menghela nafas berat sebelum akhirnya ia mendengar suara pintu yang terbuka pelan.

"Mingyu-ya."Seungcheol datang dengan khawatir.

"Apa yang terjadi?"tanya Seungcheol dengan pandangan yang tak lepas dari Jeonghan.

"Jeonghan dikeroyok Geng Vega saat sedang menunggu bis untuk pulang. Beruntung aku tak sengaja melihatnya sehingga berhasil menyelamatkan Jeonghan."

"Apa yang dikatakan ibu Jeonghan?"

"Aku sudah menjelaskan bahwa ada gerombolan anak iseng yang memukul Jeonghan. Syukurlah beliau percaya dan memaklumi."jawab Mingyu.

Mingyu menepuk pelan bahu Seungcheol, "Kurasa sudah saatnya kau memberitahunya Seungcheol-ah. Jeonghan berhak tau dalam hal ini. Kau sudah menyeretnya ke dalam urusanmu. Aku tak mau dia kenapa-kenapa dan tersakiti lebih jauh lagi dari ini."ucap Mingyu dengan raut wajah serius.

Seungcheol tersenyum masam. "Kenapa Mingyu-ya? Kau menyukainya?"

Mingyu tidak menjawabnya dan malah menatap Jeonghan lama.

"Aku akan memberitahunya. Nanti saat kondisinya membaik."ucap Seungcheol.

Mingyu mengangguk setuju. "Memang itu yang terbaik."

Mingyu dan Seungcheol menoleh ke arah Jeonghan saat mendengar suara lenguhan pelan dari bibir Jeonghan. Jeonghan mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum akhirnya terbuka lebar.

"Mingyu? Seungcheol?"ucap Jeonghan dengan suara yang parau. Mingyu membantu Jeonghan bersandar pada sandaran kasur dan memberikan segelas air putih untuk menyegarkan tenggorokan Jeonghan.

"Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang masih terasa sakit?"tanya Seungcheol khawatir.

Jeonghan tersenyum kecil. "Aku baik-baik saja."

"Apa yang terjadi Jeonghan-ah? Kenapa mereka mengeroyok dirimu?"tanya Mingyu.

Jeonghan diam sejenak dan menghela nafas kecil. "Aku juga tidak tau. Ia tiba-tiba datang bersama teman-temannya dan berbicara hal yang aneh. Ia bahkan menamparku karena aku berbicara dengan nada yang ditinggikan. Aku merasa tidak terima, lalu aku memukulnya dan teman-temannya. Sialnya, salah satu dari mereka menyikut leherku dan membuatku tumbang sehingga mereka bisa leluasa mengeroyok diriku."jelas Jeonghan.

"Apa yang ia katakan padamu?"tanya Seungcheol serius.

"Entahlah. Ia mengatakan bahwa ia akan membawaku dalam urusannya denganmu Seungcheol-ah."jawab Jeonghan sambil menatap Seungcheol dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Tadi kau mengatakan bahwa kau memukul Doyoon dan teman-temannya? Kau bisa beladiri?"Mingyu mengalihkan pembicaraan.

Jeonghan mengangguk bersemangat. "Ya. Aku ahli aikido. Keren bukan?"ucapnya membanggakan diri lalu terkekeh kecil. Mingyu tersenyum melihat tingkah Jeonghan yang menggemaskan.

Seungcheol menghembuskan nafas berat sebelum akhirnya ia pamit pulang. Mingyu masih menemani Jeonghan dan mengobrolkan hal yang tidak penting bersamanya. Sesekali Jeonghan tertawa karena lelucon Mingyu yang sebenarnya sama sekali tidak lucu. Jeonghan menguap kecil dan membuat Mingyu melirik ke arah jam dinding dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Tidurlah cheonsa."ucap Mingyu sambil tersenyum dan mendorong bahu Jeonghan pelan agar ia berbaring di atas kasur. Jeonghan hanya diam saja saat Mingyu merapikan rambutnya dan menaikkan selimutnya.

SHS High SchoolWhere stories live. Discover now