Jeonghan mengusap wajahnya kasar dan perlahan bangkit. Jeonghan mengatur pernafasannya dan hendak melangkah pulang sebelum sepasang tangan menahan pergerakannya. Jeonghan memberontak namun ia tak sadarkan diri saat sosok itu menutupi hidungnya dengan kain yang sudah diberi obat bius.
--
Jeonghan mengerjap-ngerjapkan kedua matanya perlahan dan rasa pening mulai menjalari kepalanya. Jeonghan merintih kecil sebelum akhirnya ia membuka kedua matanya. Jeonghan mengedarkan pandangannya dan ia mendapati dirinya sedang bersandar pada sebuah dinding di sebuah ruangan dengan penerangan yang minim.
"Oh cheonsa, kau sudah bangun?"
Jeonghan amat sangat mengenali pemilik suara itu. Jeonghan mengerutkan keningnya kesal saat melihat Doyoon berjalan menghampirinya dengan angkuh. Doyoon memegang rahang Jeonghan dan langsung ditepis Jeonghan kasar.
Doyoon tertawa menyeramkan. "Jangan kasar padaku kalau kau tidak mau kejadian kemarin terulang lagi sayang. Kau tau siapa yang berkuasa sekarang."ucap Doyoon sambil melayangkan tatapan tajam yang menusuk.
Jeonghan mengalihkan pandangannya. "Aku tidak peduli."
Doyoon tersenyum meremehkan. Doyoon merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya yang berwarna abu-abu metalik. Doyoon menekan beberapa nomor dan menghubungi seseorang.
"Angkat Choi Seungcheol bodoh!"geram Doyoon yang membuat Jeonghan menoleh dan melotot ke arahnya. Doyoon nampak masa bodoh sembari mengumpat kesal karena panggilannya yang tak kunjung diangkat.
"Yeoboseyo.."
"Apa kabar Seungcheol-ah?"
"Jang Doyoon. Aku tidak ada urusan lagi denganmu."Jeonghan bergidik saat mendengar suara Seungcheol yang berubah menjadi dingin.
Doyoon tertawa meremehkan. "Benarkah? Tapi salah satu milikmu yang paling berharga kini sedang bersamaku Choi Seungcheol."
"Apa maksudmu?"
"Malaikatmu, Yoon Jeonghan. Kini sedang bersamaku."Doyoon menatap Jeonghan dan menyodorkan ponselnya. "Bicaralah bodoh."
Jeonghan menggeleng dan mengatupkan kedua bibirnya rapat-rapat.
"KUBILANG BICARALAH!"Doyoon menarik rambut Jeonghan kasar sehingga membuat Jeonghan berteriak kesakitan.
"Ah sakit sakit!"rintih Jeonghan sambil berusaha melepaskan tangan Doyoon yang menarik rambutnya.
"Sialan kau Jang Doyoon!"
Jeonghan dapat mendengar Seungcheol berteriak penuh amarah sebelum akhirnya panggilannya terputus. Doyoon tersenyum puas. Ia menarik tangannya dari rambut Jeonghan dan membuat Jeonghan terhuyung kebelakang.
Doyoon lalu berjalan keluar dari ruangan gelap itu dan mengunci Jeonghan dari luar. Jeonghan terduduk merosot di lantai. Kepalanya semakin pening setelah rambutnya ditarik oleh Doyoon tadi. Jeonghan bersandar pada dinding sembari mengatur nafasnya yang memburu. Ia memijit pelan pelipisnya berusaha menghilangkan rasa pening yang menyerang kepalanya. Jeonghan kemudian mengedarkan pandangannya pada seisi ruangan untuk mencari jalan keluar.
Pandangan Jeonghan berhenti pada sebuah tali tambang di sudut ruangan. Jeonghan meraih tali itu dan berjalan mendekat ke sebuah jendela berukuran sedang yang berada di dekatnya. Jeonghan melihat keluar dari dalam jendela. Sepertinya ia sedang berada pada sebuah gedung tua yang tidak terpakai lagi. Jeonghan berada di ruangan yang terletak di lantai tiga. Ia melihat kebawah dan mendapati ada beberapa semak belukar di bawahnya.
YOU ARE READING
SHS High School
FanfictionYoon Jeonghan terpaksa pindah ke Seoul untuk mengikuti ibunya yang mendadak dipindah tugaskan ke Seoul. Ia pindah ke SHS HIGHSCHOOL, sekolah khusus laki-laki yang setiap kelasnya hanya terdiri dari dua belas sampai lima belas siswa. Kepindahannya me...