II

307 4 0
                                    

Otak Tasya sudah dipenuhi Reza, cowok gila itu berani beraninya mengatakan cinta kepada Tasya. Tidak tau diri.

Drrttttt drrtttt drrtttt

Handphone Tasya bergetar diatas meja, membuat pikiran tasya beralih ke benda tersebut.

Iky iky Beb

Itulah nama yang tertera di handphone Tasya, tanpa pikir panjang langsung saja tasya mengangkatnya.

'Haloo caca'

Suara itu membuat Tasya mengulum sebuah senyum, betapa rindunya Tasya kepada suara itu.

"Ha...loo iky"
'Iky kangen caca'
Oh...lihat betapa manisnya pacar Tasya.

"Aku juga kangen iky."
Tasya yakin orang orang pasti akan berpendapat bahwa hubungan mereka sangat aneh. Lihatlah!

'Mungkin aku bakalan lama balik ke Indonesia, aku sudah berusaha menyelesaikan urusanku secepatnya, mungkin 6 bulan kedepan aku baru bisa balik'

Ucapan itu membuat Tasya kesal setengah mati.
"Kamu selalu sibuk, bilangnya selalu bulan depan balik, terus 6 bulan lagi, jangan jangan disana kau sudah ada perempuan lain ya?!"

'Kamu kok....'

"Alah...."

Titttttt
Sambungan dimatikan secara sepihak.

Tasya benar benar kesal.

~~~

Bangun dengan keadaan mata yang bengkak benar benar tidak nyaman .

Yup, Tasya menangis sampai sesegukkan semalam, menangisi kebodohannya yang sudah membentak Rizky.

Tasya terbawa emosi sehingga membuatnya marah marah.

Pagi ini mungkin Tasya harus menutupi mata bengkaknya itu.

Memakai kacamata hitam mungkin?

Tasya berjalan ditengah hujan ' dibawah payung hitam ... Ku berlindung...' Lagu di bawah payung hitam yang diputar di toko DVD sebelah mengiringi langkah kaki Tasya. Sambil memakai kacamata hitam...? "Orang itu kenapa sih?" Bisik-bisik tetangga terdengar samar di tengah hujan. Tampaknya orang-orang sedang membicarakan Tasya.

Mari kita lihat apa yang terjadi! Kita kembali ke Tasya. Tasya? Tasya?

Payung hitam, baju kaos kuning, celana jins, dan... Apa!? Kacamata!? Orang gila mana yang memakai kacamata ditengah hujan?

Ting tong!
Suara bel pintu menyadarkan Tasya dari lamunan mengerikannya.

"Sebentar..." Teriak Tasya berjalan untuk buka pintu.

"Kyaaa!!!" Teriak seorang perempuan yang berdiri di depan pintu yang saat ini berperan sebagai tamu tidak diundang dan dia juga yang baru saja menekan bel berulang kali.

"Lihatlah mayat hidup ini!!! Apa yang terjadi? Kau baru aja mati untuk kesekian kalinya ya?" Katanya saat Tasya selesai membuatkan minum.

Tasya beranjak meninggalkan sang tamu tanpa menghiraukannya sama sekali, sepi.
Hanya ada adik kembarnya di meja makan.

Pasti papa dan mamanya sudah berangkat pagi pagi ke Malang. Selalu begitu.

Nafsu makannya hilang, Tasya harus membawa bekal dia tidak yakin lambungnya sanggup menahan lapar lebih lama.

Lambung ini tidak bertahan lama, selama aku menunggu iky yang tidak kembali kembali dari mencari kehidupan dimasa depan bersama Tasya.

'Duh....baper eh laper. Gara gara ngomongin iky Tasya jadi laper, jadi niat bawa bekalnya gagal.'
Tasya melihat ke belakang dan disana telah berdiri sang tamu yang berbicara sendiri seolah sang tamu dapat mengeluarkan apa yang dipikirkan Tasya.

"Apa aku artis?" Tanya Tasya.
"Apa cekcok dengan Rizky membuat otakmu berputar 180 derajat, wahai zombiku?" Sang tamu balik bertanya.

"Kalau gitu, gimana bisa berita yang baru aja terjadi semalam bisa ke sebar?" Kata Tasya sambil mengunyah roti tawarnya.

"Hei... Aku... Nazira yang udah berteman lebih dari setengah abad dengan kau. Gimana bisa aku gak tau hal ini? Jangan pernah meragukan orang dalam. Hahahahahaha" kata sang tamu yaitu teman masa kecil Tasya yang bernama Nazira.

Spontan Tasya melihat si kembar yang sedang mengintip dari balik dinding dapur, dengan tatapan dendam Tasya melihat 2 adiknya itu yang membuat kedua adiknya cepat-cepat pergi dari misi mengintipnya.

??????????

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang