Bag 5 : Kekhawatiran

596 16 11
                                    

Nayla berjalan seorang diri di lorong gedung universitas menuju ke ruang kelas. Dari belakang punggung dimana ia lalui, ternyata ada teman akrabnya, yaitu Vanya yang tengah mengendap seakan ingin berbuat suatu hal tersembunyi pada temannya itu. Namun, ia buru-buru mengurungkan fikiran kotor tersebut dari otaknya begitu melihat langkah gontai pada gadis itu yang membuat Vanya berganti dengan mentautkan kedua alisnya.

"Nay"

Vanya menyikut lengan Nayla. Benar saja, ia mendapat tatapan tidak semangat dari gadis itu.

"Ada masalah dengan—suami lo?"

Vanya bertanya agak hati-hati. Ya, walaupun dia suka seenak jidat tapi dia juga tahu batasan. Nayla yang ditanya tampak menggeleng dan menarik nafas panjang kemudian menghelanya dengan sedikit kasat. Karena Nayla selama ini ceria-ceria saja, fikir Vanya. Lalu tiba-tiba jadi moodnya berubah akhir-akhir ini.

"Rayfan, jadi makin sibuk" keluh Nayla. Membuat Vanya akhirnya menepok jidatnya sendiri.

"Lah gue kira kenapa. Kan dia bapak Direktur, Nay. Ya pasti sibuk" timpal Vanya tak habis pikir.

"Ya barangkali dia emang ada client penting, mangkannya suami lo jadi sibuk banget" sambung Vanya lagi. Nayla menggeleng pelan.

"Tapi, gue ngerasa Ray aneh aja setelah pertemuan itu" ceplos Nayla tanpa sadar membuat Vanya menatap ke arah dirinya.

"Pertemuan apa?" selidik Vanya penasaran. Nayla jadi menatap ke arah temannya.

"Eh anu.. itu," dia menjeda sebentar. Lalu, lagi-lagi ia menghela nafas "Hahh.. Jadi dia pernah ngajak gue makan siang gitu bareng relasi-kerja katanya, namanya Dave..."

Keduanya sampai di dalam kelas dan duduk di bangku yang sama berdampingan. Sebelum kembali menjelaskan kepada Vanya yang sudah penasaran. Nayla menatap temannya itu tanpa makna dari ekspresi yang ia tujukan.

"Ray bertingkah aneh sama lo sejak itu?" sergah Vanya melihat temannya itu tak kunjung menjelaskan.

"Bukan. Cuma emang beberapa hari ini dia jadi makin larut aja pulangnya." jawaban Nayla membuat Vanya menimang fikiran Nayla yang menganggunya.

"Terus maksud suami lo aneh setelah ketemu Dave itu kenapa?"

Nayla bergerak sedikit mendekat ke tubuh Vanya dan berbicara agak berbisik.

"Soalnya Ray kelihatan gak suka gitu sama Dave itu, Van. Gue juga gak tahu dia siapa, walaupun dia mengenalkan dirinya sebagai relasi kerja. Setelah pertemuan itu, Rayfan jadi makin sibuk di kantor. Pulang larut, dan parahnya... " Nayla semakin membuat Vanya intense menatap.

"...setiap pulang dia bau alkohol" mata Vanya membulat.

"—dia minum-minum?"

"Iya. Meskipun tidak banyak" jujur Nayla ketika mengingat keadaan Ray.

Beberapa hari setelah pertemuan dengan Dave. Rayfan memang semakin sibuk di kantor. Nayla memang tidak tahu menahu adakah masalah yang menimpa Ray. Tapi, ia juga tidak bertanya jika ia fikir Ray tidak membahasnya. Namun, Ray memang sempat menyampaikan jika dirinya harus berhati-hati pada Dave.

- - -

Rayfan nampak sibuk dengan berkas-berkas di meja kerjanya yang sudah sangat terlihat tidak rapi dari biasanya. Sesekali ia mengumpat karena kesal. Ketika sibuk dengan berkas-berkas tersebut, ia terfikir sesuatu. Tangan kanannya sudah bergerak mengamit gagang telfon di meja kerjanya kemudian menekan tombol pada telfon yang tersambung untuk menghubungi Fey, sekretarisnya yang berada di seberang ruang kerjanya.

"Fey, tolong ke kantor saya" sahut Ray setelah bunyi

–tut–

"Saya segera ke sana, Pak" jawab Fey cepat tanggap.

When I See You Again [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang