-오-

1.7K 258 7
                                    

Yoo ri berjalan dengan gamang menuju rumahnya, hari ini ia libur shift dan memilih untuk pergi menyempatkan diri ke suatu tempat. Agak aneh memang, ia pergi menuju tempat persemayaman temannya dan orang tuanya. Tujuannya adalah ingin melepaskan rasa rindunya dan menyempatkan diri kesana.

Ia keluar dan membawa hani bersamanya. Tidak lupa juga ia menyempatkan pergi membeli bunga yang beragam dan sesuai dengan yang disukai ketiga temannya serta orang tuanya.

Ia pun menaiki bis dan pergi ketempat tersebut.

.

.

.

Sesampainya disana, aku pun turun dan berdoa pada satu persatu tempat orang yang ku sayangi. Tanpa sadar aku merasakan air mataku yang meleleh karena mengingat orang tuaku yang terkena imbas akibat perlakuanku sendiri.

Selain digosipkan sebagai pembunuh, aku juga dianggap tidak baik karena selalu pulang malam, padahal semua itu akibat memiliki shift yang malam sekali.

Sungguh...

Di pikiranku tidak terbesit pikiran untuk melakukan hal yang merugikan bagi diriku sendiri.

Malam ini sudah agak larut, namun aku memilih untuk menikmati pemandangan Sungai Han terlebih dahulu.

Tiba-tiba saja sebuah tangan menepuk punggungku. Sontak ku melihat kearahnya dan terkejut melihat keberadaan namja itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku lalu ia hanya mengedikan bahu dan menyodorkanku sekaleng minuman.

"Terima kasih, tapi aku tidak perlu." Ucapku tanpa berniat mengambil minuman kaleng itu dari tangannya.

"Malam tidak baik untukmu, kenapa kau disini?" Tanya namja itu lagi sambil melihat kearahku. Kulirik ia sempat terkejut melihat seekor anjing yang berada pada pelukanku.

"Bukan urusanmu, biarkan aku sendiri." aku terus melihat kearah depan, dan mengelus anjingku yang sepertinya sudah tertidur di pelukanku.

"Mianhae." Ucap namja itu yang membuatku tidak bergerak dan bungkam.

"Untuk apa?"

"Semuanya."

Deg!

Aku bingung untuk membalas ucapannya.

"Kau tidak salah Yoongi-ya, untuk apa kau meminta maaf. Kau itu tidak tercela, bahagianya menjadi dirimu yang disuka banyak orang." Hanya itu yang ada dipikiranku sekarang.

"Kau kaya raya, kau pintar, kau memiliki orang tua yang lengkap, kau dapat bermain segalanya, kau memiliki banyak penyuka disekolah yang selalu membelamu, kau memiliki segalanya, kau terlalu... egois." aku menitikkan air mata lagi untuk kedua kalinya hari ini.

"Karena kau, tanganku yang kanan menjadi seperti ini. Karena kau, aku selalu digosipkan. Karena kau, tasku rusak. Aku kalah, aku kalah Yoongi-ya."

"Kau ingat saat kau kelas 2 Smp?" Tanyaku namun ia menggelengkan kepala, aku hanya menunduk resah.

"Aku yeoja bodoh yang menganggap sebuah pohon dapat berbicara. Hah... Ternyata kau dapat lupa juga Yoongi-ya" Ucapku yang membuat dirinya menundukan kepala.

Hening sejenak. Hanya suara senyap dari sungai Han yang mengusik telingaku dan suara mobil yang berlalu lalang.

"Aku mengingatmu." Ucapnya yang membuatku tersenyum sebisa mungkin.

"Terima kasih telah membuatku susah Yoongi-ya, mungkin ini hari yang tepat untuk mengucapkannya-"

"Mianhae Yoo-" Ucap Yoongi sambil menatap kearahku.

"Jauhi aku." Balasku cepat dan memotong ucapannya. Aku beranjak berdiri lalu meninggalkannya sendirian disana...

.

.

.

Flashback.

Yoongi kecil pun kehilangan kesadaran dan terjatuh diatas Yoo ri.

Namja yang selalu dipanggil jelek oleh Yoo ri itu tepat berada diatasnya. Yoo ri dan Yoongi masih terlalu polos untuk melakukan hal yang tidak terpuji. Namun semua itu gagal saat bibir mereka bersentuhan.

Hal itu membuat mereka menyadari satu sama lain dan langsung menjauh.

Saling menjauh hingga akhirnya saat kelas 1 SMA. Yoo ri menyadari kehadiran Yoongi yang masuk kembali kedalam hidupnya dan menjadi salah satu murid disekolahnya...

Setiap hari Yoo ri terus melihat Yoongi yang selalu dikerumuni oleh banyak yeoja.

Apa ia tidak menyadari 2 tahun saat itu? Apa Yoongi tidak sadar bahwa selama ini Yoo ri memendam perasaan pada dirinya?

Remember saat Yoo ri di gosipi dan di lukai oleh yeoja-yeoja sekitar namun ia tidak melawannya melainkan mendiamkannya?

Hanya gadis itu yang tahu hatinya saat itu. Ia ingin dekat dengan Yoongi, namun tatapan sengit dari para yeoja membuat dirinya harus mundur.

Saat tanding basket, Yoo ri benar-benar tidak percaya dapat satu lapangan dengan Yoongi, terutama lagi dengan adanya taruhan mengucapkan maaf itu. Jika Yoo ri tidak ingin benar-benar dekat, untuk apa ia menyanggupi hal bodoh seperti itu dan berakhir melukainya sendiri.

.

.

.

Pagi pun menyongsong seorang yeoja yang tidak henti-hentinya menangis, ia tidak ingin masuk sekolah. Tapi semua itu ditolak mentah-mentah oleh hatinya, ia harus sekolah dan bersabar terhadap maki-makian.

Hari ini ia masuk dengan mata yang cukup sembab dan berjalan melewati tatapan mematikan dari setiap yeoja penggemar Yoongi.

Ia melihat namja yang ia ingin lihat hari. Namun namja itu hanya melewatinya begitu saja dan Yoo ri mendapati semua tatapan yeoja yang tersenyum sinis.

'Terima kasih telah membuat hatiku hancur seperti ini, tapi ini adalah jalan terbaik.' Batin gadis itu.

Lagi pula namja itu juga tidak memiliki perasaan terhadap Yoo ri bukan? Jadi untuk apa Yoongi memperhatikan hati yeoja yang sudah ia hancurkan hingga berkeping-keping?

Jungkook pun tersenyum kearah Yoo ri. Yeoja itu membalasnya dengan senyum terpaksakan.

Jungkook berjalan mengikuti arah kemana Yoo ri berjalan. Namja itu terkejut melihat mata Yoo ri yang agak sembab.

"kau menangis semalaman Yoo ri-ya?" Tanya Jungkook yang membuat Yoo ri mengangguk pelan dan ingin mengutuknya sendiri.

"Ceritakanlah padaku, setidaknya kau dapat tenang. Kutunggu kau di bangku taman, ada yang ingin kuucapkan juga kepadamu." Ucap Jungkook sambil tersenyum

Yoo ri tertegun dengan senyuman itu lalu mengangguk dengan mantap kearahnya.

Tanpa disadari ada seseorang yang melihat mereka dengan tatapan sendu dan sulit diartikan.

'Kau meninggalkanku karena namja itu rupanya'

-tbc-

Just leave some comment:)

Undesire Reality [Min Yoongi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang