13. JEJU-DO [ JEJU ISLAND]

2.1K 259 4
                                    



Sudah hampir empat hari Suzy berada di Pulau Jeju untuk melakukan observasi lokasi pembangunan hotel Baekhyun sekaligus observasi hotel-hotel yang berada di sekitarnya. Baekhyun memang tidak main-main mengenai ucapannya yang akan menanggung seluruh biaya akomodasi tim Suzy saat di pulau Jeju.

Semua fasilitas yang tim Suzy terima saat ini gratis, karena memang Baekhyun yang menanggungnya. Dan ini merupakan hotel ke empat yang mereka tempati dalam empat hari belakangan ini.

Karena tim Suzy berjumlah empat orang maka mereka memesan satu kamar untuk satu orang dengan kelas yang berbeda. Mereka memesan satu kamar cadangan lagi sebagai tempat berkumpul mereka ketika sedang mengerjakan proyek rancangan tersebut.

Seperti sekarang ini, Suzy sedang mengerjakan desain rancangan hotel tersebut di sebuah kamar suite di salah satu hotel bintang lima yang ada di pulau Jeju. Semua rekan Suzy sedang makan malam di restoran yang ada di lantai satu di hotel ini, meninggalkan Suzy di kamar hotel itu sendirian.

Suzy tidak terbiasa jika sedang bekerja disela dengan acara-acara lain. Dia termasuk orang yang bekerja terus-menerus tidak bisa diselingi oleh kegiatan lain hingga pada akhirnya membuatnya lupa sendiri pada segala hal, seperti waktu, makan, bahkan istirahat pun dia melupakannnya, karena saking asyiknya menggambar desain bangunan.

Tapi konsentrasinya seakan pecah saat ini. Tidak ada mood untuk menggambar tapi tidak ada juga keinginan untuknya makan malam bersama rekan-rekannya di restoran. Pikirannya terlalu berkecamuk saat ini, dan itu karena satu orang. Byun Baekhyun.

Sudah hampir lima hari dirinya tidak menghubungi Baekhyun, dan Suzy kesal akan hal itu. Tapi memang sebenarnya Suzy sendiri tidak memiliki nomor handphone Baekhyun sehingga dirinya tidak bisa menanyakan kabar dari prianya itu.

Mengingat pertengkarannya yang terakhir dengan Baekhyun hanya karena sebuah alasan konyol membuatnya semakin kesal akan dirinya sendiri. Dengan tidak sabaran Suzy menyambar gelas wine yang ada di dekatnya, berusaha menjernihkan pikirannya.

Sebenarnya Suzy masih dilarang untuk meminum minuman beralkohol, tapi apa mau dikata, Suzy tidak bisa bekerja jika tidak ada wine di dekatnya. Otaknya seakan tidak bisa bekerja saat cairan itu tidak memenuhi kerongkongannya.

"Ke mana yang lainnya?" ucap sebuah suara dari arah pintu masuk dan berhasil mengejutkan Suzy yang tengah asyik meminum wine kesukaannya itu hingga membuat cairan itu sedikit menyembur dari mulutnya dan berhasil mengotori kertas desain yang sedang dia kerjakan.

Suzy terbatuk-batuk saat wine tersebut ada yang masuk ke dalam saluran pernafasannya. Dirinya sedikit memukul-mukul dadanya untuk meredakan rasa sakit akibat tersedak minuman.

"Gwaenchana?" tanya orang itu lagi sambil segera menghampiri Suzy, dan mengusap-usap punggung Suzy.

Wajahnya begitu khawatir saat melihat Suzy masih juga tidak berhenti terbatuk-batuk. Setelah cukup reda, Suzy segera membalikkan badannya untuk menghadap orang yang sudah membuatnya tersedak minumannya sendiri karena terkejut.

Suzy memandang orang yang di depannya ini tidak percaya. Bukankah dia ada di China? Bagaimana dia bisa sampai ke sini? Bukankah dia mengatakannya sendiri jika urusan di sana tidak tahu akan selesai kapan? Lantas kenapa sekarang dia ada di sini? Tanyanya dalam hati.

Seakan mengerti arti dari tatapan Suzy yang diberikan padanya, pria itu pun menghela nafas dalam, kemudian membawa Suzy ke dalam pelukan hangatnya.

"Aku tidak bisa berkonsentrasi bekerja, karena aku meninggalkan wanitaku dalam keadaaan marah padaku." Ucapnya sendu sambil mengeratkan pelukannya.

"Ich vermisse dich so sehr, liebe (Aku begitu merindukanmu, sayangku)." Tambahnya lagi sedikit berbisik di telinga Suzy.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang