23. Kim Sejeong

2K 188 29
                                    

Senyuman bahagia tidak pernah lepas dari wajah Baekhyun senin pagi itu. Hampir semua karyawan yang berpapasan dengannya dapat melihat senyuman maut yang dimiliki Baekhyun. Beragam reaksi ditunjukkan karyawannya saat melihat senyuman dari atasannya itu walau mereka tidak mengetahui apa penyebabnya. Namun, senyuman Baekhyun langsung hilang kala dia membuka pintu ruangannya dan mendengar sebuah suara merdu dari orang yang sangat dihindarinya menyapa kedatangannya pagi itu.

"Kau terlihat sangat bahagia, oppa." Baekhyun memejamkan matanya dan langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedatar mungkin. Perasaan bahagia karena akhir pekan yang begitu luar biasa dengan Suzy, istri barunya, hilang seketika digantikan oleh perasaan kesal luar biasa.

"Untuk apa kau datang ke ruanganku pagi-pagi sekali?" tanya Baekhyun dengan nada datarnya. Baekhyun berjalan menuju kursi kebesaraannya sambil berusaha mengabaikan keberadaan Sejeong di ruangannya. Walaupun Sejeong berpenampilan sangat menawan, hal itu tidak membuat Baekhyun terpesona sedikit pun padanya.

"Aku ke sini untuk membicarakan masa depan kita." Tungkasnya dengan nada santai mengabaikan sikap dingin Baekhyun. Sejeong sudah terlalu kebal dengan sikap dingin Baekhyun padanya.

"Tidak ada masa depan di antara kita. Dan tidak akan pernah ada sampai kapan pun."

"Benarkah? Kau tercepat mengambil keputusan, oppa." Sejeong menyilangkan kakinya memperlihatkan kaki jenjangnya yang indah karena dress yang digunakannya hanya beberapa senti di atas lutut. Sejeong tersenyum begitu manisnya untuk membalas tatapan tajam Baekhyun padanya. Baekhyun sedikit menggeram ke arah Sejeong dari balik meja kerjanya, tapi tidak menciutkan nyali Sejeong sedikit pun.

"Apa yang kau inginkan?" senyuman Sejeong semakin lebar mendengar pertanyaan yang dilontarkan Baekhyun.

"Tentu saja kau tahu apa yang aku inginkan, oppa."

"Aku tidak punya waktu untuk bermain-main denganmu."

"Kau pikir aku sedang bermain-main?" Sejeong menaikkan sebelah alisnya merasa tersinggung dengan perkataan Baekhyun padanya. Baekhyun memijat pelan pelipisnya merasa pusing dengan kekeraskepalaan gadis di depannya itu.

"Sejeong-ah, berhetilah bersikap kekanakan seperti ini. Di luar sana masih banyak laki-laki baik yang bersedia mengantri padamu, kecuali aku. Jadi, kumohon berhentilah." Ucap Baekhyun sedikit memohon kepada Sejeong. Wajah tersenyum Sejeong langsung berubah saat itu juga. Tidak ada senyuman manisnya lagi yang dapat meluruhkan hati laki-laki siapa saja yang melihatnya. Sejeong menatap Baekhyun serius seperti apa yang Baekhyun lakukan padanya.

"Tidak ada laki-laki di dunia ini yang aku inginkan kecuali dirimu, oppa. Dan kau tahu itu." ucap Sejeong menunjukkan betapa seriusnya dia akan ucapannya.

Baekhyun menghela napas dalam mendengarnya. "Aku sudah menjadi milik wanita lain, Sejeong-ah." Baekhyun memutuskan untuk memberitahu Sejeong apa yang sebenarnya telah terjadi antara dirinya dengan Suzy.

"Suzy?" reaksi berbeda justru ditunjukkan Sejeong saat mendengarnya. Dia tersenyum miring ke arah Baekhyun, membuat Baekhyun mengernyit heran dengan sikapnya itu.

"Kami sudah menikah."

Suara tawa merdu langsung menggema di ruangan Baekhyun. Kernyitan di kening Baekhyun semakin dalam saat melihat Sejeong yang sedang tertawa. Entah apa yang membuat pernyataan Baekhyun terdengar lucu di telinga Sejeong. Baekhyun tidak mengerti.

Setelah berhasil menguasai dirinya, Sejeong kembali menatap Baekhyun sambil tersenyum mengejek. "Aku sudah mengetahuinya, tapi aku tidak sangka oppa akan memberitahunya secara langsung. Aku pikir oppa akan menyembunyikannya sampai pertunangan Suzy dan Myungsoo berakhir, tapi nyatanya aku salah."

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang