Prologue

1.1K 43 0
                                    

28 SEPTEMBER, 2016

Musim di kota London bulan ini memasuki musim dingin. Banyak orang berlalu-lalang mengenakan jaket kulit, mengenakan sarung tangan. Kabar dari penyiar-penyiar di televisi juga mengatakan bahwa hari ini suhu di kota London kemungkinan mencapai minus tiga derajat celcius. Sebagian orang memilih untuk berdiam di rumah dan menikmati teh hangatnya. Namun sebagian orang, dengan terpaksa, harus keluar untuk sebuah kepentingan.

Pintu kafe terbuka, menandakan seseorang baru saja keluar dari kafe itu. Gadis dengan rambut berwarna coklat gelap itu baru saja menghangatkan tubuhnya. Dan saat gadis itu keluar, dingin mulai kembali menusuk tubuhnya. Gadis itu merapatkan jas kulitnya erat-erat. Lalu dengan sepatu boots berwarna hitamnya itu, dia mulai berjalan menerobos dinginnya udara pagi itu.

Gadis dengan rambut coklat itu berjalan menuju sebuah butik besar yang ternama. Butik milik keluarganya yang cukup terkenal di kota London. Saat membuka pintu itu, bunyi lonceng otomatis berdering. Dan seorang wanita menyambutnya.

"Selamat datang, Nona," ujar wanita itu menundukkan tubuhnya.

Gadis itu tersenyum, "Bunda ada di mana?" tanyanya lembut.

"Ibu baru saja keluar. Mungkin sebentar lagi akan balik," jawab wanita paruh baya itu.

Gadis itu mengangguk, "Oh iya tadi ada cowo ke sini nggak?"

Wanita paruh baya itu mengerutkan dahinya. Tak ayal juga, dia menggeleng dan membuat gadis itu menghela napas kecewa. Lalu gadis itu tersenyum dan berjalan menuju sofa kosong berwarna hitam yang mengkilat.

Gadis itu menghela napas pelan lalu tersenyum miris. Memori lama yang berusaha dilupakannya kembali mewujud ke permukaan. Sesusah apa gadis itu berusaha melupakan memori itu, dia takkan pernah bisa melupakannya. Seakan-akan memori itu menempel erat dalam benaknya.

"Hal apa yang paling lo takutin?"

"Dilupakan."

"Lo takut dilupakan?"

Gadis itu tersenyum lalu mengangguk, "Iya, gue takut dilupakan."

"Secara nggak langsung, berarti lo selalu mau diperhatiin?"

"Bukan. Bukan soal gue selalu mau diperhatiin. Tapi ini soal melupakan dan dilupakan."

[a/n]

Ini dia prologuenyaaa! Huehehe! Cek part 1 di ZicoZxx yaaa. Jan lupa votes dan comments!

Regards,
Deraa

Forgotten UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang