Awal rasa itu

103 19 9
                                    

*****
PART 2
*****

Seperti biasanya, ini hari yang biasa. Aku bangun pagi-pagi untuk bersiap-siap sebelum kesekolah.
Aku bangkit dari tempat tidur ku yang empuk.

Entah kenapa rasanya aku malas untuk pergi kesekolah hari ini. Tetapi aku melawan rasa malas ku aku segera berjalan menuju kamar mandi. Selesainya mandi aku memakai seragam sekolahku,kemudian menuju ruang makan untuk sarapan.

Selesai sarapan aku berpamitan dengan mama

"Lea pergi dulu ya maa" ucapku sambil menyalam mama ku.

"Iya, hati-hati di jalan. Belajarnya juga ya yang bener" ucap mamaku

"Iya mama." Ucapku dan langsung masuk ke dalam mobil.
Ya memang seperti itu setiap pagi, aku selalu diantar oleh papa pergi kesekolah.
Sesampainya disekolah, aku berjalan masuk menuju kelasku. Saat aku melewati gerbang sekolah.

Tiba-tiba dari belakangku muncul seseorang yang mengendarai sepedanya. Aku tau jelas itu siapa. Siapa lagi kalau bukan Nial.
Dia langsung menyamai laju sepedanya dengan aku yg sedang berjalan.

"Pagi...." sapanya riang

"Haha,pagi" sapaku dengan nada suara yang biasa saja.
Lalu ia melewati ku dan menuju tempat parkir sepeda.
Kebetulan parkiran sepeda ada di belakang kelasku.

Sampai dikelas aku langsung meletakkan tas ku dan bersandar di dinding,karna aku duduk dipojokan.
Aku mengeluarkan hp ku dan mulai fokus memainkan game yang ada sembari menunggu bel masuk.

*****

"Lea, bisa boleh ibu minta tolong?" Tanya Bu Rima. Sekarang memang sudah jam istirahat dan Bu Rima ini adalah salah satu guruku. Dia mengajar pelajaran kimia.

"Boleh bu, minta tolong apa ya?" Tanya ku sopan. Biasalah setidaknya didepan guru jaga sikap dan sedikit pencitraan.

"Tolong kamu antarkan buku-buku ini ke ruang guru dan letakkan di atas meja ibu. Bisa kan?" Tanyanya sambil menyodorkan setumpuk buku tulis pada ku.

"Baik bu" jawab ku dan berjalan menuju ruang guru sambil membawa tumpukkan buku yang cukup tinggi.

"Hey, berat banget yaa? Sini gue bantuin" ucap sesorang seraya mengambil sebagian buku yang tertumpuk  diatas tangan ku.

Saat aku melihat siapa yang membantuku, aku cukup kaget. Ternyata Nial, tapi sejak kapan dia ada disampingku.

"Kok lo disini?" Tanyaku langsung karna aku sedikit bingung juga

"Tadi gue lihat lo kesusahan gitu bawanya, mana banyak lagi. Pasti berat, makanya gue susulin lo dan bantu lo" jawabnya

"Oh, thanks yaa" ucapku sambil tersenyum

"Sama-sama" ucapnya sambil tersenyum menawan.

Deg.

Astaga senyumnya. Jantung gue kenapa nih?
Kayanya kalo lihat senyum nial terus gak bagus buat kesehatan jantung gue deh. Ucap bathin ku.

*****
Bel pulang berbunyi
Aku segera merapikan buku ku dan memasukkannya ke dalam tas.
Aku berjalan keluar kelas dan duduk sebentar di bangku depan kelas ku ini.
Tiba-tiba hp ku bergetar,aku segera mengambilnya dan menslide layar. Pesan dari Mama

"Pulang sama Sindy aja ya? Mama sama Papa ada acara. Hati-hati pulangnya"

Melihat pesan dari mama aku menarik nafas perlahan. Aku segera berlari menghampiri Sindy. Oh,iya aku lupa. Sindy teman aku sejak SMP. Kami sudah sangat dekat. Bahkan bisa dibilang seperti saudara.

"Sin,pulang barengan ya?" Tanya ku pada sindy
Sindy pun menjawab

"Maaf Lea. Gue di jemput nih.Sorry ya" dengan wajah tak berdosanya dia meminta maaf.

Alhasil aku bingung sendiri, bagaimana aku pulang?

"Hayooo... ngelamunin apa?"
Tanya Yola mengagetkan ku

"Dasar kambing, buat orang jantungan aja. Gue bingung nih yol, ga ada yg jemput. Mau pulang bareng siapa coba?"

"Duh,gimana ya? Bukannya gue ga mau bantu nih le,tapi lo tau sendirikan kalau gue ga bisa bawa kendaraan"

"Hm,iya gapapa kok" jawab ku santai

Tiba-tiba Nial datang dengan wajahnya yang selalu ceria,dari raut wajahnya tak pernah terlihat sedikitpun kalau dia sedang ada beban.

"Hy Le,Yol" sapanya riang

"Hy" jawab ku lesu

"Kenapa Le? Mukanya kok sedih gitu?" Tanya Nial

"Ih, ini bukan muka sedih. Gue lagi bingung" ucapku dengan kesal

"Bingung kenapa Le?
Tanyanya yang langsung di jawab oleh yola

"Nih, dia ga ada yang jemput. Gatau dia mau pulang bareng siapa. Sindy udah di jemput soalnya"

"Bener Le?" Tanya nial padaku

"Ya. Gue takut kalo naik angkot sendirian" sambungku.

"Yaudah tunggu disini ya" kata-kata nial membuat ku bingung

"Mau ngapain emang?" Tanya ku

"Udah tunggu aja. Gue antar sepeda gue sebentar sekalian ganti baju. Ntar gue bawa motor kesini. Biar gue yang anterin lo pulang"

Mendengar Nial bicara seperti itu aku tidak langsung percaya, karna Nial terkenal dengan sifatnya yang PHP di sekolah ini. Bagaimana tidak? Banyak perempuan yang mengaguminya,kepintarannya,suaranya, apalagi kalo udah main musik kece deh dia.

"Ga mau. Ntar PHP lagi" jawab ku singkat

"Ga akan. Tunggu aja disini. Ntaran aja. Gue pasti balik kok. Tunggu yaa" ucap Nial sambil melajukan sepedanya.

Aku menyuruh Yola untuk menungguku sampai nial benar-benar kembali.
Setelah 10 menit, Nial datang. Awalnya aku ga percaya. Tapi itulah yang terjadi.

"Nih,pake" ucapnya sambil memberi sebuah helm hitam

"Oke" jawabku.
Tak perlu waktu banyak,aku segera naik ke motor Nial dan Nial langsung melajukan motornya. Diatas motor sesuatu hal aneh aku rasakan. Jantungku berdegup dua kali lebih kencang, tidak seperti biasa. Aku bingung. Mengapa bisa seperti ini? Apa karna aku di dekat Nial. Aku mengumpat dalam hati.

.................................................................................................................

Thanks buat yg mau baca. Tinggalkan vomment nya yaa. Thanks before:))

DELICATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang